Sumber: http://public.kompasiana.com/?p=56686

Hatta sekarang diberitakan akan hampir pasti menduduki pos menteri
perekonomian dalam Kabinet SBY Jilid 2. Jika prediksi ini benar, maka
Hatta akan menjadi orang kedua setelah Aburizal Bakri yang tidak
berlatar pendidikan ekonomi yang menduduki jabatan yang maha penting
ini. Dari catatan sejarah kabinet pasca reformasi, berikut data-data
menteri koordinator perekonomian:

   1. Kwik Kian Gie (1999-2000)
   2. Rizal Ramli (2000-2001)
   3. Burhanuddin Abdullah (2001)
   4. Dorodjatun Kuntjorodjakti (2001-2004)
   5. Aburizal Bakrie (2004-2005)
   6. Boediono (2005-2008)
   7. Sri Mulyani (2008-2009)

Nominasi Hatta sebagai Menko Perekonomian ini setidaknya menimbulkan
berbagai pertanyaan dan keraguan. Pertama, tanpa latar belakang
pendidikan dan pengalaman yang mumpuni dalam bidang ekonomi, akankah
Hatta mampu meraih kinerja yang memuaskan?  sedang yang non-teknis,
Kedua, apakah pos perekonomian ini hanya bisa dinakhkodai dengan cukup
dengan kemampuan manajerial saja? Profil Hatta dapat dibaca lengkap di
Ensiklopedi Tokoh Indonesia. Tentu saja presiden SBY memiliki
pertimbangan tertentu dalam pendapukan Hatta ini, meski dalam
pengalaman Kabinet SBY Jilid 1, Ical hanya bertahan setahun lalu
dideportasi dari pos Menko Perkekonomian ke Menko Kesra.

Pengamat ekonomi Aviliani mengatakan Hatta sudah merupakan sosok ideal
untuk pos ini dengan alasan bahwa meski kurang pengalaman dia dalam
bidang ekonomi tetapi Hatta memiliki `leadership` dan kemampuan untuk
mengkoordinir menteri bidang ekonomi karena dia memiliki rekam jejak
yang baik serta pengalaman dalam bidang itu. Juga kelemahan Hatta
dapat ditutupi oleh wakil presiden terpilih Boediono untuk membantu
tugas-tugas keseharian yang membutuhkan kemampuan teknis dalam bidang
ekonomi. Pendapat yang senada, Sri Adiningsih, Pengamat ekonomi juga
berargumen bahwa jabatan Menko Perekonomian tak musti diduduki orang
dengan latar belakang ilmu ekonomi, justru kemampuan manajerial yang
harus menjadi persyaratan utama. Dari kalangan praktisi dunia usaha,
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi juga
mendukung pos ini untuk Hatta dengan alasan bahwa tingginya jam
terbang HAtta sebagai menteri, dari Menteri Riset dan Teknologi,
Menteri Perhubungan dan terakhir Menteri Sekretaris Negara, sehingga
dengan itu jadi memudahkan mengkoordinir menteri-menteri terkait.
Selain itu, Hatta juga dipandang oleh dunia usaha sebagai sosok
politisi terbuka yang gampang dihubungi.

Sebaliknya, Pengamat Ekonomi, Tony A Prasetyantono, berpendapat bahwa
Hatta Radjasa kurang tepat untuk menduduki jabatan sebagai menko
perekonomian.  Alasannya, Pertama, pengalaman Hatta kurang mendukung,
Jabatan Hatta selama ini hanya merupakan menteri-menteri teknis, dan
mestinya pos ini hanya untuk figur yang benar-benar mumpuni di bidang
ekonomi, baik makro maupun mikro karena akan mengkoordinasikan
fungsi-fungsi ekonomi. Tony merekomendasikan Menko Perekonomian
diambil dari kalangan akademisi yang pernah menduduki jabatan di
kementrian ekonomi seperti mantan menteri keuangan atau kepala
Bappenas. Kedua, Menko ekonomi perlu memahami ilmu-ilmu ekonomi secara
mumpuni untuk membuat kinerja perekonomian  menjadi efektif, sehingga
menteri ybs dituntut untuk tahu apa yang harus dikerjakan, bukan
menghabiskan waktu untuk belajar.

Dari catatan Kabinet Jilid 1, menyusul terpilihnya Boediono menjadi
Gubernur Bank Indonesia, terdapat wacana agar Wapres mengambil alih
alias merangkap jadi Menko Perekonomian dengan alasan pengalaman
praktis JK yang dalam dan luas, tapi toh ini batal karena menuai
protes dari berbagai pihak dan Sri Mulyani yang menjadi Plt.
(pelaksana tugas). Jika wacana ini juga dipakai untuk pembenaran bahwa
untuk menutupi Hatta, ada Boediono yang akan membantu pos ekonominya,
maka akan muncul pertanyaan kritis yang serupa bahwa siapa membantu
siapa? Konstitusi sudah jelas mengatur bahwa menteri itu merupakan
pembantu presiden/wakil presiden, bukan justru sebaliknya.

Nah, bagaimana menurut anda?

Sumber: http://public.kompasiana.com/?p=56686


sp

Kirim email ke