temen saya bilang, itu semua dihambat oleh biaya siluman yg cukup 
signifikan, benarkah ???

salam/@nung
----- Original Message ----- 
From: "Wardoyo" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <ekonomi-nasional@yahoogroups.com>
Sent: Thursday, September 01, 2005 10:16 PM
Subject: RE: [ekonomi-nasional] Re: Commodity basket Re: Akibat Mental yang 
Terjajah


>
> Fokus,
>
> Kita harus mulai fokus terhadap fundamental industri kerakyatan. Bila 
> perlu
> bikin menteri pertanian, peternakan, kehutanan, UKM, distribusi hasil 
> tani,
> perikanan,perumahan dll. Taruh kantor2 menteri itu di Jogya, Di Sukabumi,
> atau di Palembang. Benahi industri dasar kita yg terkait pangan, kebutuhan
> dasar dan kesehatan. Kuatkan dulu dan kembalikan swasembada beras. Tanam
> kapas, obat2an dll. Janganlah pemerintah/menteri/gubernur duduk di menara
> gading dan ngga tahu apa2 kondisi rakyatnya. Kenapa hasil padi 5 th 
> terakhir
> flat/rata (BPS) dan tdk ada sedikit kepedulian akan hal ini. Kenapa
> beras/gula import makin dominan dan kita bangga memakannya. Jadi biarkan
> dunia bergoyang, asal fundamental kita kuat, kita bisa survive.
>
> Salam,
>
>> ----------
>> From: A Nizami[SMTP:[EMAIL PROTECTED]
>> Reply To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
>> Sent: 31 Agustus 2005 17:38
>> To: [EMAIL PROTECTED]; ekonomi-nasional@yahoogroups.com;
>> ppiindia@yahoogroups.com
>> Subject: [ekonomi-nasional] Re: Commodity basket Re: Akibat Mental
>> yang Terjajah
>>
>> Agar Indonesia bisa berhasil, Indonesia harus jadi
>> bangsa produsen. Bukan bangsa importir. Minimal kita
>> memproduksi kebutuhan kita sendiri.
>>
>> Tidak usah besar2, coba beri kredit kapal bagi
>> nelayan. Bagaimana kapalnya bisa berlayar meski tanpa
>> solar (mis pakai layar). Kemudian mengembangkan
>> pertanian sehingga beras, jagung, dan kedelai tidak
>> impor lagi.
>>
>> Coba kembangkan industri sepatu, pakaian, dsb,
>> sehingga kita tak perlu beli Reebok, Nike, Adidas,
>> dsb. Anggota DPR kita jadinya tak perlu ke Paris buat
>> beli sepatu Bally.
>>
>> Kalau kita memproduksi kebutuhan kita sendiri, kita
>> tidak butuh dollar kan? Minimal sebagian besar kita
>> produksi sendiri.
>>
>> --- estananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>> > Saya bukan ekonom tapi tiba2 berpikir begini:
>> >
>> > Sendainya gaji pegawai negeri, TNI dan Polri, dan
>> > UMR ditetapkan tidak
>> > berdasarkan rupiah tapi berdasarkan satu commodity
>> > basket yang banyak
>> > dihasilkan dari Indonesia, apa kira2 bisa melawan
>> > ketergantungan
>> > terhadap fluktuasi mata uang?
>> > Misalnya UMR harus sama dengan nilai nominal sekian
>> > commodity basket,
>> > berarti UMR naik dengan sendirinya seiring dengan
>> > naiknya harga-harga.
>> > Demikian juga pegawai negeri, TNI dan Polri. Ini
>> > kemudian membantu
>> > mencegah turunnya daya beli mereka. Seterusnya
>> > menjadi feedback untuk
>> > mencegah fluktuasi harga commodities tersebut.
>> > Demikian juga
>> > denda-denda yang ada dalam hukum Indonesia,
>> > seharusnya tidak
>> > berdasarkan rupiah yang terus terkena inflasi tapi
>> > commodity basket tadi.
>> > Karena commodity itu banyak dihasilkan di Indonesia,
>> > harga-harganya
>> > tidak terpengaruh fluktuasi mata uang, tetapi cukup
>> > juga menggambarkan
>> > laju inflasi. Referensi rupiah terhadap dollar yang
>> > dijadikan penentu
>> > pelaku bisnis harus diganti dengan referensi rupiah
>> > terhadap commodity
>> > basket yang berlaku nasional.
>> > Saya tidak tahu apakah pembangunan infrastruktur
>> > yang dicanangkan SBY
>> > akan menyedot tenaga kerja atau tidak, tetapi untuk
>> > mengatasi
>> > pengangguran tampaknya SBK-MJK menempuh jalur
>> > konvensional yaitu
>> > mengharapkan investasi asing, padahal RI tentu saja
>> > kurang "seksi"
>> > dibandingkan RRC dan India sekarang ini. Kita sudah
>> > masuk dead trap
>> > kalau kita mengandalkan investasi asing, karena
>> > pasti mereka minta
>> > banyak konsesi untuk bisa memutuskan bahwa usaha
>> > mereka akan untung
>> > dibanding jika mereka buka di Cina dan India.
>> > Satu-satunya cara di
>> > tengah persaingan dengan Cina dan India adalah
>> > memfokuskan diri di
>> > bidang di mana Cina dan India tidak punya kekuatan
>> > di situ, dan itu
>> > letaknya di lautan Indonesia yang luas dan kaya.
>> >
>> > Wassalaam,
>> > Nano
>>
>
>
>
> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
> Kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
> 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help Sudanese refugees rebuild their lives through GlobalGiving.
http://us.click.yahoo.com/hjNroD/EbOLAA/cosFAA/GEEolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke