Bukan dongeng pak, banyak negara besar yang sejarah berkembangnya dimulai dengan
infrastruktur.
Yang dimaksud Infrastruktur disini adalah tersedianya sarana/prasarana penting
yang diperlukan untuk pengembangan ipoleksosbud suatu negara, misalkan
transportasi (darat/air.udara), utility (air/listrik/bbm), komunikasi
(data/suara/gambar), edukasi, kesehatan, pabean dlsb. Karena tanpa itu semua
tidak akan terjadi distribusi.

Dan hal terpenting dari suatu infrastruktur adalah bahwa rakyat dapat
mengakses/menikmati infrastruktur tsb dengan mudah & ringan (tidak harus 
gratis). 

Kalau ada bandara/pelabuhan tapi mesti bayar mahal, biaya pabean tinggi, 
tersedia sekolah & rumah sakit tapi mahal, jalan mulus tapi tarif tol tinggi
dlsb.....Itu bukan infrastruktur, itu sekedar 'pasar' dan rakyat diperlakukan
sebagai konsumen yg selalu harus membayar. Akibatnya  distribusi baik ekonomi,
pendidikan, kesehatan dst tidak merata.

Kita boleh tidak setuju dgn Daendels yg melakukan praktek kerja rodi/paksa untuk
membangun jalan Anyer-Panarukan, tapi harus diakui bahwa Jalan tsb menjadi salah
satu sarana awal berkembangnya Pulau Jawa.

----- Original Message -----
From: Harlizon MBAu <harli...@gmail.com>
Date: Wednesday, March 18, 2009 2:07 am
Subject: [ekonomi-nasional] Yang Terpenting Bukan Infrastruktur... Tapi
Kemampuan Produktif,    Peluang Kerja/Usaha & Keadilan Distribusi Kekayaan
(Economic Justice)
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com

> Masih sangat banyak warga Cengkareng yang hidupnya terpinggirkan,
> mengais-ngais sampah dipinggir jalan atau hidup dari belas kasihan
> rawa disekitarnya meski di depan matanya ada INFRASTRUKTUR HEBAT
> bernama BANDARA INTERNASIONAL....
> Di kiri kanannya, juga ada jalan INFRASTRUKTUR TOLL MULUS serta
> terbentang laut luas (INFRATRUKTUR LAUT) serta dekat dengan
> INFRASTRUKTUR Sea Port Internasional Tanjung Priok...
> 
> Kemiskinan meraja lela di banyak tempat, meski disekelilingnya ada
> infrstruktur ekonomi yang hebat...
> Gebrah huyah dengan infrastruktur, lalu berhutang atau menghabiskan
> resource untuk membangunnya, sementara rakyat tetap ter/di pinggirkan,
> ini dapat teorinya dari dongengan siapa?
> 
> 2009/3/9 Ari <hyperto...@gmail.com>
> >
> > Kenapa ngomong riyal atau dinar melulu sih...??
> > Mestinya kita diskusikan yang penting untuk pembangunan ekonomi 
> kita di sini.
> > Yaitu bagaimana infrastruktur dapat dibangun dengan baik.
> >
> > INVESTASI INFRASTRUKTUR PERLU STABILITAS EKONOMI MAKRO
> > Jakarta, 5/3/2009 (Kominfo-Newsroom) - Deputi Bidang 
> Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bambang Susantono mengatakan 
> pemerintah perlu menciptakan kondisi makro ekonomi yang stabil agar 
> investasi di bidang infrastruktur dapat berjalan sesuai dengan 
> perencanaan pemerintah. �Krisis global dan sulitnya likuiditas saat 
> ini mengharuskan setiap pelaku usaha dapat dapat bersaing untuk 
> membiatai pembangunan infrastruktur, karena itu kebijakan 
> pemerintah terutama dalam menciptakan stabilitas makro ekonomi 
> sangat diperlukan,� kata Bambang di Jakarta, Kamis (5/3). Ia 
> mengatakan, untuk mengatasi krisis dan perlambatan ekonomi, 
> pemerintah di seluruh dunia menganggarkan program stimulus fiskal 
> untuk negaranya masing-masing, termasuk juga Pemerintah Indonesia. 
> Menurutnya , Pemerintah Indonesia telah mempersiapkan paket 
> stimulus fiskal sebesar Rp73,3 triliun, dan dari jumlah tersebut, 
> yakni Rp12,2 triliun, dialokasikan khusus untuk sektor 
> infrastruktur. Paket stimulus fiskal tersebut ditujukan untuk 
> meningkatkan daya beli masyarakat, meningkatkan daya saing bisnis 
> dan ekspor dan meningkatkan alokasi dana bagi infrastruktur. Dana 
> yang digulirkan dalam sektor infrastruktur ini adalah untuk 
> pembangunan jalan, pelabuhan, rel kereta api, jalan tol, irigasi 
> dan lainnya. Namun, hingga tahun 2009, investasi infrastruktur oleh 
> pemerintah masih tergolong rendah, hanya 4 persen hingga 5 persen 
> dari Produk Domestik Bruto (PDB). �Ini masih di bawah standar 
> internasional yang rata-rata 5 persen sampai 6 persen dari PDB,� 
> katanya. Dengan masih rendahnya porsi infrastruktur di Indonesia, 
> program Public Private Partnership/PPP (Kemitraan Pemerintah-
> Swasta) menjadi komponen utama dalam usaha peningkatan 
> infrastruktur. Untuk tahun 2009, tambahnya, investasi infrastruktur 
> oleh pemerintah mencapai sekitar Rp100 triliun, di luar Rp12,2 
> triliun yang masuk dalam paket stimulus fiskal. Sebanyak Rp70 
> triliun di antaranya disalurkan melalui kementerian/lembaga, 
> sedangkan sejumlah Rp30 triliun disalurkan ke daerah. (T.Ia/ysoel)
> >
> > 
> 

Reply via email to