Bung  Irwan, 

Itu yang saya tangkap, artinya itu memang impresi subyektif saya.atas iklan PAN.
Dan saya bukan orang satu2nya yg berpendapat spt itu karena memang iklan tsb
jelas2 tidak spesifik menyebut pancing atau ikan, 

Kenapa anda marah, mencap saya paranormal, bermental menyelewengkan ide yg baik
dst padahal jelas2 saya di posting2 sebelumnya saya selalu bicara soal
menyediakan pancing dalam bentuk infrastruktur?

Coba tunjukkan dari tulisan2 saya sebelumnya data yg memperlihatkan saya berlaku
spt yg anda tuduhkan. Kalau tidak ada, sebenarnya yg sedang berlaku sebagai
paranormal itu siapa?. 
Jangan jadi maling teriak maling..... 

----- Original Message -----
From: IrwanK <irwank...@gmail.com>
Date: Monday, April 6, 2009 3:04 pm
Subject: Re: [ekonomi-nasional] 70 Trilyun dan Bank Desa - State Entrepreneur
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com

> Anda ini paranormal atau apa ya?
> Koq bisa"nya menuding yang PAN sarankan adalah 'ikan', bukan 
> 'kail/jala'?:-)
> Kecuali kalau anda sendiri melihat uang/dana sebagai 'ikan'.. tapi 
> tolongjangan
> samakan orang lain yang ingin memperbaiki keadaan PASTI SAMA dengan 
> ANDA..
> Kecuali anda memang tidak ingin melihat ide dari PAN memperbaiki 
> keadaanRI, mulai dari desa".. Meski saya bukan pimpinan PAN, 
> setidaknya semangat
> yang saya lihat adalah, dana 1M/tahun untuk tiap desa adalah 
> pancing/kailbagi
> perbaikan di desa.. teknisnya disesuaikan dengan potensi di tiap 
> wilayah..plus pengawasan yang benar.. bukan dilepas begitu saja..
> 
> Kalau ide yang benar/baik diselewengkan orang" yang bermental 
> seperti Bung
> Adhi
> sebutkan (dana dianggap sebagai ikan saja), sangat mungkin negara 
> ini akan
> tetap tertinggal.. dan bermental pengemis.. seperti hasil analisa 
> Bappenasterhadap
> pelaksanaan BLT (dibahas di TvOne oleh Bang Ichsanudin Noorsy).. itu
> studinya
> Bappenas lho.. bukan LSM atau kalangan luar penguasa RI.. :-p
> 
> Mudah"an ide yang benar/baik dan pengusungnya didukung.. contoh 
> lain, soal
> suara terbanyak; yang diangkat PAN dan banyak parpol menentang.. 
> hinggadiketoknya
> UU pemilu.. tapi akhirnya MK mengabulkan suara terbanyak.. akhirnya 
> yangmenolak
> berbondong" mendukung suara terbanyak.. tapi bekoar di luar merekalah
> pendukung..
> padahal sebelumya menghalang"i.. :-|
> 
> CMIIW..
> 
> -- 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K
> "Better team works could lead us to better results"
> http://irwank.blogspot.com
> 
> 2009/4/6 <parastryono.a...@sun.co.id>
> 
> >
> > Menurut saya, salah benarnya subsidi tergantung apakah diberikan 
> dalam> bentuk
> > 'pancing' atau 'ikan'.
> > Yg saya tangkap dari Iklan PAN tsb adalah sebuah iming-iming 
> dalam bentuk
> > 'ikan', seakan kalau menang, setiap tahun akan ada ada acara 
> bagi2 1 milyar
> > di
> > tiap desa. Sama halnya subsidi BBM, awalnya diberikan sbg 
> 'pancing' untuk
> > pertumbuhan ekonomi, tapi kemudian dianggap 'ikan' untuk disantap 
> bersama.>
> > Infrastruktur itu sekedar sarana. Seperti yg pak Harlizon sudah 
> sebutkan,> jika
> > ada Super Toll yg menghubungkan kota2 besar di Indonesia, 
> pertanyaannya> apakah
> > digunakan sebagai sarana untuk kesejahteraan kita semua atau 
> tidak, itu
> > tergantung kebijakan penggunaannya.
> >
> > Kalau karena penggunaannya tidak tepat maka infrastrukturnya tidak
> > diperlukan,
> > ini seperti tagihan air, listrik, internet, AC di kantor 
> membengkak utk
> > hal2 yg
> > tidak tepat maka semuanya dicabut, Memang tidak ada lagi tagihan, 
> tapi> lantas
> > bagaimana kantor itu bisa beroperasi tanpa itu semua? 
> Kebijakannya lah yg
> > perlu
> > diperbaiki.
> >
> > Misalkan, kita tahu gedung2 milik pemerintah banyak sekali. Saya 
> pernah> berkunjung ke gedung pemerintah dimana pemanfaatan ruangnya 
> tidak seperti
> > di
> > swasta yg benar2 diusahakan seefisien mungkin untuk menghemat 
> biaya operasi
> > bulanan.
> >
> > Kalau saja kebijakannya disamakan dgn commercial building bahwa 
> institusi> pemerintahpun diharuskan menyewa space, listrik dst, 
> barangkali hanya perlu
> > separuh dari gedung tsb untuk menampung semua pegawainya. 
> Separuhnya lagi,
> > bisa
> > disekan untuk swasta dgn harga terjangkau maupun fasum (klinik, 
> sekolah,> bank
> > rakyat dst) yg disubsidi agar pelayanannya bisa terjangkau. Jika 
> hal ini
> > diberlakukan ke seluruh gedung2 pemerintah sampai ke kantor 
> kepala desa.
> > Maka
> > sudah terjadi penghematan besar-besaran yg dibarengi dengan 
> penyediaan> infrastruktur bangunan baik untuk usaha swasta maupun 
> penyediaan fasum
> > sampai ke
> > pelosok. Tak perlu pinjam dana u/ bangun gedung2, tak ada lagi 
> dept yg
> > menunggak
> > tagihan listrik, tak perlu mengorbankan lahan hijau u/ buat 
> gedung baru
> > dlsb,
> > ini baru dari 1 kebijakan saja.
> >
> > Salam,
> > Adhi
> >
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: Harlizon MBAu <harli...@gmail.com <harlizon%40gmail.com>>
> > Date: Monday, April 6, 2009 12:44 pm
> > Subject: Re: [ekonomi-nasional] 70 Trilyun dan Bank Desa - State
> > Entrepreneur
> > To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com <ekonomi-
> nasional%40yahoogroups.com>>
> > > 2009/4/5 <parastryono.a...@sun.co.id 
> <parastryono.adhi%40sun.co.id>>:> > >
> > > > Iya. Saya juga 'terpukau' menonton iklan PAN '1 milyar tiap
> > > desa'. Apa ini
> > > > subsidi jenis baru?
> > > >
> > > Sebenarnya tidak ada salahnya dengan subsidi, terutama subsidi 
> kepada> > rakyat banyak...
> > > Negara juga di subsidi masyarakat banyak dengan pajak, 
> retribusi dan
> > > segala macam bentuk iuran lainnya...
> > > Bahkan, jika dilihat esensinya, "uang" tersebut adalah sedekah 
> seluruh> > rakyat dengan agunan seluruh harta mereka.
> > > (Bukankah dengan konsep deflasi-inflasi, jumlah uang "yang 
> dicetak"> > disamakan dengan jumlah barang/jasa ?)
> > > Harta yang anda pegang/kuasai sebenarnya bukanlah milik anda yang
> > > sebenarnya... Karena seluruhnya sudah dianggunkan oleh nilai 
> uang yang
> > > sama yang beredar bukan dalam kekuasaan anda.
> > > Tambah berabe jika jumlah uang lebih banyak dari jumlah 
> barang/jasa> > (inflasi)...Ini artinya anda lebih berutang lagi, 
> meski anda bukan
> > > melakukannya...
> > > > Kalau kemudian yg terjadi spt yang dilakukan si B di dalam
> > > 'cerita separuh
> > > > fiktif' di bawah ini mungkin masih Ok...
> > > >
> > > > Cerita Separuh Fiktif
> > > > -----------------------------
> > > >
> > > Z: ...(ceritanya saya cut karena semua kita sudah menerimanya)
> > > >
> > > > Cerita ini tak sepenuhnya fiktif. Kisah si A sekedar ilustrasi
> > > tetapi> sebagian
> > > > dari kisah si B untuk mengalirkan air ke desanya (walau bukan
> > > lewat pipa)
> > > > pernah
> > > > terjadi dan ia mendapat hadiah Kalpataru dari pemerintah. Saya
> > > lupa detail
> > > > identitasnya, mungkin bang Nizami bisa membantu mendapatkan 
> kisah> > nyatanya.>
> > > > Moral of the story-nya.....bisa beragam.
> > > > Misalnya :
> > > > - si A berpikir bagaimana caranya IA untung, si B berpikir
> > > bagaimana caranya
> > > > agar SEMUANYA untung...
> > >
> > > Pendekatan semua untung dan bervisi jangka panjang ini sangat 
> baik,> > bukan dikemek satu-dua orang dan jangka pendek saja 
> seperti contoh
> > > lainnya...
> > > Cerita anda adalah kisah yang sangat baik tentang penggunaan
> > > infrastruktur untuk peningkatan value added sistemik...
> > > Namun juga tentunya tidak semua pembangunan infrastuktur akan
> > > meningkatkan value added,
> > > Terutama jika sistemnya sendiri adalah "self destructive"...
> > > Bagi orang normal, gula akan menambah stamina dan tenaganya...
> > > Bagi orang berpenyakit diabetes, makan gula akan mempercepat
> > > koitnya...
> > > > - si A membuat "pasar" , si B membuat "infrastruktur"
> > >
> > > Faktanya, tidak pernah ada dalam sejarah dunia sebelumnya yang 
> jumlah> > infrastrukturnya sebanyak yang ada sekarang...
> > > Fakta yang juga tidak bisa disanggah, "resesi sekarang adalah 
> resesi> > terberat sepanjang sejarah"...
> > > Satu kampung yang bikin ulah, segajad orang kena getahnya...
> > > Kenapa dengan semakin banyak infstruktur kok sepertinya tidak 
> membuat> > semakin banyak yang sejahtera bahkan semakin banyak yang 
> lebih> > sengsara?
> > > Mungkinkah ini malah karena infrastruktur ?
> > >
> > > Saya usulkan cara melihatnya kira-kira sama dengan penyakit gula
> > > (diabetes) diatas ...
> > > Jika anda memiliki anak yang suka main-main saja dan bukan belajar
> > > yang bermanfaat...
> > > Jika anda berikan uang yang lebih banyak atau bahkan ditambah
> > > kenderaan,tentunya sangat berpotensi main-mainnya jadi meningkat
> > > dari kelas
> > > kampung menjadi lebih jauh ke kelas kota atau antar kota...
> > > Yang main-mainnya tadinya 5 jam sehari menjadi sampai larut 
> malam atau
> > > bahkan berhari-hari...
> > > "Infrastrukturnya sudah anda bikin lebih baik dari sebelumnya"
> > > Hasilnya lebih ambrol...!"
> > > Lebih celaka jika ybs suka make narkotika atau bahkan maling...
> > >
> > > Tak juga bisa disangkal jika hampir tidak ada negara yang bisa
> > > mengalahkan Indonesia dalam infrastruktur laut (setidaknya 
> jalannya).> > Laut kan tersentang luas antar pulau dan pesisir 
> pantai. Ibarat SUPER
> > > TOLL yang "nyaris tanpa hambatan" dan siap dijalani...
> > > Bukankah juga sebahagian besar kota-kota di Indonesia berada di
> > > pinggir pantai yang siap disinggahi SUPER TOLL tersebut?
> > > Apalagi jika ditambah infrastruktur udara...
> > > Pertanyaannya, sejauh mana pemanfaatan-pemanfaatan 
> infrastruktur yang
> > > maha hebat dan gratis ini untuk kesejahteraan anda-anda ?
> > >
> > > Tentunya komentar saya tidak tepat jika gebrah-huyah di artikan
> > > menentang pembangunan infrastruktur...
> > > Namun kita juga perlu melihat konteks permasalahan yang sebenarnya
> > > secara sistemik...
> > > Dunia ini saling terkait,
> > > Semua tindakan ada dampak jangka pendek dan jangka panjangnya...
> > > Dan, yang terpenting "baiknya aka kembali ke anda"...
> > > "Buruknya akan juga kembali ke anda..."
> > > Pilihannya memang ada pada anda masing-masing...
> > > Mau senang senang sekarang, jangka panjang sengsara dan merusak...
> > > Atau...
> > > Mau agak susah sekarang, masa depan lebih mulus...
> > > Lebih celaka, sengsara sekarang, lebih sengsara di masa 
> mendatang...> > Tentunya sangat enak jika bisa ketemu jalan, "enak 
> sekarang, enak masa
> > > mendatang..."
> > > Namun, adakah jalan yang demikian untuk sistem yang self 
> destructive?> >
> > > > - si A membuat warga tergantung kepadanya, si B memberi
> > > kesempatan warga
> > > > untuk mandiri.
> > > > .......
> > > > dst...silahkan kalau mau menambahkan.
> > > >
> > > > Cerita ini sekedar intermezzo, bukan kisah nyata, seandainya ada
> > > kemiripan> jalan cerita....itu memang disengaja :)
> > > >
> > > > Salam,
> > > > Adhi
> > > >
> > > Salam juga...
> > > Z
> > >
> > > > ----- Original Message -----
> > > > From: Harlizon MBAu <harli...@gmail.com <harlizon%40gmail.com>>
> > > > Date: Saturday, April 4, 2009 1:41 am
> > > > Subject: Re: [ekonomi-nasional] 70 Trilyun dan Bank Desa - State
> > > > Entrepreneur
> > > > To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com<ekonomi-
> nasional%40yahoogroups.com>> > >
> > > >> Kenapa idenya bukan mengikutsertakan anda-anda yang lagi
> > > nganggur tapi
> > > >> mampu memimpin usaha desa untuk meningkatkan taraf hidup
> > > penduduknya?>> Lalu keuntungan usaha tersebut dilakukan dengan 
> pola> > bagi hasil antar
> > > >> negara-pemimpin usaha & penduduk?
> > > >> Sedikit pengalaman saya di corporate, tidak semua orang mampu
> > > >> mengelola usaha baru atau meningkatkan usahanya,
> > > >> meski disiapkan business plan yang sangat lengkap serta dana-
> > > dananya>> berikut training yang terkait...
> > > >> Apalagi jika penduduk desa yang diserahkan uang kurang/tidak
> > > memiliki>> kemauan. wawasan, talenta yang cukup untuk meningkatkan
> > > "usahanya"..>> Kecuali jika duit tersebut hanya sekedar untuk
> > > mengisi kekurangan
> > > >> modal untuk usaha existing mereka...
> > > >>
> > > >> Kira-kira jika Didik dipinjamin Rp. 1 M atau sampai 10 M, 
> apa mampu
> > > >> mengembangkan nga ya? (diluar naro di Bank atau ikut permainan
> > > >> finansial lainnya tentunya)
> > > >>
> > > >> Salam Z
> > > >>
> > > >>
> > > >> 2009/4/3 IrwanK <irwank...@gmail.com <irwank2k2%40gmail.com>>:
> > > >> > "..
> > > >> > Indonesia katanya menyiapkan "Stimulus" senilai Rp 70 trilyun
> > > >> lebih untuk
> > > >> > membantu
> > > >> > perusahaan2 swasta yang nyaris bangkrut.
> > > >> > ..
> > > >> > Padahal dengan dana itu, pemerintah bisa membuat 10 BUMN 
> senilai> > >> @ Rp 5
> > > >> > trilyun
> > > >> > untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (misalnya pasar 
> otomotif> > >> yang besarnya
> > > >> >
> > > >> > Rp 200 trilyun lebih), sisanya untuk membuka lahan 
> pertanian dan
> > > >> peternakan> sehingga
> > > >> > impor kedelai senilai Rp 7 trilyun/tahun atau susu senilai 
> Rp 12
> > > >> > trilyun/tahun bisa dihentikan.
> > > >> > .."
> > > >> >
> > > >> > Kalau dari artikel lain, 70 Trilyun/tahun dapat disebarkan ke
> > > >> seluruh> Indonesia..
> > > >> > tentunya harus dengan pengawasan yang ketat.. namun kalau
> > > >> dikelola dengan
> > > >> > benar, Insya Allah dapat memakmurkan seluruh desa dan 
> mengurangi> > >> arus> urbanisasi ke P. Jawa..
> > > >> >
> > > >> > "..
> > > >> > Ketua DPP PAN, Didiek J Rachbini, menerangkan, pembentukan
> > > Bank Desa
> > > >> > merupakan
> > > >> > bagian dari cara pandang politik ekonomi PAN yang 
> menginginkan> > ada>> > pengalokasian
> > > >> > dana minimal Rp 1 miliar untuk masing-masing desa yang 
> ada."Kita> > >> itu punya
> > > >> > sekitar 70 ribu sampai 80 ribu desa, kalau dianggarkan Rp 1
> > > >> miliar setiap
> > > >> > desa,
> > > >> > itu cuma mengambil Rp 70 triliun sampai Rp 80 triliun APBN 
> atau> > >> hanya> sekitar
> > > >> > tujuh persen, pasti bisa," ujar Didiek di Jakarta, Rabu 
> (1/4).> > >> > .."
> > > >> >
> > > >> > Semoga program dan semangat ini terwujud dan didukung 
> mayoritas> > >> rakyat RI..
> > > >> > Dan tidak seperti sebelum"nya, pencetusnyapun 
> didukung/dipilih..> > >> bukan> seperti
> > > >> > sebelum"nya.. orangnya ditendang.. idenya diserap.. :-|
> > > >> >
> > > >> > CMIIW..
> > > >> >
> > > >> > --
> > > >> > Wassalam,
> > > >> >
> > > >> > Irwan.K
> > > >> > "Better team works could lead us to better results"
> > > >> > http://irwank.blogspot.com
> > > >> >
> > > >> > By Republika Newsroom
> > > >> > Rabu, 01 April 2009 pukul 18:39:00
> > > >> >
> > > >> > PAN Bertekad Bangun Bank Desa
> > > >> >
> > > >> > JAKARTA猶artai Amanat Nasional (PAN) bertekad membangun 
> Bank Desa
> > > >> yang> berfungsi
> > > >> > untuk menghidupkan kegiatan perekonomi masyarakat pedesaan di
> > > >> seluruh> wilayah
> > > >> > nusantara.
> > > >> >
> > > >> > Ketua DPP PAN, Didiek J Rachbini, menerangkan, pembentukan
> > > Bank Desa
> > > >> > merupakan
> > > >> > bagian dari cara pandang politik ekonomi PAN yang 
> menginginkan> > ada>> > pengalokasian
> > > >> > dana minimal Rp 1 miliar untuk masing-masing desa yang 
> ada."Kita> > >> itu punya
> > > >> > sekitar 70 ribu sampai 80 ribu desa, kalau dianggarkan Rp 1
> > > >> miliar setiap
> > > >> > desa,
> > > >> > itu cuma mengambil Rp 70 triliun sampai Rp 80 triliun APBN 
> atau> > >> hanya> sekitar
> > > >> > tujuh persen, pasti bisa," ujar Didiek di Jakarta, Rabu 
> (1/4).> > >> >
> > > >> > Dikatakan, Bank Desa yang berdiri di setiap desa akan 
> berfungsi> > >> menjadi> pengelola anggaran dari pemerintah untuk 
> menghidupkan> > >> kegiatan perekonomian
> > > >> > masyarakat.
> > > >> >
> > > >> > Dengan demikian, lanjut Didiek, laju perpindahan penduduk 
> dari> > >> desa ke kota
> > > >> > yang
> > > >> > bertujuan untuk mencari pekerjaan lambat laun akan terhenti.
> > > >> Masyarakat desa
> > > >> > tidak lagi mengincar pekerjaan yang belum tentu tersedia 
> di kota
> > > >> lantaran di
> > > >> > desa sudah tersedia lapangan pekerjaan.
> > > >> >
> > > >> > Kecuali menghidupkan perekonomian di desa, kata Didiek, 
> Bank Desa
> > > >> bisa> menjadi
> > > >> > pintu utama untuk mewujudkan pemerataan ekonomi di seluruh
> > > >> tingkatan wilayah
> > > >> > yang ada."Karena itu kami yakin program Bank Desa ini 
> sangat adil
> > > >> bagi> rakyat,
> > > >> > karena APBN itu dananya berasal dari bawah, nah sekarang kita
> > > >> kembalikan> dari
> > > >> > atas ke bawah," tandas Didiek.ade/kpo
> > > >> >
> > > >> > Pada 3 April 2009 08:13, A Nizami 
> <nizam...@yahoo.com<nizaminz%40yahoo.com>>> menulis:
> > > >> >
> > > >> >> Indonesia katanya menyiapkan "Stimulus" senilai Rp 70 
> trilyun> > >> lebih>> untuk membantu perusahaan2 swasta yang nyaris 
> bangkrut.> > >> Padahal bisa jadi
> > > >> >> perusahaan2 tsb sudah tidak efisien karena gaji
> > > >> eksekutif/komisaris yang
> > > >> >> berlebih. Belum kalau diporotin dengan deviden yang besar 
> oleh> > >> pemilik>> sahamnya.
> > > >> >>
> > > >> >> Padahal dengan dana itu, pemerintah bisa membuat 10 BUMN 
> senilai> > >> @ Rp 5
> > > >> >> trilyun untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (misalnya 
> pasar> > >> otomotif yang
> > > >> >> besarnya Rp 200 trilyun lebih), sisanya untuk membuka lahan
> > > >> pertanian dan
> > > >> >> peternakan sehingga impor kedelai senilai Rp 7 trilyun/tahun
> > > >> atau susu
> > > >> >> senilai Rp 12 trilyun/tahun bisa dihentikan.
> > > >> >>
> > > >> >> Itu semua bisa menyerap ratusan ribu bahkan mungkin jutaan
> > > pekerja.>> >>
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 

Kirim email ke