Alan Greenspan Akui Sistem Pasar Bebas adalah Sebuah Kesalahan Jumat, 24 Okt
2008 11:33

Mantan Kepala Federal Reserve AS, Alan Greenspan akhirnya mengakui kesalahan
ideologi pasar bebas ala AS yang telah ia dan beberapa tokoh lainnya
terapkan selama bertahun-tahun.Pengakuan Greenspan menjadi pengakuan yang
sangat penting di tengah berbagai pernyataan tokoh-tokoh kunci yang selama
ini dianggap sebagai arsitek sistem keuangan dunia, yang kini mengalami
kekacauan akibat krisis perekonomian global.

Greenspan memimpin Bank Sentral AS selama 18 tahun, dan menjadi salah satu
arsitek sistem keuangan dunia yang berlaku saat ini. "Saya menemukan
kekurangan ... dalam model yang selama ini saya anggap sebagai struktur yang
paling berfungsi, yang mendefinisikan bagaimana ekonomi dunia seharusnya
bekerja," kata Greenspan saat memberikan keterangan di depan komite DPR AS.

Komite pemerintahan DPR AS meminta keterangan Greenspan untuk mendapatkan
bukti bahwa kebijakan-kebijakan ekonomi yang selama ini diterapkan dalam
sistem perekonomian AS menjadi pemicu krisis ekonomi global. Di hadapan
anggota Komite, Greenspan mengaku merasa tertekan melihat situasi yang
terjadi saat ini. Ia juga mengaku syok melihat ketidakmampuan bank-bank
untuk mengatasi krisis keuangan yang mereka alami.

"Krisis yang terjadi saat ini, menjadi krisis yang sangat luas lebih dari
yang saya bayangkan. Dampaknya akan sangat menyakitkan bagi perekonomian AS
dan akan memicu tingginya tingkat pengangguran, " kata Greenspan.

Bersamaan dengan pengakuan Greenspan, hasil survei yang dilakukan perusahaan
konsultan Watson Wyatt menunjukkan bahwa dalam satu tahun ke depan,
perusahaan-perusahaan di AS akan melakukan pemangkasan biaya operasional dan
perusahaan dan seperempat pegawai kantor di AS akan terkena PHK.

Menurut survei Watson Wyatt, hampir semua perusahaan kini fokus pada upaya
meningkatkan komunikasi diantara pimpinan perusahaan dan melakukan langkah
penghematan dalam sektor pengeluaran dan keuangan mereka.

"Para pegawai masih merasakan dampak dari krisis ekonomi, tapi
perubahan-perubahan jelas akan dilakukan. Sementara mereka menyesuaikan diri
dengan situasi baru, perusahaan-perusahaan akan melakukan keseimbangan dalam
kontrol biaya, meningkatkan moral pimpinan perusahaan dan menyiapkan
tantangan dalam bidang kepegawaian," jelas Paul Platten, direktur Watson
Wyatt.

Survei melibatkan 248 perusahaan dan dilakukan pada pertengahan bulan
Oktober 2008. Hasil survey menunjukkan, lebih dari sepertiga perusahaan
sedang merencanakan untuk meningkatkan komunikasi di antara mereka terkait
dengan pembayaran (37 persen) dan keuntungan (35 persen). 26 persen
perusahaan yang disurvei menyatakan akan melakukan PHK. Sejumlah perusahaan
mengakui akan melakukan pemangkasan biaya untuk jaminan kesehatan dan biaya
untuk bepergian, serta mengubah rencana pensiun bagi para pegawai mereka.
(ln/aljz/prtv)


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke