Kebijakan ekonomi Indonesia
seperti privativasi perusahaan BUMN, liberalisasi perdagangan impor, dan 
pengurangan
subsidi di sektor pelayanan masyarakat, merupakan bagian dari penerapan politik 
ekonomi Neoliberalisme di Indonesia.
 
Ada fakta menarik dalam dunia
investasi Indonesia selama penerapan politik ekonomi Neoliberalisme, yaitu 
berkurangnya jumlah usaha di Indonesia dari 16,4
juta pada tahun 1996, menjadi tinggal 12,8 juta pada tahun 2006. Yang bertambah
justru pedagang kaki lima yang kini disebut UMKM, dengan jumlah mencapai hampir
10 juta.
 
Suatu keniscayaan jika sesungguhnya gerakan
Liberal ini  —yang berbasiskan ekonomi,
politik, budaya, agama, pendidikan, dan sebagainya—  merupakan gerakan 
Luciferian untuk
menghancurkan semua agama dunia dan menggantinya dengan Ordo yang Sekular. 
 
Serial tulisan ini berusaha untuk menyodorkan fakta
tersembunyi tentang NeoLib, yang sesungguhnya sudah ada akarnya di negeri ini
di saat Cornelis de Houtman menjejakkan kakinya di Nusantara, walau namanya
mungkin beda. 
 
***
 
Diskursus tentang NeoLib (Neo Liberal) mengemuka
menjadi topik paling panas menjelang Pemilihan Umum Presiden (pilpres) yang
sudah di depan mata. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan adanya tiga
pasangan capres-cawapres yang akan bertarung dalam ritual politik nasional lima
tahunan tersebut. 
 
Dari ketiga pasangan itu, Kubu Partai Demokrat yang
didukung oleh sejumlah parpol yang mengusung SBY-Boediono jelas
mempresentasikan Kubu NeoLib di Indonesia.
 
Walau kubu ini membantahnya, namun Alhamdulillah, Allah telah
mengkaruniakan otak dan nurani kepada manusia hingga rakyat Indonesia bisa
memilah mana yang dusta dan mana yang jujur. Bantahan lewat mulut maupun iklan
politik  jelas tidak akan bisa melawan fakta-fakta yang telah terjadi,
sampai kapan pun.
 
Fakta menyodorkan kepada kita jika Pilpres 2009 ini
diikuti oleh satu pasang Kubu NeoLib dan dua pasang Kubu Kerakyatan.
 
Namun patut diakui jika diskursus tentang NeoLib
versus Kerakyatan memang sebagian besar masih menjadi konsumsi kalangan
menengah ke atas. 
 
Sedangkan rakyat di akar rumput yang jumlahnya jauh
lebih besar, mayoritas tidak perduli -lebih tepatnya tidak paham- tentang
masalah tersebut. 
 
Rakyat kebanyakan seperti itu memang sengaja terus
diperbodoh oleh penguasa, agar mereka bisa menjadi “barisan bebek” yang mudah
digiring ke sana-ke mari tergantung kepentingan elit penguasa, yang kini juga
bergerombol di dalam parpol-parpol pendukungnya.
 
Adalah omong kosong jika penguasa mengklaim berusaha
maksimal dalam membuat rakyatnya cerdas dan kritis, karena jika itu terjadi
maka rakyat akan berbalik melawan mereka yang hidup bergelimang kenikmatan dan
kemewahan duniawi dengan segala fasilitas yang ada yang berasal dari pajak
(baca: uang rakyat yang dirampok oleh sistem dan peraturan).
 
Dan adalah kenyataan pula, bahwa di sebagian kalangan
menengah pun, mereka sesungguhnya masih buta atau mungkin salah kaprah terhadap
hakikat dari NeoLib ini. 
 
Banyak yang mengira NeoLib hanya sebagai kiblat
ekonomi an sich, seperti halnya
Kapitalisme ala Adam Smith di dalam Wealth of Nations-nya. 
 
Padahal bukan sekadar itu. NeoLib merupakan satu
gerakan massif yang memang bertumpu pada sektor perekonomian, namun untuk 
mencapai
kepentingannya menggunakan seluruh kekuatan yang ada, seperti mesin politik,
mesin militer, mesin sosial-budaya, mesin agama, mesin pendidikan, mesin media
massa, dan yang lainnya. 
 
Tujuan NeoLib adalah tujuan kaum Masonik, kaum
Illuminatus, kaum Luciferian, yang sudah ada sejak iblis turun ke bumi
membuntuti Adam dan Hawa.
 
Sebab itu kita bisa melihat, dan faktanya memang
demikian, di dalam Kubu NeoLib ini berkumpul semua yang telah disebutkan tadi. 
 
Di pusat kelompok ada mesin ekonomi, politik, dan militer
yang direpresentasikan oleh sosok capres-cawapresnya;  
lalu ada mesin sosial-budaya, agama dan pendidikan
yang direpresentasikan oleh Rizal Mallarangeng dengan Fox Indonesia-nya,
seorang tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) yang juga pengamat ekonomi;  
dan juga mesin media massa yang secara lugas
direpresentasikan oleh TIME Magazine, sebuah majalah Amerika yang oleh
Ichsanudin Noorsy, seorang pengamat ekonomi-politik, disebutkan sebagai salah
satu alat kelompok The Round Table dan Bildebergers,  
dua kelompok illuminatus modern di mana tujuan akhir
dari mereka ini adalah menciptakan satu tatanan dunia baru yang sepenuhnya
sekular di bawah kepemimpinan The American Empire. 
 
Tujuan akhir ini telah ditulis jauh hari dan dicetak
dalam lembaran satu dollar AS dan juga lambang negaranya : Novus Ordo Seclorum .
 
Daftar 100 orang paling berpengaruh dunia dimana SBY
menempati urutan ke-9 versi Majalah TIME   (ini
angka yang akan selalu berulang di sekeliling SBY sejak Partai Demokrat
berdiri, sebagian kalangan menganggap angka ini sebagai angka keberuntungan
bagi dirinya dan bagi umat Islam jelas hukumnya : Musyrik),   yang
diterbitkan menjelang Pilpres 2009 sangat naif jika dikatakan sebagai kebetulan
belaka. 
 
Mahasiswa jurusan politik sangat paham, di dalam
politik tidak ada yang namanya kebetulan, semuanya by design.
 
Dan jangan lupa, TIME LIFE jugalah yang telah
mensponsori pertemuan antara kelompok Mafia Berkeley-nya Jenderal Suharto
dengan para pengusaha Yahudi Dunia di Swiss bulan November 1967, dimana seluruh
kekayaan alam Indonesia digadaikan dengan harga murah kepada asing (silakan 
lihat film dokumenter John Pilger “The New Rulers of The World” yang antara 
lain sudah diterjemahkan di
YouTube).
 
Serial tulisan ini berusaha untuk menyodorkan fakta
tersembunyi tentang NeoLib, yang sesungguhnya sudah ada akarnya di negeri ini
di saat Cornelis de Houtman menjejakkan kakinya di Nusantara, walau namanya
mungkin beda. 
 
Seperti halnya Ksatria Templar yang setelah ditumpas
oleh Paus Clement IV dan Raja Pihilip V di Perancis pada 13 Oktober 1307,
bersembunyi di berbagai negara dengan mengganti nama, ada Ksatria Teutonik,
Ksatria Malta, Ksatria Kristus, dan Freemasonry sebagainya.
 
Adalah suatu keniscayaan jika sesungguhnya gerakan
Liberal ini  —yang berbasiskan ekonomi,
politik, budaya, agama, pendidikan, dan sebagainya—  merupakan gerakan 
Luciferian untuk
menghancurkan semua agama dunia dan menggantinya dengan Ordo yang Sekular. 
 
Mudah-mudahan, ini semua bisa membuka mata hati kita
sehingga di dalam Pilpres 2009 nanti kita bisa menentukan pilihan dengan tepat,
tidak tertipu lagi oleh elit-elit politik yang sudah dibutakan mata hatinya
oleh syahwat kekuasaan. Amien ya Allah. 
 
Bersambung........  
 
NeoLib, Binatang Apakah itu?.
http://www.eramuslim.com/berita/laporan-khusus/neolib-binatang-apakah-itu-1.htm
 
***


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke