Berkait dengan belum diputuskannya siapa Wapres yang akan dipilih
pak SBY sebagai pendampingnya di pemerintahan periode kedua tahun 2009 – 2014, 
membuat
masyarakat Indonesia penasaran, menanti harap-harap cemas.  Hatta Rajasa kah ?, 
Akbar Tanjung kah ?, atau
siapa kah ?.

 

Pasca pernyataan resmi DPP Golkar yang menarik diri dari koalisi
dengan PD, maka kedua tokoh tersebut yang disebut-sebut sebagai calon terkuat
untuk posisi Wapres masa jabatan tahun 2009 – 2014. 

 

Jalannya ‘drama’ proses seleksi Cawapres yang melibatkan drama friksi
persaingan di internal Golkar, telah menempatkan pak SBY sebagai aktor utama
sekaligus sutradara di panggung drama politik Indonesia saat ini. Semua itu
membuat perhatian seluruh masyarakat tersedot mencermati ‘drama’ itu, akankah
akhir ceritanya menjadi antiklimak ?. Ataukah pak SBY sedang ingin membuat 
‘drama’
ini menjadi ‘tontonan’ yang semakin hari menjadi semakin menarik, selanjutnya
mengakhiri episode cerita ini dengan sebuah ‘kejutan’ yang makin menyedot
perhatian publik ke arah figur pak SBY ?.

 

Wallahualambishshwab.

 

***

 

Partai Golkar dikabarkan menggagas poros baru. Pangkal musababnya
koalisi dengan Partai Demokrat (PD) tidak mencapai titik temu. PD pun tidak
mempersoalkan keinginan partai beringin itu. 



"Kita berterima kasih silakan. Kita ingatkan,
maju itu untuk menang, bukan untuk kalah. Silakan kalau ingin kalah," kata
Ketua DPP PD Ruhut Sitompul saat dihubungi melalui telepon, Rabu (22/4/2009).  
PD pun tidak gentar bila Golkar membangun
koalisi dengan siapapun, termasuk dengan PDIP. 
"Pada 2004 mereka sudah kalah. Putaran kedua kita menang
mutlak", tambahnya.



Hanya saja, Ruhut yang juga mantan politisi Golkar
ini menyampaikan bila Golkar itu bukan hanya Jusuf Kalla (JK). Ada kemungkinan
calon lain kader Golkar tetap ditarik sebagai cawapres SBY ?.  "Itu bisa saja", 
jelasnya.

 

Poros Baru Golkar .  PD : Silakan Kalau Ingin Kalah.

http://pemilu.detiknews.com/read/2009/04/22/112807/1119479/700/pd-silakan-kalau-ingin-kalah

 

***

 

Beberapa nama disebut-sebut cocok menjadi cawapres SBY.  Pasca perceraian 
Partai Demokrat dengan
Golkar, Hatta Rajasa berpeluang menggantikan Jusuf Kalla (JK).  Hidayat Nur 
Wahid (HNW) kemungkinan tidak
dipilih. Demikian analisa pengamat politik dari Universitas Paramadina, Bima
Arya, usai diskusi di Rumah Makan Ny Suharti, Jalan Kapten Tendean, Mampang,
Jakarta Selatan, Rabu (22/4/2009).



Bima menilai jika SBY bersanding dengan Hidayat dinilai
bak membesarkan anak macan. "Jika SBY tetap mengambil HNW sebagai cawapres
sama saja membesarkan anak macan", kata Bima. Sebab,
menurut Bima, PKS sulit ditebak. Banyak manuver yang mengejutkan. Bahkan SBY
tidak mau diganggu dengan manuver-manuver. 

 

"SBY melihat HNW ancaman untuk 2014 jika disandingkan sebagai
cawapres", ujarnya.  Bima
mengatakan, SBY mengedepankan faktor chemistry dalam meminang cawapres.  "Ini 
hal yang paling penting.
Dukungan parlemen menjadi nomor dua. SBY hanya lihat orang yang loyal
kepadanya," kata Bima.



Bagaimana dengan Hatta Rajasa ?.  "Kemungkinan dia akan menggandeng Hatta
Rajasa. Kalau Soetrisno Bachir terlalu banyak manuver. Ini tidak disukai oleh
SBY. Bahkan, SBY bisa menganggap Hatta sebagai teknokrat," papar Bima.

 

Golkar-PD Cerai , HNW Bak Anak Macan, SBY Condong Pilih Hatta.

http://pemilu.detiknews.com/read/2009/04/22/172417/1119796/700/hnw-bak-anak-macan-sby-condong-pilih-hatta

 

***

 

Partai Golkar ingin mengajukan JK sebagai cawapres SBY, tetapi
usulan ini ditolak. Akibatnya Golkar dan Partai Demokrat (PD) resmi bercerai. 

 

SBY memang belum menentukan cawapres, tetapi dia sudah memberikan
isyarat.  Beberapa isyarat yang
disampaikan SBY itu jelas mengarah pada beberapa figur yang berasal dari
wilayah Indonesia bagian barat. 

 

Nama Hatta Rajasa dan Akbar Tandjung semakin menguat. Dua tokoh
ini belakangan memang termasuk orang-orang yang dekat dengan SBY.

 

Akbar Tandjung misalnya, saking dekatnya dengan SBY, dia dengan
leluasa menempatkan beberapa kadernya di PD. Sebut saja nama Anas Urbaningrum
dan Ruhut Sitompul. Keduanya saat ini menjadi orang yang ditunjuk sebagai
penggodok cawapres SBY. Anas adalah mantan ketua umum PB HMI dan Ruhut adalah
bekas politisi Golkar.  Belum
lagi soal bagaimana Akbar bisa 'memanfaatkan' (Barisan Indonesia) Barindo
sebagai ormas yang mendukung Akbar dipasangkan dengan SBY. Untuk diketahui
Barindo adalah ormas independen yang mendeklarasikan diri sebagai pendukung PD
dan SBY.  Selain Barindo, Akbar juga
mampu meyakinkan kelompok muda Partai Demokrat . Secara terang-terangan ormas
sayap PD ini merekomendasikan Akbar sebagai cawapres SBY. Gerakan Akbar terus
meluas. KNPI yang telah menjadi tempat Akbar belajar politik juga secara
terang-terangan mendukung dia sebagai pendamping SBY. Demikian juga dengan
alumni HMI. Hal ini tentu akan menjadi pertimbangan sendiri bagi SBY untuk
merekrut mantan Ketua Umum Partai Golkar ini. 

 

Akbar dinilai mampu menggerakkan semua jaringannya, baik yang di
Golkar maupun non Golkar. Sosok akbar yang kalem tetapi luas pandangan, berbeda
dengan JK, juga diperkirakan menjadi pemikat SBY.



Masalahnya, umur Akbar yang lebih tua dari SBY
juga akan menjadi catatan penting SBY. Ditambah lagi beberapa kasus hukum akbar
yang dulu sempat ramai, tentu saja menjadi bahan renungan SBY yang ingin
citranya semakin baik di pemerintahan periode keduanya. Belum lagi masalah
hubungan politik masa lalu antara SBY dan Akbar dalam pemilihan presiden dan
wakil presiden 2004.     



Berbeda dengan Akbar, Hatta Rajasa memang tokoh
politik dari Sumatera yang tidak sekaliber Akbar. Namun politisi PAN ini
ternyata cukup memikat hati SBY karena kemampuannya dan loyalitasnya terhadap
SBY yang tiada banding. Kabarnya saking percayanya SBY pada orang ini, beberapa
urusan SBY di pasrahkan kepada Hatta. 
Loyalitas inilah yang konon membuat hati
SBY merasa nyaman dengan sosok Hatta. Ditambah lagi kemampuan Hatta meyakinkan
Amien Rais, yang dalam Munas PAN dulu mendukung Soetrisno Bachir (SB) tidak
Hatta, dalam barisan pendukung SBY. Dukungan Amien ini diyakini semakin membuat
SBY mantap memilih Hatta sebagai calon pendampingnya.



Selain faktor loyalitas dan dukungan Amien Rais.
Hatta yang umurnya lebih muda dari SBY juga diyakini menjadi kekuatan
tersendiri. Hatta diyakini akan mempu menopang kerja-kerja SBY yang semakin
berat kerena harus memenuhi harapan masyarakat bahwa SBY adalah presiden
pilihan yang tepat.  Dengan tenaga muda dan loyalitas Hatta, SBY akan sangat
terbantu dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi bangsa ini. SBY
akan lebih santai karena bisa dengan leluasa meminta wapresnya menghandle
hal-hal teknis. Sementara, SBY hanya memikirkan hal-hal strategis mengenai 
masalah
bangsa baik dalam konteks nasional maupun internasional.



Posisi Hatta yang berasal dari PAN (partai
menengah) juga akan sangat mengamankan SBY dan PD dalam Pemilu 2014. Ini
berbeda dengan jika SBY mengajak Akbar Tandjung. Pasangan SBY-Hatta dengan
modal di atas diyakini akan meminimalisir konflik dibanding dengan Akbar.
Karena risiko menggandeng cawapres dari unsur parpol besar tetap saja akan
menakutkan SBY karena kasus pasang surut hubungan SBY-JK dalam pemerintahan
saat ini bisa jadi akan terulang lagi.



Selain faktor di atas, Kabarnya Istri Hatta Rajasa
sangat dekat dengan Istri SBY Ani Yudhoyono. Sudah tidak menjadi rahasia umum
jika perpolitikan di Indonesia juga ditentukan oleh hubungan para istri-istri
selain faktor rasional lainnya. 

 

Jika kabar ini benar, tentu saja kans Hatta akan lebih besar di
mata SBY.



Namun, SBY bukan sosok yang seperti diduga banyak
orang. SBY bagaikan air yang selalu indah dipandang, tenang, tetapi
menghanyutkan. Benarkah di kantong SBY ada 2 orang ini atau nama lain ?. Atau
memang SBY sedang ingin membuat permainan menjadi semakin menarik ?.

 

JK Ditolak, Hatta-Akbar Calon Kuat Pendamping SBY.

http://pemilu.detiknews.com/read/2009/04/22/122336/1119534/700/jk-ditolak-hatta-akbar-calon-kuat-pendamping-sby

 

***

 

Hasil rapat DPP Golkar yang memutuskan untuk tidak berkoalisi
dengan Partai Demokrat (PD) dinilai bisa menguntungkan posisi Akbar Tandjung.
Bisa jadi Akbar menjadi alternatif untuk mendampingi SBY. "Hasil rapat DPP
Golkar yang tidak berkoalisi dengan Demokrat itu, tanpa disadari justru
mendongkrak Akbar Tandjung. Bukan tidak mungkin sejarah di tubuh Golkar akan
kembali terulang seperti tahun 2004 lalu, di mana JK mendampingi SBY tanpa
jalur partai. Dan pengulangan sejarah itu bisa saja terjadi pada Akbar untuk
bersanding dengan SBY", kata Ketua Dewan Penasehat DPD Golkar Riau,
Thamrin Nasution dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (22/04/2009) di
Pekanbaru. Menurut Thamrin, situasi politik pasca keputusan rapat DPP Golkar
itu, membuat interen Golkar semakin bimbang. 

 

Situasi seperti ini harusnya  dicermati Akbar Tandjung untuk
dapat merapat ke SBY. Tentunya Akbar akan maju lewat jalur non partai Golkar.
Dari sana, Akbar harus membuat gebrakan untuk mengandeng sejumlah partai
lainnya. "Pepatah bilang kesempatan itu hanya akan datang satu kali. Nah
kesempatan emas ini harus dimanfaatkan Akbar Tandjung. Andai saja posisis saya
ini seperti Akbar Tandjung, maka saya akan berbuat apa saja untuk meraih
dukungan politik dalam mendampingi SBY", kata Thamrin Nasution Ketua Soksi
Riau itu.



Thamrin menyebut, andaikan Akbar dapat mendampingi
SBY, maka situasi politik di tubuh Golkar sendiri, nantinya akan kembali
terpecah. Sekalipun nantinya hasil Rapimnassus Golkar akan mengusung calon
capres atau capwapres sendiri, maka suara Golkar akan tetap  terpecah bila
Akbar dapat bersanding dengan SBY. "Di interen Golkar sendirikan, terjadi
dua kubu", kata Thamrin. 

 

Keputusan DPP Golkar tersebut, juga nantinya mempersulit Golkar
untuk dapat berkoalisi dengan PDI Perjuangan. Karena masing-masing pihak saling
ngotot untuk menjadi Cawapres. "Kalau pun harus berkoalisi, salah satunya
harus mengalah. Tapi apa iya, bisa saling mengalah, sebab masing-masing
sama-sama ingin menjadi capres. Masalah ini juga merumitkan kedua partai yang
akan berkoalisi ini," kata Thamrin mantan anggota DPRD Riau itu.



Andaikan koalisi dengan PDI Perjuangan gagal, kata
Thamrin, maka tidak ada jalan lain terkecuali Golkar akan beroposisi.
"Saya kira kalaupun Golkar menjadi partai oposisi di parlemen, itu juga
hal yang tidak buruk. Sejak awal saya sudah bilang, dengan lambatnya Golkar
menentukan sikap politiknya, membuat posisi tawar politik Golkar menjadi
rendah. Dan Golkar sekarang itu sudah berbeda, kepentingan di sekitar
elitnya  lebih diutamakan ketimbang mendengarkan suara rakyat. Kalau
sekarang suara Golkar menurun, ya itu salah Golkar sendiri yang menjumpai
rakyat hanya  sekali dalam setahun", kata Thamrin.

 

Golkar dan Demokrat Cerai, Akbar Tandjung Diuntungkan.

http://pemilu.detiknews.com/read/2009/04/22/165429/1119783/700/golkar-dan-demokrat-cerai-akbar-tandjung-diuntungkan

 

***

 

Ketua DPP Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum menjelaskan
kronologi gagalnya koalisi antara Partai Golkar dan PD.  Menurutnya sumber 
kegagalan itu semata-mata
soal cawapres.  "Dalam pertemuan
pertama hari Selasa, 21 April siang hari, Partai Golkar mengajukan draft
kesepakatan koalisi. Pada prinsipnya semua butir sudah dapat disepakati kecuali
satu hal yang berkaitan dengan pasangan capres-cawapres," kata Anas. Hal ini
disampaikan Anas dalam konfrensi pers resmi DPP PD usai rapat tertutup antara
Ketua Dewan Pembina PD SBY dan Tim 9 di kediaman SBY, Cikeas, Bogor, Rabu
(22/4/2009).



Menurut Anas, hal yang belum disepakati adalah
butir apakah cawapres yang akan diajukan Partai Golkar itu satu nama atau
beberpa nama. Karena belum tercapai kesepakatan dalam butir tersebut maka
disepakati masing-masing partai akan mengkonsultasikan kepada pemberi mandat.
Karena secara politik isu yang diangkat kami anggap cukup sensitif, agar tidak
terjadi kesalahan masing-masing tim bersepakat untuk menyampaikan laporan
pada pemberi mandat dalam hal ini Ketua Dewan Pembina DPP PD dan Ketum Partai
Golkar," kata Anas. Anas melanjutkan ceritanya, setelah pertemuan Selasa
siang itu, Tim 9 yang diberi mandat untuk negosiasi dengan Partai Golkar
langsung melapor pada DPP PD dan SBY. 

 

Namun sebelum ada pembicaraan lanjutan, secara sepihak Partai
Golkar memutuskan untuk bercerai dengan PD. Hal inilah yang membuat keluarga
besar PD kaget.

 

PD: Soal Cawapres Sumber Gagalnya Koalisi Golkar-PD .

http://pemilu.detiknews.com/read/2009/04/22/211259/1119899/700/pd-soal-cawapres-sumber-gagalnya-koalisi-golkar-pd

 

***

 

Perlakuan SBY dinilai Wasekjen Partai Golkar Malkan Amin tidak
menghargai JK. Oleh karena itulah DPP Golkar memilih menceraikan PD daripada
mempertahankannya. "Kita tidak menuntut seperti anak-anak. Tapi setidaknya
Pak SBY sebagai presiden punya perasaan", katanya usai menghadiri
pertemuan sesepuh dan DPD Golkar di rumah dinas wapres, Jl Diponegoro, Jakarta
Pusat, Rabu (22/4/2009).



Malkan menjelaskan saat ini pikiran JK adalah
menyolidkan partai. Salah satu langkahnya yaitu bercerai dengan PD. "Yang
pasti pikiran pimpinan (JK) hari ini supaya terbentuk soliditas lebih cepat
lebih baik tidak berkoalisi dengan Demokrat", terangnya.



Soal capres/cawapres dari Golkar, Malkan belum
berani mengatakan apakah JK akan menjadi calon tunggal. Keputusan tersebut baru
akan diambil dalam rapimnassus yang akan berlangsung besok di Hotel Borobudur.

 

Wasekjen Golkar : SBY Tidak Perlakukan JK dengan Wajar.

http://pemilu.detiknews.com/read/2009/04/22/212541/1119902/700/wasekjen-golkar-sby-tidak-perlakukan-jk-dengan-wajar

 

***

 

Syarat meninggalkan posisi ketua umum yang diberikan Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) kepada cawapres merupakan sesuatu yang masuk akal. 

 

Syarat itu sebenarnya pesan implisit agar JK sadar diri bisa
proporsional menempatkan diri sebagai cawapres. "Kriteria itu agar JK
menaruh proporsi yang benar sebagai cawapres SBY. Seperti tidak jalan sendiri
lagi", kata pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Andrinof Chaniago
saat dihubungi detikcom, Rabu (22/4/2009).



Menurut Andrinof, menanggalkan jabatan ketua umum
sudah tersirat dalam 5 kriteria cawapres yang disebut SBY. "Syarat 'bebas
dari konflik kepentingan' itu sebenarnya syarat khusus buat JK. Itu implisit
disampaikannya," kata Andrinof. 
5 Kriteria cawapres SBY antara lain
memiliki integritas, kepribadian, karakter moral, termasuk moral politik yang
baik; memiliki kapasitas dan kapabilitas sebagai pembantu presiden sesuai
dengan UUD 1945; memiliki loyalitas yang penuh kepada pemerintah, dan bebas
dari konflik kepentingan; memiliki akseptabilitas dalam arti diterima dan lekat
di hati rakyat; serta dapat meningkatkan kekokohan dan efektivitas koalisi yang
dibangun.

 

Syarat Tanggalkan Ketum, Pesan SBY Agar JK Instrospeksi Diri .

http://pemilu.detiknews.com/read/2009/04/22/094651/1119393/700/syarat-tanggalkan-ketum-pesan-sby-agar-jk-instrospeksi-diri

 

***

 

Partai Golkar dan Partai Demokrat (PD) intens melakukan pembahasan
seputar koalisi. 

 

Meski posisi tawar Golkar lebih kecil, namun partai beringin ini
tidak mau didikte PD soal cawapres pendamping SBY.  "Ga bisa. Masa orang lain 
mengatur kita.
Kalau koalisi kan harus take and give. Artinya kedua pihak harus bicara intens
tapi tidak boleh ada yang saling dikte", kata Wasekjen Partai Golkar
Iskandar Manji saat ditanya bagaimana jika PD menentukan jumlah cawapres yang
harus diajukan Golkar.  Hal itu dikatakan
dia usai pertemuan dengan Ketua Umum Jusuf Kalla (JK) di rumahnya, Menteng,
Jakpus, Selasa (21/4/2009) malam. Ditanya soal kepastian diterimanya
Ketua Umum Jusuf Kalla sebagai cawapres SBY, Iskandar menjawab diplomatis.



"Saya kira bukan bicara diterima atau tidak
diterima, tetapi setiap partai punya mekanisme sendiri. Kalau mekanisme
ditentukan seperti itu, kedua pihak harus saling memberi", ujarnya.  Ia 
menambahkan, JK saat ini tetaplah calon
terkuat untuk cawapres SBY. Soal kemungkinan pembahasan koalisi akan deadlock
dan JK tetap maju sebagai capres, Iskandar masih membuka kemungkinan tersebut. 
"Oh
bisa. Ada kemungkinan. Keputusannya bisa malam ini atau besok", tandasnya.

 

Golkar Emoh Didikte Demokrat Soal Cawapres SBY.

http://pemilu.detiknews.com/read/2009/04/22/000338/1119290/700/golkar-emoh-didikte-demokrat-soal-cawapres-sby

 

***

 

 
    Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah  klik  
http://www.SyaikhAchmadSyaechudin.org      


      Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi! Yahoo! 
memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba! 
http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to