Murid terkencing-kencing................! -----Original Message----- From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com [mailto:ekonomi-nasio...@yahoogroups.com] On Behalf Of Irwan Kurniawan Sent: Tuesday, March 30, 2010 12:04 PM To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: Re: BLS: [ekonomi-nasional] Nikmatnya jadi Pegawai Pajak.......
Kalau gajinya 2-10%, tawaran suapnya 10-20%, bisa kena goda juga.. Itu sih cuma alasan doank.. Lah nenek moyangnya (eh big bosnya -menkeu-) aja menghentikan penyidikan tunggakan pajak konglomerat (bos ramayana) dari 400 M jadi cuma 7 M.. Guru kencing berdiri, murid kencing .... -- Wassalam, Irwan.K "Better team works could lead us to better results" http://irwank.blogspot.com Pada 29 Maret 2010 17:02, Habibie Nugroho Wicaksono <prof.habi...@gmail.com>menulis: > > > Kalau menurut saya, gaji 12 juta sebulan itu memang tidak cukup bagi > pegawai pajak. Jangan hanya dilihat 12 jutanya yang memang besar. Namun, > lihat juga tanggung jawabnya. Satu perusahaan besar saja bisa memiliki pajak > sampai puluhan sampai ratusan miliar. Kalau kemudian penghasilannya hanya 12 > juta sebulan, jelas sangat tidak imbang. Inilah yang akhirnya bisa membuat > seseorang tergoda untuk korupsi. > Saran saya, lebih baik dibuat sistem insentif yang lebih rasional untuk > PNS. Saya beri contoh. Kalau untuk pegawai pajak ya misalnya sekitar 2-10 > persen dari besarnya pajak yang terutang. Angka itu kemudian dibagi dengan > komposisi tertentu untuk kepala kantor dan tim pemeriksa. Auditor pemerintah > diberi insentif 2-5 persen dari total anggaran di audit. Panitia pengadaan > diberi 2-8 persen dari pagu anggaran. Pegawai fungsional diberi insentif > untuk tiap pekerjaan yang diselesaikan. > Memang, belanja gaji pegawai dalam APBN akan meningkat pesat. Namun, ini > akan menjadi insentif tak ternilai bagi peningkatan tata kelola pemerintahan > kita. Selama sistem penghasilan tidak proporsional, maka risiko penyimpangan > akan besar. > Korupsi yang dilakukan seseorang, terkadang karena keterpaksaan, semisal > mendadak orang tua sakit, biaya sekolah anak mahal, yang membuat seseorang > korupsi. Mungkin, hanya sekali itu dia berniat korupsi. Namun, sekali > melakukan korupsi, maka orang itu akan terjebak ke dalam satu lingkaran > korupsi lainnya. > Jadi, harus ada investasi pada sistem penggajian yang rasional. Masak > ngurus uang ratusan miliar digaji 12 juta. Dimana ilmunya tuh. > Bahwa korupsi adalah salah. Yang penting saat ini, bagaimana agar ini tidak > terulang. Harus ada solusinya. > > Salam > > Habibie Nugroho Wicaksono > -----Pesan Asli----- > Dari: rifky pradana > Terkirim: 29/03/2010 00:45:35 > Subjek: [ekonomi-nasional] Nikmatnya jadi Pegawai Pajak....... > > Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Pajak sepertinya memang enak. > > Paling tidak dalam soal gajinya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan > gajinya tentara (TNI) dan polisi (Polri) serta PNS di instansi lainnya yang > non instansi Depkeu (Departemen Keuangan). > > PNS di Ditjen Pajak dengan golongan kepegawaian III-A saja gaji resmi > sebulannya sudah lebih dari Rp. 12 Juta. Suatu jumlah yang memang cukup > spektakuler untuk ukuran gaji TNI dan Polri serta PNS non Depkeu pada > umumnya. > > Apalagi jika Gaji yang Rp. 12 Juta itu dibandingkan dengan UMR (Upah > Minimum Regional) para buruh yang tak lebih dari Rp. 1 Juta saja. > > Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Pajak memang nikmat. > > Paling tidak jika ditilik dari taraf dan tingkat kehidupannya Gayus > Halomoan Tambunan, seorang PNS di Ditjen Pajak dengan golongan kepegawaian > III-A. > > Gayus Halomoan Tambunan, karena merupakan PNS golongan III-A di Ditjen > Pajak yang merupakan instansi di lingkungan Depkeu, maka tentunya juga > bergaji resmi sebesar lebih dari Rp. 12 Juta sebulannya. > > Jumlah gaji yang sudah sangat lumayan bagus, jika dicoba dibandingkan > dengan seorang berumur 30 tahun dengan ijasah strata D-4 yang bekerja di > perusahaan swasta nasional. > > Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Pajak memanglah enak dan nikmat. > > Rumah tinggalnya Gayus yang PNS di Ditjen Pajak ini tak lagi berstatus > nebeng mertua, juga tak lagi hanya sekedar bisa sewa atau kontrak. > > Tapi ia sudah bisa memiliki rumah pribadi milik sendiri. Rumahnya ini juga > bukan di tengah perkampungan padat yang kumuh. Namun rumah tinggalnya itu > berada di lingkungan real estate elit yang harga rumahnya lebih dari Rp. 2 > Milyar. > > Kepemilikan mobil pribadinya juga berjumlah lebih dari satu buah mobil. > Bahkan mobilnya itu bukanlah dari jenis mobil yang sembarangan saja, tapi > mobil dengan kategori mobil mewah. > > Pegawai Pajak memang enak. > > Bahkan kepemilikan uang di rekening banknya juga sungguh mencengangkan. PNS > di Ditjen Pajak ini di rekening pribadinya memiliki dana sampai sebesar Rp. > 25 Milyar. > > Memang, uang sebesar Rp. 25 Milyar itu suatu jumlah yang sangat kecil jika > dibandingkan dengan uang yang berjumlah Rp. 6,7 Trilyun. > > Namun, uang sebesar Rp. 25 Milyar itu merupakan jumlah uang yang cukup > besar, jika dibandingkan dengan jumlah maksimum penjaminan LPS atas dana > simpanan di bank yang hanya Rp. 2 Milyar saja. > > Pegawai Pajak memang betul-betul nikmat. > > Nyatanya , saat selama menjadi terdakwa di sidang pengadilan, tak perlu > status kepegawaiannya di-non aktif-kan. > > Bahkan setelah diajukan ke depan pengadilan pun, para hakim di pengadilan > pun mengganjar baginya dengan vonis bebas tak bersalah. > > Pegawai Pajak memanglah betul-betul enak dan nikmat. > > Setelah terbongkarnya kongkalingkopng dalam perekayasaan atas kasusnya itu, > sehingga menghasilkan vonis pengadilang yang bebas itu pun, ia masih > dilindungi oleh komplotannya. > > Gayus yang PNS Ditjen Pajak dengan golongan III-A ini bisa berbuat seperti > layaknya para bankir pengemplang BLBI. Yang bebas lenggang kangkung dengan > melarikan diri ke Singapura. > > Pegawai Pajak memanglah sungguh enak dan nikmat serta nyaman. > > Harta kekayaan miliknya yang seperti itu, sangat diyakini, tentulah oleh > Gayus tidak dilaporkannya di formulir SPPT Tahunan. > > Dan, itu tentu tak menjadi soal dan tak terlalu dicermati SPPT Tahunannya, > sebab pemeriksanya adalah teman-teman sekoleganya di Ditjen Pajak. > > Dimana, para koleganya sesama pegawai Ditjen Pajak itu, sangat diyakini, > tentulah akan menjadi sangat cermat jika meneliti SPPT Tahunannya rakyat > biasa yang bukan pegawai pajak. > > Ah, Pegawai Pajak memanglah sungguh betul-betul pancen oye. > > Dimana, para koleganya sesama pegawai Ditjen Pajak itu pun, sangat bisa > jadi, banyak juga yang mempunyai harta melimpah seperti kekayaannya Gayus > Halomoan Tambunan. Bahkan sangat mungkin, justru melebihinya. > > Dan, apakah para koleganya itu seperti halnya Gayus Halomoan Tambunan, > dimana SPPT Tahunannya juga tak diisinya dengan data yang jujur ?. > > Wallahualambishshawab. > > * > Catatan Kaki : > * Artikel yang membahas seputar masalah 'politiking pajak' yang dilakukan > oleh Menteri Keuangan, dapat dibaca dengan mengklik di sini . > * Artikel yang membahas seputar maslahat dan mudhorotnya jika Susno > diangkat sebagai Ketua KPK, dapat dibaca dengan mengklik di sini . > * Artikel yang membahas seputar pihak pemberi uang suap dan pihak penerima > uang suap jika ditilik dari kacamata hukum, dapat dibaca dengan mengklik di > sini . > * > Nikmatnya Jadi Pegawai Pajak > http://ekonomi.kompasiana.com/2010/03/28/pegawai-pajak-memang-enak/ > * > [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com http://capresindonesia.wordpress.com http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links