Penangkapan Pimpinan KPK Antasari: Rekayasa Polisi dan Jaksa?
http://infoindonesia.wordpress.com/2009/11/11/penangkapan-pimpinan-kpk-antasari-rekayasa-polisi-dan-jaksa/

MantanKapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Williardi Wizard menyatakan kasus
Antasari Azhar, mantan Ketua KPK sebagai tersangka pembunuhan Nasrudin
Zulkarnaen, merupakan rekayasa. Ini dilakukan agar Antasari meski tidak
membunuh Nasrudin, namun dengan kesaksian palsu akhirnya divonis
sebagai pembunuh di pengadilan dan dihukum.
“Pada jam 12.00 WIB (pemeriksaan
dirinya di Polda Metro Jaya), didatangi Direskrim dan Wadireskrim Polda
Metro Jaya serta kasat-kasat (Kepala Satuan, red) menyatakan sasaran
kita hanya Antasari Azhar,” katanya saat menjadi saksi dalam
persidangan Antasari Azhar, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan,
Selasa.
Williardi menyatakan bahwa pimpinannya (Kapolri) yang memerintahkan itu.
Adakah pernyataan Williardi benar?
Jika pun tidak bisa dipercaya, maka kesaksiannya bahwa Antasari sebagai
pembunuh Nasrudin pun tidak bisa dipercaya.
Polri menyatakan bahwa Williardi
berkata bohong dengan mengandalkan “Lie Detector”. Padahal ketepatan
“Lie Detector” di AS saja diragukan sehingga beberapa negara bagian
menolaknya sebagai alat bukti di pengadilan.
Lalu siapa yang membunuh Nasrudin sebenarnya?
Adakah penangkapan pimpinan KPK,
Antasari Azhar, dan juga Bibit serta Chandra, merupakan dendam Polri
dan Kejaksaan yang para pejabatnya seperti Jaksa Urip, Mantan Kapolri
Rusdiharjo, Mantan Kabareskrim Suyitno Landung, dan sebagainya
ditangkap oleh KPK karena kasus korupsi/suap?
Pada kasus Bibit-Chandra, saksi kunci
Ary Muladi juga akhirnya mengaku tidak pernah bertemu dengan Bibit dan
Chandra. Berlawanan dengan BAP semula.
Hanya Allah yang Maha Kuasa yang mengetahuinya.
Insya Allah para pelaku kejahatan yang
umurnya rata-rata sudah di atas 50 tahun itu akan masuk kubur dan
merasakan gelap dan seramnya siksa kubur…:)
Inilah Kesaksian Williardi yang Menghebohkan Itu!
FRANS AGUNG
Selasa, 10 November 2009 | 21:14 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kesaksian
Williardi Wizard sungguh berani dalam sidang kasus pembunuhan Direktur
PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen. Ia menyadari, sebagai
saksi mahkota, apa pun pernyataannya sangat memengaruhi nasib mantan
Ketua KPK Antasari Azhar yang duduk sebagai terdakwa dalam sidang
tersebut.
Hari Selasa (10/11) ini, ia
memutuskan untuk mencabut semua pernyataannya di BAP karena itu semua
dibuat atas dasar rekayasa penyidik polisi. “Saya nyatakan semua BAP
tidak berlaku. Yang (akan) kami pakai adalah BAP tanggal 29 April 2009
dan 30 April 2009 dan yang (kami) katakan di sini,” kata Williardi
mengawali kesaksiannya.
Ia memutuskan mencabut
keterangannya di BAP karena apa yang ia katakan telah dibuat oleh
penyidik, dan ia tinggal tanda tangan. Alasan lain, pihak penyidik
tidak memenuhi janjinya untuk tidak menahannya jika menurut pada
penyidik.
Rekayasa itu bermula saat ia
dijemput pada satu hari dari rumahnya ke kantor polisi pukul 00.30.
Pada dini hari itu Williardi didatangi dan diperiksa Direktur Reserse
Kepolisian Daerah Metro Jaya, Wakil Direktur Reserse, dan tiga orang
kepala satuan.
Menurut Williardi, para petinggi
polri memintanya membuat BAP yang harus menjerat Antasari sebagai
pelaku utama pembunuhan Nasrudin. “Waktu itu dikondisikan sasaran kita
cuman Antasari. (Lalu BAP saya) disamakan dengan BAP Sigid (Haryo
Wibisono), dibacakan kepada saya,” ujar Williardi tanpa wajah takut.
Dalam kesaksian berikutnya,
Williardi pun menyebut nama Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri
Irjen Adiatmoko. Menurut dia, Adiatmoko juga memintanya membuat BAP
demi kepentingan menjebloskan Antasari.
BAP yang dibuat Williardi pada
tanggal 29-30 April ditolak penyidik karena Antasari tidak tersangkut.
“Udah bikin apa saja yang terbaik untuk menjerat Pak Antasari. Dijamin
besok pulang. Kami dijamin oleh pimpinan Polri tidak akan ditahan.
Paling sanksi indisipliner,” kata Williardi mengulang perkataan
Adiatmoko.
Karena jaminan itu, lanjut
Williardi, ia bersedia menandatangani BAP yang sudah dibuat penyidik.
Namun, yang terjadi keesokan harinya dalam berita televisi, Williardi
diplot polisi sebagai salah satu pelaku pembunuhan Nasrudin.
Ia pun protes kepada Direktur
Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iriawan
yang turut memeriksanya. “Janji mana? Tolong diklarifikasi. Kami tidak
sejahat itu,” ujar Williardi.
Protes Willardi ini menuai reaksi
dari teman sejawatnya. Kembali ia dijemput Brigjen (Pol) Irawan Dahlan
dan langsung dibawa ke kantor Adiatmoko.
Sambil minum kopi, ia ditanya
apakah kenal dengan Edo, Jerry Hermawan Lo, Antasari Azhar, dan Sigid
Haryo Wibisono. Ia juga ditanya apakah pernah menyerahkan uang Rp 500
juta kepada Edo dari Sigid.
Williardi mengiyakan semua
pertanyaan, tanpa tahu ia sedang disidik. Mendengar pengakuan
Williardi, Adiatmoko meminta bawahannya untuk langsung menahan
Williardi.
“Lho kok cuma nyerahin uang
ditahan?” ujar Williardi kepada Adiatmoko. Sejak saat itu sampai
sekarang Williardi mendekam dalam tahanan.
Dalam sidang yang dipimpin oleh
Herri Swantoro di PN Jakarta Selatan siang tadi, Williardi juga mengaku
dicap sebagai pengkhianat oleh teman-teman sejawatnya ketika ia protes
kenapa ia akhirnya jadi terlibat dalam kasus pembunuhan dan ditahan.
Protes kerasnya itu malah
ditanggapi dingin oleh penyidik. “Itu perintah pimpinan,” begitu
jawaban yang dia dapat saat ia mengungkapkan kenapa ia ditahan.
Penasaran siapa yang dimaksud
dengan pimpinan, Tim Kuasa Hukum Antasari yang diketuai Juniver Girsang
bertanya kepada Williardi siapa yang dimaksud pimpinan. “Kalau bicara
pimpinan, pimpinan kami ya Kapolri,” jawab Williardi lantang.
Lebih jauh, rekayasa itu juga
terjadi saat rekonstruksi. Dalam suatu pertemuan di kamar kerja Sigid,
seolah-olah penyidik membuat adegan Antasari memberikan amplop coklat
berisi foto Nasrudin kepada Williardi. Hal ini langsung dibantah oleh
Williardi.
“Itu tidak benar. Kami menerima
amplop itu langsung dari saudara Sigid. Tanpa ada Pak Antasari,” tutur
Williardi. Dari awal memberikan kesaksian, Williardi tidak gentar
membeberkan pernyataan yang dianggapnya benar.
Tak ada wajah takut darinya
sekalipun beberapa pejabat berbintang ia sebutkan. Terdengar pula ia
beberapa kali bersumpah untuk meyakinkan majelis hakim.
Selain nama-nama di atas, ia juga
menyebut petinggi Polri, seperti Niko Afinta, Tornagogo Sihombing, dan
Daniel. Jaksa penuntut umum yang diketuai Cirus Sinaga meminta
nama-nama yang disebut Williardi supaya dihadirkan dalam persidangan.
Sent from Indosat BlackBerry powered by
ONE
Editor: jimbon
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/11/10/21145289/inilah.kesaksian..williardi.yang.menghebohkan.itu
Kesaksian Williardi Wizar:
Kasus Ini Diskenariokan Untuk Jerat Antasari
Williardi mencabut sejumlah poin kesaksiannya dalam BAP.
Selasa, 10 November 2009, 16:02 WIB
Pipiet Tri Noorastuti, Aries Setiawan
VIVAnews – Williardi Wizar
mengungkap penyidikan kasus pembunuhan Direktur Putra Rajawali
Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, diskenariokan untuk menjebak Antasari
Azhar sebagai dalang pembunuhan.
Dikatakannya, penyidik telah
menyiapkan skenario Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang harus ia
tandatangani.  “Saya diperlihatkan BAP Sigit, dibacakan pada saya, kata
penyidik kita samakan saja,” kata Williardi saat bersaksi atas terdakwa
Antasari, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 10 November
2009.
Williardi mencabut sejumlah poin
kesaksiannya dalam BAP itu. Ia merasa kesaksiannya dalam BAP yang
dibuat di hadapan sejumlah petinggi Direktorat Reserse Kriminal Umum
Polda Metro Jaya penuh kebohongan. “Sudah silakan saja kamu buat yang
bisa menjerat Antasari,” ujarnya menirukan kalimat penyidik saat
pembuatan BAP.
“Jam 12 malam saya diperiksa dengan
didatangi Direktur Reserse Polda Metro Jaya, (penyidik mengatakan)
menurut perintah atasan kau bikin saja yang kau peduli,” Williardi
melanjutkan. “Jadi waktu itu (pembuatan BAP) saya dikondisikan.
Direktur, Wakil Direktur, hadir di situ, menyebutkan bahwa sasaran kita
hanya Antasari.”
Kesaksian Williardi membuat riuh
persidangan. Bahkan Antasari langsung menangis mendengar kesaksian itu.
“Tuhan tidak tidur, itu cara orang menzalimi saya. Kebenaran mulai
terungkap. Allahuakbar,” kata Antasari. “Enam bulan ditahan saya tidak
masalah, saya hanya terkejut, kok seperti itu, saat memeriksa WW
(Williardi) menyebut targetnya Antasari.”
Kasus pembunuhan ini menyeret
sejumlah nama pejabat seperti Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi
nonaktif Antasari Azhar, mantan Kapolres Jakarta Selatan Williardi
Wizar, serta dua pengusaha papan atas yaitu Sigid Haryo Wibisono, dan
Jerry Hermawan Lo.
Nasrudin ditembak usai bermain golf
di Padang Golf Modernland, Cikokol, Tangerang, sekitar pukul 14.00,
Sabtu 14 Maret 2009. Ia tewas 22 jam kemudian dengan dua peluru
bersarang di kepalanya.
• VIVAnews
http://nasional.vivanews.com/news/read/104332-antasari_diskenariokan_jadi_otak_pembunuhan
Polri dan Jaksa Lawan Kesaksian Williardi
JPU akan menghadirkan para penyidik yang menangani Berita Acara Pemeriksaan 
(BAP).
Rabu, 11 November 2009, 07:17 WIB
Elin Yunita Kristanti, Aries Setiawan
Sidang Pembunuhan Nasrudin : Wiliardi Wizard (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean)
VIVAnews – Kesaksian mengejutkan
datang dari Williardi Wizar di sidang kasus pembunuhan Direktur Putra
Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, atas terdakwa Antasari Azhar.
Wiliardi mengatakan penyidikan
kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen diskenariokan untuk menjebak
Antasari Azhar sebagai dalang pembunuhan. Dia mengaku diminta membuat
BAP yang menyudutkan Antasari, dengan iming-iming akan dibebaskan.
Wiliardi memutuskan untuk
buka-bukaan dan mencabut kesaksiannya dalam BAP ‘rekayasa’. Sebab,
janji akan dibebaskan tak kunjung dipenuhi.
http://nasional.vivanews.com/news/read/104463-polri_dan_jaksa_lawan_kesaksian_williardi
Williardi: Kalau Saya Bohong, Saya dan Anak Saya Mati!
FRANS AGUNG
Selasa, 10 November 2009 | 14:10 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan
Kapolres Jakarta Selatan Williardi Wizar diminta tolong oleh pengusaha
media Sigid Haryo Wibisono untuk mencari seorang informan untuk
mengikuti orang yang diduga sebagai Direktur PT Putra Rajawali Banjaran
Narsrudin Zulkarnaen. “Adakah informan yang dapat mengikuti 24 jam.
Kerja tim lamban kerjanya,” kata Williardi dalam sidang lanjutan kasus
pembunuhan berencana Nasrudin, Selasa (10/11) di PN Jakarta Selatan.
Dalam sidang yang dipimpin Ketua
Majelis Hakim Herri Swantoro, Antasari didakwa menganjurkan pembunuhan
berencana. Seperti sudah diketahui, Antasari melaporkan bahwa ia
diteror oleh orang yang diduga bernama Nasrudin. Lalu, polisi membentuk
tim penyelidik untuk menanggapi laporan Antasari yang dipimpin oleh
Kombes Chaerul Anwar.
Menurut Williardi, Sigid yang kenal
dengan Antasari menyampaikan kepada Williardi kalau kerja tim Chaerul
lamban. “Ini ada tugas negara (untuk mengikuti orang),” ucap Williardi
mengulang kata Sigid.
Namun anehnya, sebagaimana juga
dipertanyakan oleh Herri, ternyata Williardi tidak menyelidik lebih
lanjut terhadap orang yang meneror Antasari. Ia pun tidak tahu kalau
amplop yang ia terima dari Sigid ternyata foto Nasrudin. Khusus soal
amplop ini, Williardi menerima amplop itu tanpa ada Antasari. Dengan
demikian, kesaksiannya bertentangan dengan kesaksian Sigid yang
mengatakan bahwa amplop diserahkan oleh Antasari.
Selain itu, Williardi pun juga
tidak menanyakan soal tim Chaerul. Jadi, kapan dikatahui kalau orang
itu adalah Nasrudin? “Tahunya setelah kami ditangkap,” ucap Williardi.
Kemudian, ia melanjutkan bahwa
Williardi ternyata tetap keukeuh tidak tahu orang yang akan menjadi
target sekalipun ia sudah mendapatkan informan dan mendapatkan uang Rp
500 juta dari Sigid sebagai biaya operasional.
Untuk mendapatkan informan
sebagaimana permintaan Sigid, Williardi minta bantuan Jerry Hermawan
Lo, yang juga menjadi terdakwa dalam kasus ini. Selanjutnya, Jerry
mempertemukan Williardi dengan Edo sebagai orang yang siap menjadi
informan. “Uang itu kami berikan pada Edo semuanya,” tutur Williardi.
Saat Herri mempertanyakan mengenai
kelogisan cerita, Williardi setengah berteriak, “Demi Allah, kalau saya
bohong, saya mati bersama anak-anak saya,” tukasnya.
Dalam kasus ini, Williardi Wizar,
Antasari Azhar, dan Sigid Haryo Wibisono didakwa melakukan pembunuhan
berencana terhadap Nasrudin. Mereka diancam hukuman mati.
ONE
Editor: Edj
http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/11/10/14100013/williardi.kalau.saya.bohong.saya.dan.anak.saya.mati
Williardi Wizard: Kasus Antasari Rekayasa
Selasa, 10 November 2009 15:38 WIB
Jakarta, (tvOne)
Mantan Kapolres Jakarta Selatan
Kombes Pol Williardi Wizard menyatakan kasus Antasari Azhar, mantan
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka pembunuhan
Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnaen,
merupakan rekayasa.
“Pada jam 12.00 WIB (pemeriksaan
dirinya di Polda Metro Jaya), didatangi Direskrim dan Wadireskrim Polda
Metro Jaya serta kasat-kasat (Kepala Satuan, red) menyatakan sasaran
kita hanya Antasari Azhar,” katanya saat menjadi saksi dalam
persidangan Antasari Azhar, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan,
Selasa.
Kombes Pol Williardi Wizar sendiri
menjadi terdakwa dalam kasus pembunuhan itu, bersama-sama dengan Sigit
Haryo Wibisono, Jerry Hermawan Lo dan lima eksekutor lainnya.
Dengan suara bergetar menahan
emosi, Wiliardi menyatakan dirinya seusai didatangi Direskrim Polda
Metro Jaya lalu dibacakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Sigit Haryo
Wibisono. “Direskrim menyatakan samakan saja BAP-nya (Wiliardi Wizard)
dengan Sigit Haryo Wibisono,” katanya.
Kemudian, kata dia, BAP dirinya itu
ditayangkan di stasiun televisi swasta hingga dirinya mempertanyakan
kepada Direskrim Polda Metro Jaya melalui pesan singkat (SMS) yang
memprotes isi BAP tersebut. “Karena saya tidak pernah memberikan
keterangan seperti itu kepada Direskrim,” katanya.
“Ini perintah atasan,” katanya dalam persidangan yang dipimpin hakim Herry 
Swantoro.
Allahu Akbar
Antasari Azhar ketika mendengar
keterangan saksi Wiliardi Wizard itu, badannya lemas yang bersamaan
dengan diskors-nya persidangan oleh majelis hakim, sembari menyatakan
kalimat “Allahu Akbar”.
Antasari Azhar terkulai lemas sembari berlinang air mata di kursi setelah 
sebelumnya dipapah oleh sejumlah tim kuasa hukumnya.
Kuasa hukum Antasari Azhar, Juniver
Girsang, menyatakan, dirinya kaget dengan keterangan saksi yang
dianggap pertama kalinya di sejarah dunia peradilan tanah air.
“Pernyataan saksi menyatakan bahwa seorang terdakwa dapat diskenariokan
dan sasarannya adalah Antasari Azhar,” katanya.
Juniver Girsang menyatakan Antasari
Azhar sangat kecewa dan meminta keadilan kepada pemerintah. “Orang
tidak bersalah tapi diskenariokan. Ini fenomenal padahal Antasari Azhar
sudah banyak melaksanakan tugas,” katanya.. (Ant)
http://www.tvone.co.id/berita/view/27283/2009/11/10/williardi_wizard_kasus_antasari_rekayasa
Williardi: Atasan Saya Ya Kapolri!
KOMPAS.com/ KRISTIANTO PURNOMO
Selasa, 10 November 2009 | 16:32 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Di dalam
persidangan, saksi Williardi Wizard “bernyanyi” kalau rekannya di
kepolisian merekayasa penyidikan kasus pembunuhan Direktur PT Putra
Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen yang berujung pada penahanan
mantan Ketua KPK Antasari Azhar.
Nama petinggi Polri pun disebutnya.
Pada suatu hari, Williardi berkisah dalam sidang PN Jaksel, Selasa
(10/11), ia dijemput di rumahnya pukul 00.30 oleh Brigjen (Pol) Irawan
Dahlan.
Kemudian di kantor polisi para
penyidik meminta dia membuat berita acara sesuai dengan kehendaknya.
“Udah bikin apa saja yang terbaik untuk menjerat Pak Antasari. Dijamin
besok pulang.. Kami dijamin oleh pimpinan Polri tidak akan ditahan,
paling sangsi indisipliner,” kata Williardi mengulang perkataan Wakil
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (waktu itu) Irjen Adiatmoko.
Karena jaminan itu, apalagi
langsung dari pimpinan Polri, lanjut Williardi, ia bersedia
menandatangani BAP yang sudah dibuat penyidik. Namun, yang terjadi
keesokan harinya dalam berita televisi Williardi diplot polisi sebagai
salah satu pelaku pembunuhan Nasrudin.
“Janji mana? Tolong diklarifikasi.
Kami tidak sejahat itu,” kata Williardi dalam pesan singkat kepada
Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris
Besar Muhammad Iriawan.
Selanjutnya, penasihat hukum Antasari bertanya, “Siapa pimpinan Anda?” 
“Pimpinan saya ya Kapolri,” kata Williardi.
Setelah protes tersebut, Williardi
mengaku ia langsung ditahan. Ia tidak peduli dikatakan penghianat oleh
sejawatnya. “Kami memberanikan diri, kami dibilang penghianat, tidak
peduli,” kata Williardi dalam persidangan.
Williardi bersama Antasari Azhar
dan Sigid Haryo Wibisono didakwa melakukan pembunuhan berencana
terhadap Nasrudin. Mereka diancam hukuman mati atas dakwaan itu.
http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/11/10/16325123/williardi.atasan.saya.ya.kapolri
Lie Detector yang cuma memeriksa orang
bohong dengan asumsi keringat lebih banyak dan detak jantung lebih
cepat ternyata tidak akurat.
Pembohong profesional bisa berbohong
namun dianggap jujur oleh Lie Detector. Sementara orang yang bicara
jujur tapi jika grogi, maka dia dianggap bohong.
http://www.usatoday.com/news/nation/2002-09-09-lie_x.htm
 ===
Ingin belajar Islam via SMS?
Ketik:REG SI kirim ke 3252


Tarif Rp.1000 ,- + PPN
Berhenti: ketik:UNREG SI kirim ke 3252
Hanya dari Telkomsel


Isi berupa cuplikan ayat Al Qur'an dan Hadits yang bisa anda forward ke 
saudara-saudara dan teman-teman anda lainnya.
http://media- islam.or. id



      Bersenang-senang di Yahoo! Messenger dengan semua teman. Tambahkan mereka 
dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! 
http://id.messenger.yahoo.com/invite/

Kirim email ke