Sependapat. Dari dulu sebenarnya klu itu boleh by uu, gak perlu bnyk lembaga. 
Jauh lbh simple. Ga ruwet. 
Toh sekarang ini juga akhirnya juga begitu ada case juga rekening dibuka juga 
oleh lembaga hkm.

Tks




-ouRNet-

-----Original Message-----
From: s_askan...@yahoo.com
Date: Tue, 30 Mar 2010 09:36:51 
To: <ekonomi-nasional@yahoogroups.com>
Subject: Re: BLS: [ekonomi-nasional] Nikmatnya jadi Pegawai Pajak.......

Kalau tidak ada hukum pembuktian terbalik, sampai kiamatpun korupsi di 
indonesia bakal tetap merajalela. Atasan gayus maupun semua jenderal polisi yg 
diperkirakan terlibat bakal lolos di pengadilan, siapapun tdk bs membuktikan 
kalau suapnya dg uang tunai.Karena itu mereka sesumbar " buktikan kalau saya 
terima suap", jangankan manusia, malaikat pun kesulitan kl suapnya brp uang 
tunai. Kalau bekas suapnya gampang dicari, rumah yg nilainya lebih besar dari 
gaji pns yg bekerja selama 100 tahun, aprtemen yg tersebar dimana mana, mobil 
mewah dll. Meskipun gaji mereka dinaikkan 100 kali lipat jg pasti blm cukup. 
Ini pengalaman pribadi saya,akhir  1972 saya diterima  kerja didepartemen 
keuangan, waktu itu ada yg namanya tunjangan pengelolaan keuangan negara, jadi 
saat itu gaji pokok org yg bekerja di depkeu 9 kali dr gaji pokok pegawai 
departemen lain shg kalau ditambah tunjangan macem2 kira2 take homepay org 
depkeu itu 3 kali pegawai departemen lain, krn gaji pokok saat itu memang 
kecil. Kalau kepala seksi keatas masih ditambah  tunjangan struktural yg cukup 
besar. Apa korupsi di depkeu berhenti. Tidak juga.  Karena itu pd awal 1975 
saya  mengundurkan diri lalu bekerja diperusahaan swasta yg lumayan.  

Sent from my BlackBerry®

powered by Sinyal Kuat INDOSAT



-----Original Message-----

From: Eko Subhan <ekosub...@yahoo.com>

Date: Mon, 29 Mar 2010 23:08:23 

To: <ekonomi-nasional@yahoogroups.com>

Subject: Re: BLS: [ekonomi-nasional] Nikmatnya jadi Pegawai Pajak.......



proporsional dong ... gemana sih ...

tugas utama dari PNS adalah memberikan pelayanan bagi masyarakat sampai 
masyarakatnya sejahtera. Bukan dibalik berpikirnya, karena pekerjaannya 
mungutin duit rakyat jadinya musti dikasih imbalan gede; itu bagian dari 
resiko. Makanya pada PNS ada jaminan hari tua, ada mekanisme dana pensiun ampe 
mati. Ini kelebihannya PNS.

Kalau jaminan haritua itu tetap diberikan tapi gaji musti gede ... itu kan 
namanya mengkhianati amanah



 

Eko Subhan M









________________________________

From: Habibie Nugroho Wicaksono <prof.habi...@gmail.com>

To: "ekonomi-nasional@yahoogroups.com" <ekonomi-nasional@yahoogroups.com>

Sent: Mon, March 29, 2010 5:02:48 PM

Subject: BLS: [ekonomi-nasional] Nikmatnya jadi Pegawai Pajak.......



  

Kalau menurut saya, gaji 12 juta sebulan itu memang tidak cukup bagi pegawai 
pajak. Jangan hanya dilihat 12 jutanya yang memang besar. Namun, lihat juga 
tanggung jawabnya. Satu perusahaan besar saja bisa memiliki pajak sampai 
puluhan sampai ratusan miliar. Kalau kemudian penghasilannya hanya 12 juta 
sebulan, jelas sangat tidak imbang. Inilah yang akhirnya bisa membuat seseorang 
tergoda untuk korupsi.

Saran saya, lebih baik dibuat sistem insentif yang lebih rasional untuk PNS. 
Saya beri contoh. Kalau untuk pegawai pajak ya misalnya sekitar 2-10 persen 
dari besarnya pajak yang terutang. Angka itu kemudian dibagi dengan komposisi 
tertentu untuk kepala kantor dan tim pemeriksa. Auditor pemerintah diberi 
insentif 2-5 persen dari total anggaran di audit. Panitia pengadaan diberi 2-8 
persen dari pagu anggaran. Pegawai fungsional diberi insentif untuk tiap 
pekerjaan yang diselesaikan.

Memang, belanja gaji pegawai dalam APBN akan meningkat pesat. Namun, ini akan 
menjadi insentif tak ternilai bagi peningkatan tata kelola pemerintahan kita. 
Selama sistem penghasilan tidak proporsional, maka risiko penyimpangan akan 
besar.

Korupsi yang dilakukan seseorang, terkadang karena keterpaksaan, semisal 
mendadak orang tua sakit, biaya sekolah anak mahal, yang membuat seseorang 
korupsi. Mungkin, hanya sekali itu dia berniat korupsi. Namun, sekali melakukan 
korupsi, maka orang itu akan terjebak ke dalam satu lingkaran korupsi lainnya.

Jadi, harus ada investasi pada sistem penggajian yang rasional. Masak ngurus 
uang ratusan miliar digaji 12 juta. Dimana ilmunya tuh.

Bahwa korupsi adalah salah. Yang penting saat ini, bagaimana agar ini tidak 
terulang. Harus ada solusinya.



Salam



Habibie Nugroho Wicaksono

-----Pesan Asli-----

Dari: rifky pradana

Terkirim:  29/03/2010 00:45:35

Subjek:  [ekonomi-nasional] Nikmatnya jadi Pegawai Pajak.......



Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Pajak sepertinya memang enak.



Paling tidak dalam soal gajinya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan 
gajinya tentara (TNI) dan polisi (Polri) serta PNS di instansi lainnya yang non 
instansi Depkeu (Departemen Keuangan).



PNS di Ditjen Pajak dengan golongan kepegawaian III-A saja gaji resmi 
sebulannya sudah lebih dari Rp. 12 Juta. Suatu jumlah yang memang cukup 
spektakuler untuk ukuran gaji TNI dan Polri serta PNS non Depkeu pada umumnya.



Apalagi jika Gaji yang Rp. 12 Juta itu dibandingkan dengan UMR (Upah Minimum 
Regional) para buruh yang tak lebih dari Rp. 1 Juta saja.



Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Pajak memang nikmat.



Paling tidak jika ditilik dari taraf dan tingkat kehidupannya Gayus Halomoan 
Tambunan, seorang PNS di Ditjen Pajak dengan golongan kepegawaian III-A.



Gayus Halomoan Tambunan, karena merupakan PNS golongan III-A di Ditjen Pajak 
yang merupakan instansi di lingkungan Depkeu, maka tentunya juga bergaji resmi 
sebesar lebih dari Rp. 12 Juta sebulannya.



Jumlah gaji yang sudah sangat lumayan bagus, jika dicoba dibandingkan dengan 
seorang berumur 30 tahun dengan ijasah strata D-4 yang bekerja di perusahaan 
swasta nasional.



Pegawai Negeri Sipil di Ditjen Pajak memanglah enak dan nikmat.



Rumah tinggalnya Gayus yang PNS di Ditjen Pajak ini tak lagi berstatus nebeng 
mertua, juga tak lagi hanya sekedar bisa sewa atau kontrak.



Tapi ia sudah bisa memiliki rumah pribadi milik sendiri. Rumahnya ini juga 
bukan di tengah perkampungan padat yang kumuh. Namun rumah tinggalnya itu 
berada di lingkungan real estate elit yang harga rumahnya lebih dari Rp. 2 
Milyar.



Kepemilikan mobil pribadinya juga berjumlah lebih dari satu buah mobil. Bahkan 
mobilnya itu bukanlah dari jenis mobil yang sembarangan saja, tapi mobil dengan 
kategori mobil mewah.



Pegawai Pajak memang enak.



Bahkan kepemilikan uang di rekening banknya juga sungguh mencengangkan. PNS di 
Ditjen Pajak ini di rekening pribadinya memiliki dana sampai sebesar Rp. 25 
Milyar.



Memang, uang sebesar Rp. 25 Milyar itu suatu jumlah yang sangat kecil jika 
dibandingkan dengan uang yang berjumlah Rp. 6,7 Trilyun.



Namun, uang sebesar Rp. 25 Milyar itu merupakan jumlah uang yang cukup besar, 
jika dibandingkan dengan jumlah maksimum penjaminan LPS atas dana simpanan di 
bank yang hanya Rp. 2 Milyar saja.



Pegawai Pajak memang betul-betul nikmat.



Nyatanya , saat selama menjadi terdakwa di sidang pengadilan, tak perlu status 
kepegawaiannya di-non aktif-kan.



Bahkan setelah diajukan ke depan pengadilan pun, para hakim di pengadilan pun 
mengganjar baginya dengan vonis bebas tak bersalah.



Pegawai Pajak memanglah betul-betul enak dan nikmat.



Setelah terbongkarnya kongkalingkopng dalam perekayasaan atas kasusnya itu, 
sehingga menghasilkan vonis pengadilang yang bebas itu pun, ia masih dilindungi 
oleh komplotannya.



Gayus yang PNS Ditjen Pajak dengan golongan III-A ini bisa berbuat seperti 
layaknya para bankir pengemplang BLBI. Yang bebas lenggang kangkung dengan 
melarikan diri ke Singapura.



Pegawai Pajak memanglah sungguh enak dan nikmat serta nyaman.



Harta kekayaan miliknya yang seperti itu, sangat diyakini, tentulah oleh Gayus 
tidak dilaporkannya di formulir SPPT Tahunan.



Dan, itu tentu tak menjadi soal dan tak terlalu dicermati SPPT Tahunannya, 
sebab pemeriksanya adalah teman-teman sekoleganya di Ditjen Pajak.



Dimana, para koleganya sesama pegawai Ditjen Pajak itu, sangat diyakini, 
tentulah akan menjadi sangat cermat jika meneliti SPPT Tahunannya rakyat biasa 
yang bukan pegawai pajak.



Ah, Pegawai Pajak memanglah sungguh betul-betul pancen oye.



Dimana, para koleganya sesama pegawai Ditjen Pajak itu pun, sangat bisa jadi, 
banyak juga yang mempunyai harta melimpah seperti kekayaannya Gayus Halomoan 
Tambunan. Bahkan sangat mungkin, justru melebihinya.



Dan, apakah para koleganya itu seperti halnya Gayus Halomoan Tambunan, dimana 
SPPT Tahunannya juga tak diisinya dengan data yang jujur ?.



Wallahualambishshaw ab.



*

Catatan Kaki :

* Artikel yang membahas seputar masalah ‘politiking pajak’ yang dilakukan oleh 
Menteri Keuangan, dapat dibaca dengan mengklik di sini .

* Artikel yang membahas seputar maslahat dan mudhorotnya jika Susno diangkat 
sebagai Ketua KPK, dapat dibaca dengan mengklik di sini .

* Artikel yang membahas seputar pihak pemberi uang suap dan pihak penerima uang 
suap jika ditilik dari kacamata hukum, dapat dibaca dengan mengklik di sini .

*

Nikmatnya Jadi Pegawai Pajak

http://ekonomi. kompasiana. com/2010/ 03/28/pegawai- pajak-memang- enak/

*



[Non-text portions of this message have been removed]





 





      



[Non-text portions of this message have been removed]







[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke