…..Kelompok Karya Peduli Tani sudah beberapa musim tanam ini tidak lagi membeli 
benih padi, ketika panen mereka memilih padi terbaik lalu menyimpan di lumbung 
untuk ditanam kembali…..  
   
  Inilah contoh dari apa yang disebut dengan ‘mengembalikan kemandirian 
petani’, faktor yang selama ini selalu diabaikan oleh para stakeholder sektor 
pertanian.  
   
  Dapat dimaklumi kalau soal …ketika panen petani dapat memilih padi terbaik 
lalu menyimpannya di lumbung untuk ditanam kembali sehingga petani tidak lagi 
membeli benih padi… yang merupakan salah satu pilar kemandirian petani tak 
pernah dipedulikan oleh stakeholder pemulia benih padi varietas unggul, karena 
potensi bisnisnya yang menggiurkan. Saat ini kebutuhan benih padi varietas 
unggul sekitar 6 juta ton atau 6 milyar kilogram per tahunnya, dan masih akan 
terus berkembang lagi. 
   
  Dengan membayangkan apa yang akan didapatkan oleh dirinya dalam ikut meraup 
potensi bisnis ini, maka bagaimana mungkin ada (termasuk para peneliti di 
perguruan-perguruan tinggi) yang mau bersusah payah menciptakan benih padi 
varietas unggul yang memungkinkan petani ketika panen dapat menyimpan sebagian 
padinya di lumbung untuk ditanam kembali sehingga petani tidak lagi membeli 
benih padi di musim tanam berikutnya.
   
  Wallahu’alambishshawab.
   
  ***
   
  [EMAIL PROTECTED] :
   
  Joharipin (kiri) dan Muhamad Suryaman, keduanya petani dari Desa Jengkok, 
Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Kamis (11/9), 
memperlihatkan benih padi hasil persilangan yang mereka buat. Kedua petani ini 
sudah berhasil memuliakan benih walaupun baru dipakai sendiri dan tidak 
dikomersialkan.
   
  Perlawanan Petani Pemulia Indramayu
  Oleh *Haryo Damardono* dan* Hermas E Prabowo*
Kompas Rabu, 17 September 2008 | 03:00 WIB
<http://cetak. kompas.com/ printnews/ xml/2008/ 09/17/01522177/ perlawanan. 
petani.pemulia. indramayu#>


  Tatkala sebagian besar petani Indonesia terjebak dalam perangkap produsen 
benih maupun distributor sarana produksi pertanian, sekelompok petani di 
Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, "melawan".

Esensi perlawanan mereka dalam bentuk pembuktian diri bahwa mereka mampu 
meminimalisasi ketergantungan.

"Ada kenikmatan tersendiri melihat hasil penyilangan yang bagus. Petani jadi 
tambah semangat tiap kali mau ke sawah," ujar Muhamad Suryaman (27) dengan mata 
berbinar-binar.

Petani Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, itu bersama beberapa petani dari 
Kelompok Karya Peduli Tani sudah beberapa musim tanam ini tidak lagi membeli 
benih padi.

Mereka memproduksi benih sendiri. "Ketika panen, kami memilih padi terbaik lalu 
menyimpan di lumbung untuk ditanam kembali," ujar Muhamad.

Di Indramayu, selain Kelompok Karya Peduli Tani, ada 13 kelompok lain yang 
tersebar di 14 kecamatan. Mereka berkelompok mempelajari ilmu pemuliaan, 
morfologi tanaman dan bunga lengkap dengan perhitungan usaha taninya untuk 
mengembalikan dan melestarikan kekayaan keragaman genetik tanaman padi.

Introduksi varietas padi "unggul" di negeri ini memang telanjur mengikis 
varietas lokal.

Padahal, ada nilai unggul dari varietas lokal, yang boleh jadi diidamkan 
petani, terlebih, varietas lokal telah beradaptasi dengan lahan pertanian 
setempat sehingga ketika disilangkan, diharapkan memproduksi lebih banyak gabah 
atau buah padi. Lebih banyak gabah artinya petani lebih sejahtera.

[Non-text portions of this message have been removed]
   
   
   
   
   
   
   


  
---------------------------------
  
  Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah
  klik
  http://www.SyaikhAchmadSyaechudin.org
    
---------------------------------
  

       
---------------------------------
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke