Singapura tidak melindungi Gayus karena nilai "korupsinya" cuma Rp 25 milyar.
Coba kalau sudah Rp 1 trilyun, tidak bakal balik koruptor beserta uang hasil korupsinya. === Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com --- Pada Rab, 31/3/10, nainggolan syahganda <igan...@yahoo.com> menulis: Dari: nainggolan syahganda <igan...@yahoo.com> Judul: [ekonomi-nasional] Seandainya Nama Kau Gayus Ongko Widjaja Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 31 Maret, 2010, 7:13 PM Dibalik hiruk pikuk keberhasilan polisi Indonesia menangkap Gayus Tambunan di Singapore, sicuil berita online detik.com menyelip dengan judul "Kalau Gayus Bisa, Kenapa Koruptor Lain Sulit Ditangkap di Singapura?". Sangat fantastik penangkapan Gayus dapat dilakukan dengan begitu cepat di negara yang menyimpan ratusan perampok kekayaan Indonesia ini. Bahkan di tuliskan bahwa polisi Singapura membantu Indonesia dalam rangkaian penangkapan ini. Denny Indrayana dalam online yang sama menyatakan "Allah menuntun Satgas bertemu Gayus". Seandainya Denny juga mengatakan "Allah menuntut satgas bertemu dengan Anggoro" atau untuk bertemu dengan Syamsul Nursalim, Djoko Tjandra, Atang Latif, Hendra Liem dll (lihat VivaNews : Para Buron yang Menikmati "surga" Singapura) dan lalu "Bim Salabim" para koruptor ini bertemu Satgas, selayaknya tim pemburu koruptor yang sudah bekerja bertahun2 di bawah kejaksaan agung harus dialihkan kepada Satgasnya Denny. Kembali ke "laptop", sampai saat ini kita tahu bahwa Indonesia tidak mempunyai perjanjian ekstradisi dengan Singapura. Rencana perjanjian ekstradisi yang beberapa tahun lalu akan dilakukan melalui "tukar guling" dengan Defence Cooperation Agreement (DFA), suatu kerjaasama militer Indonesia-Singapore , di mana Singapore mempunyai hak atas beberapa wilayah stategis Indonesia untuk latihan militer, sampai saat ini tidak terjadi. Kegagalan penandatangan ini merupakan misteri. banyak jenderal-jenderal purnawirawan dan pengamat politik/militer yang memberikan opini berbahaya DFA tersebut jika dilaksanakan. Kedaulatan Indonesia akan tereduksi. Tentu pendpat pengamat ini masuk akal. Sampai saat ini kita lihat bahwa dalam berbagai kasus kedaulatan Indonesia terganggu oleh negara titik itu. Meskipun jaraknya sejengkal, kita tidak bisa mengekstradisi perampok-perampok bank yang pindah ke sana. Singapore juga melakukan pengendalian atas radar udara bagi lalu lintas udara yang mencakup sebagain wilayah Sumatera, sehingga penghasilan atas pengaturan trafik udara tersebut jatuh menjadi devisa mereka. Dalam bidang lalu lintas udara dan laut, Singapura menempatkan diri sebagai Hub (Internasional Hub port) yang mengendalikan ekspor-impor Indonesia ke negara-negara lain. Lagi-lagi devisa masuk kenegara ini. Keuntungan Singapor atas Indonesia terjadi karena buruknya pemimpin-pemimpin negeri ini. Hal itu memberi kesempatan pada para lobbyist Singapura untuk menjamu dan memanjakan pejabat-pejabat Indonesia atas imbalan informasi atau keuntungan lain yang meraka terima. Namun, yang tak kalah penting adalah jaringan bisnis kaum Tionghoa yang sudah berlangsung ratusan tahun menjadi tumpuan permanen hubungan kedua negara ini yang sesungguhnya. Buku Asian Godfathers (joe Studweell, 2007) memberi pengertian yang dalam buat kita bahwa Singapore (disamping Hongkong) merupakan pusat pengendalian kartel bisnis etnis tionghoa di Asia tenggara. Kita lalu berfikir, tentu Singapore tidak akan membiarkan negaranya dapat di jamah oleh hukum Indonesia melalui perjanjian kerjasama ekstradisi. Karena hal itu justru akan merusak tempat aman bagi pengelola kartel-kartel ekonomi ini. Artinya, sekali lagi, Singapora tidak akan menukarkan apapun atas kebebasan para taipan-taipan kawasan asia tenggara di negara mereka. Penjahat di Indonesia adalah pahlawan bagi Singapore. Lalu mengapa Gayus gampang ditangkap??? Apakah karena "Allah membimbing dia untuk ketemu Denny Indrayana"? Jawaban yang diberikan sosiolog Kastorius Sinaga (staf ahli Kapolri) dalam detik.com tsb adalah Otoritas Singapura tidak melindungi Gayus. Hal ini menjadi catatan buat kita, seandainya Gayus bukanlah Gayus Tambunan tetapi Gayus Ongko Widjojo, atauu Gayus Lim Dramadi, atau Gayus Salim Winata, mungkin Gayus akan dilindungi jaringan kartel2 ini. Ternyata Tambunan itu nama asli bangsa melayu yang tidak lakuk di Singapura... . Wassalam, Syahganda Nainggolan Phd Student of Social Welfare Study, UI Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik. Tambah lebih banyak teman ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/ [Non-text portions of this message have been removed]