Untuk memanage pertumbuhan ekonomi dibutuhkan orang yang tidak sekedar
tahu bagaimana mengumpulkan uang rakyat (pajak), mengalokasikannya
untuk belanja negara dan mengatur devisa serta nilai uang (financial
transaction, bursa dsb...) atau "FINANCIAL MANAGEMENT" saja...
Untuk konteks ini, di perusahaan biasanya namanya cuma sekedar "divisi
finance atau direktorat departement keuangan"
Tapi juga tahu bagaimana memanage peningkatkan "value added ekonomi"
negara tersebut pada bidang-bidang ekonomi atau USAHA RIL yang
bermanfaat dan berkesidambungan untuk kehidupan di negara tersebut...

Untuk bahagian ke-dua ini dibutuhkan upaya-upaya yang memberdayakan
kekuatan EKONOMI RIL secara ADIL dan MERATA...
Untuk itu juga dibutuhkan manager ekonomi yang MENGERTI semua
SUMBER-SUMBER EKONOMI atau USAHA-USAHA RIL (setidaknya usaha-usaha
yang strategis dan penting) dengan SKALA PRIORITAS, dan mengupayakan
jalan keluar dari semua kendala yang dihadapi usaha-usaha ril
tersebut; termasuk pemberdayaan SDM, MODAL, PASAR, MARGIN LABA (HARGA)
dan Value Added Sharing (UPAH dsb), dll...
Jika mengaku sebagai manager ekonomi negara namun sekedar tahu tentang
financial management, yakni cuma melakukan pencet uang disini, pencet
disana, tanpa melakukan apa-apa dalam pemberdayaan sumber ekonomi
ril-nya, itu cuma sekedar "manager keuangan"...

Salam Z

2010/5/24 OK Taufik <ok.tau...@gmail.com>:
> dri milis sebelah
>
>
>  -----Original Message-----
> From: Dhita Yudhistira <dhita_yudhist...@yahoo.com>
> To: ia-...@yahoogroups.com
> Sent: Mon, May 24, 2010 2:05 am
> Subject: Re: [IA-ITB] Hutang Republik Indonesia Ternyata Sangat Kecil
>
>  Saya ingat sekali, waktu jaman Ibu Mega, istri saya sedang bekerja di
> sebuah bank di Cirebon, yang tentunya banyak nasabahnya bergerak di bidang
> rotan.
>
>  Waktu itu, ekspor rotan mentah dibuka. Akibatnya hampir semua bahan mentah
> diekspor karena harganya lebih baik dari yang bisa ditawarkan pengusaha
> lokal. Akibatnya jelas, banyak sekali industri rotan yang gulung tikar atau
> hampir gulung tikar. Ini bukan hanya terjadi dalam kasus rotan.
>
>  Di satu sisi, ekspor dan penerimaan negara bertambah dengan cepat karena
> bahan mentah memang gampang dijual. Di sisi lain, nilai tambah hilang dan
> industri runtuh termasuk konsekuensinya adalah pengangguran.
>
>  Kemudian saya perhatikan hal ini (menjual bahan mentah) menjadi kebiasaan
> pemerintah kita. Terutama sumber daya mineral bahan baku dan bahan energi
> termasuk kelapa sawit, gas, batu bara, dsb.
>
>  Industri bahan mentah seperti yang demikian tentunya memiliki kesenjangan
> pendapatan ekonomi yang tinggi antara pengusaha, pekerja, dan mereka yang
> tidak terlibat (berapa banyak sih orang yang bergaji tinggi dalam sebuah
> perusahaan perkebunan kelapa sawit besar?).
>
>  Tentu Indonesia akan tumbuh 7% di tahun 2014 (wong India dan Cina tumbuh
> tinggi dan membeli bahan mentah dari kita). Tapi apakah kita betul-betul
> bergerak maju? Saya tidak terlalu optimis.
>
>
>
> .Dhita Yudhistira.
>
> --- On *Mon, 5/24/10, Iwan Nadapdap <iwan_nadap...@yahoo.com>* wrote:
>
>
> From: Iwan Nadapdap <iwan_nadap...@yahoo.com>
> Subject: Re: [IA-ITB] Hutang Republik Indonesia Ternyata Sangat Kecil
> To: ia-...@yahoogroups.com
> Date: Monday, May 24, 2010, 12:52 AM
>
>
>  Tanpa bermaksud mengalihkan pembicaraan.
> Yang paling penting adalah nilai utang dibanding dengan PDB. Menurut data
> anda di bawah, rasio utang-PDB:
>
>  Gusdur: 89%-77% dalam  1.8 tahun: 6.7%/tahun.
> Era Megawati: 77%-47% dalam 3.2 tahun: 9.4%/tahun
> SBY: 47-32% dalam 5 tahun: 3%/tahun
>
>  Kesimpulan anda seharusnya Megawati paling berprestasi dalam mengurangi
> beban utang, diikuti oleh Gusdur, dan yg paling tidak berprestasi SBY.
> Perbedaan persentase di Era Gusdur dan Mega mungkin tidak akurat karena data
> anda hanya memberikan tahun, tidak lengkap dengan bulan (durasi waktu untuk
> Gusdur dan Mega, hanya saya bulatkan/estimasi) .
>
>  Anehnya kesimpulan anda, justru Megawati yang paling tidak berprestasi,
> lengkap dengan awal kalimat 'tentu'.
> SBY sendiri dalam pidato resminya yang pertama mengakui keberhasilan
> pemerintahan Megawati dalam bidang ekonomi.
>
>  Apakah saya salah mengartikan informasi/data anda?
>
>
> ------------------------------
> *From:* setiawan wahyu <wahyu_s...@yahoo. com>
> *To:* ia-...@yahoogroups. com
> *Sent:* Sun, May 23, 2010 11:22:32 PM
> *Subject:* [IA-ITB] Hutang Republik Indonesia Ternyata Sangat Kecil
>
> Perkiraan posisi Hutang RI di ahir Maret 2010.
>
> Pemerintahan; Soekarno (21 tahun), hutang pemerintahan sebelumnya (Hindia
> Belanda) 4 milyar dolar, menambah hutang baru 2.3 milyar dolar, jumlah total
> hutang RI diahir pemerintahannya 6.3 milar dollar,
>
> Pemerintahan; Suharto (32 tahun), hutang pemerintahan sebelumnya 6.3 milyar
> dolar, menambah hutang baru 165.5 milyar dolar, jumlah total hutang RI
> diahir pemerintahannya 171.8 milar dollar,
>
> Pemerintahan; Habibie (1 tahun lebih), hutang pemerintahan sebelumnya 171.8
> milyar dolar, menambah hutang baru 6.6 milyar dolar, jumlah total hutang RI
> diahir pemerintahannya 174.8 milar dollar,
>
> Pemerintahan; Gus Dur (1 tahun), hutang pemerintahan sebelumnya 174.8 milyar
> dolar, membayar hutang LN 21.2 milyar dollar, tidak menambah hutang LN,
> jumlah total hutang RI diahir pemerintahannya 156.3 milar dollar,
>
> Pemerintahan; Megawati (3 tahun), hutang pemerintahan sebelumnya 157.3
> milyar dolar, menambah hutang baru 3.37 milyar dolar, jumlah total hutang RI
> diahir pemerintahannya 160.7 milar dollar,
>
> Pemerintahan; SBY – s/d sekarang (6 tahun), hutang pemerintahan sebelumnya
> 160.7 milyar dolar, menambah hutang baru 14.9 milyar dolar, membayar hutang
> LN 95.98, mengalihkan hutang LN ke surat berharga 110 milyar, jadi hutang
> total RI pada posisi Maret 2010 adalah 174,89 milar dollar.
>
> Catatan:
>
> Informasi diatas menunjukan posisi total hutang pemerintah RI sampai Maret
> 2010 (angkanya tidak tepat).
>
> -           Posisi Maret 2010, di era pemerintahan SBY, hutang LN sebagian
> dialihkan menjadi hutang dalam bentuk surat berharga, dan pemilik surat
> berharga bisa siapa saja dan dimana saja, sehingga outstanding total hutang
> RI adalah 174,89 milyar dollar, jadi pemerintahan SBY sebenarnya menambah
> hutang 14.9 milyar dollar, tetapi berhasil membayar utang LN RI sebesar
> 95.98 milyar.
>
> -           Dari table diatas juga sebenarnya yang paling hebat membayar
> utang adalah pemerintahan Gus Dur, waktu itu Menkonya Rizal Ramli, karena
> hanya dalam waktu setahun mampu membayar 21.1 milyar dollars.
>
> -           Tentu yang paling kelihatan kurang berprestasi adalah Megawati,
> selain menambah utang, justru BUMN milik RI hamper ludes dijual dan
> pembangunan infra struktur juga stagnan.
>
> -           Yang jago berutang adalah pemerintahan Soeharto
>
> -           Yang sangat sedikit berhutang adalah Soekarno, karena hanya
> berhutang 2.3 milyar selama 21 tahun artinya hanya sekitar 0.109 milyar
> dolar atau 109 juta dollar per tahun.
>
> Perkiraan posisi Hutang RI di ahir Maret 2010 adalah 174,89 milar dollar.
>
> Pertanyaanya:
>
> Besarkah hutang RI diatas itu?
>
> Menurut saya hutang ini sangat kecil dibanding dengan kekayaan RI yang
> jumlahnya dihitung saja susah.
>
> Tidak perlu dibahas kepada siapa utang itu, toh kepada siapapun berhutang,
> hutang itu harus dibayar dengan bunga-bunganya dan pinalty dari bunganya
> juga kalo telat bayar.
>
> Dalam pandangan saya,
>
> Secara umum, hutang maupun piutang, supaya gampang sebut saja hutang, adalah
> produk sunatullah (hukum alam) yang secara otomatis terbentuk ketika dunia
> beradab sebagai hasil budi daya manusia, dan ini berhubungan dengan dunia
> bisnis. Pelakunya adalah kreditor dan debitor, dan hanya terjadi jika
> keduanya saling mendapat keuntungan, pengertiannya adalah keduanya bisa
> menikmatinya, sederhananya dengan hutang itu debitor bisa menikmati
> kemewahan hidup in advance (kemewahan yang bisa dinikmati sebelum haknya
> didapat), dan kreditor bisa menikmati bertambahnya kekayaan yang dimilikinya
> yang didapat dari bunga hutang itu.
>
> Karena hutang piutang akan terjalin jika kreditor dan debitor saling
> mendapat keuntungan, maka;
> Untuk seorang kreditor, debitor yang menguntungkan adalah:
>
> -           Debitor yang dapat membayar hutang pokok dan bunganya, dan yang
> akan terus-terusan menjadi peminjam dalam pengertian hutangnya tak pernah
> lunas, jika hutangnya akan habis, maka nambah hutang baru yang lebih besar.
>
> Untuk seorang debitor, kreditor yang menguntungkan adalah:
> -           Kreditor dapat dapat menyediakan apa saja (pengertiannya uang)
> yang dibutuhkan untuk bisa dinikmati sebelum haknya datang, tentu dengan
> mudah dan bunga ringan.
>
> Adapun jaminan/agunan adalah bisa jadi sebagai salah satu syarat, atau
> bahkan mutlak harus ada agar keduanya saling mengikat dan agar tidak saling
> merugikan, dalam pengertian; jika debitor tidak mau atau tidak mampu bayar
> maka jaminannya itu yang disita atau dirampas. Tapi, perampasan jaminan
> adalah bukan tujuan, karena tujuan utama kreditor adalah agar debitor trus
> menerus berhutang agar terus menerus memasukan bunga pada kreditor, walaupun
> terpaksa merampas jaminan, paling jaminan itu juga dipindahkan hak
> pengelolaannya pada yang lain.
>
> Jadi jelas, kreditor hanya akan berhubungan dengan debitor yang mampu bayar,
> dan memiliki harta yang bisa dijadikan jaminan (agunan).
>
> Bagi seorang kreditor, kalo tak ada debitor maka dananya akan diam dan
> semakin menyusut nilainya karena dimakan inflasi dan ahirnya tak berguna
> sekali. Oleh karena itulah kreditor akan berusaha keras menjaring sebanyak
> banyaknya debitor, dan tentu bagaimanapun caranya agar debitor terus menerus
> berhutang padanya, tentu yang paling mudah adalah merangsang debitor agar
> masuk kekehidupan yang enak dan nikmat dalam hal food, fun and fashion.
>
> Contoh yang paling sederhana adalah; Petani, pedagang, buruh atau Pegawai
> Negri/BUMN (apapun istilahnya), yang akan sangat sulit menikmati food, fun
> and fashion secara mewah (mendiami rumah bagus, memakai mobil, motor,
> pesawat terbang yang bagus, makan yang berlebihan dll) dengan pengahasilan
> yang didapatnya, artinya jika harus membelinya cash dengan sisa upah (sisa
> makan) yang ditabung, entah kapan kenikmatan itu bisa diraih, maka yang
> tercepat adalah mereka dirangsang meminjam uang untuk membelinya dan tugas
> merangsang agar debitor masuk kekehidupan mewah adalah justru tugas utama
> kreditor, jadi inilah yang dimaksud menikmati kemewahan hidup in advance.
>
> Sebagai efek dari adanya aliran dana dari kreditor ke debitor adalah para
> debitor jadi giat bekerja bahkan bekerja sangat keras untuk membayar hutang,
> bila perlu malah korupsi, dan efek lebih jauh adalah ekonomi akan berputar
> terus karena kehidupan mewah terjadi.
>
> Dinegara maju, iklim kehidupannya ataupun peraturannya mampu merangsang
> seluruh warganya secara otomatis hidup mewah in food, fun and fashion dengan
> cara berhutang dan diatur dengan sangat mudah, dengan begitu maka
> perdagangan maju, recycle barang terjadi secara continue, orang dirangsang
> ganti mobil tiap 5 tahun sekali, atau beli baju baru tiap dua minggu sekali,
> ganti TV baru setahun sekali, makan direstoran setiap hari, dan ahirnya
> industri terus berjalan dan ekonomi berputar terus, dan tentu jumlah uang
> cash beredar sangat kecil, karena orang belanja hanya dengan angka-angka
> saja (kredit tinggal gesek), begitulah caranya menikmati hidup inadvance.
>
> Dari paragraph diatas, nampak bahwa hutang adalah sangat dibutuhkan jika
> manusia ingin menikmati hidup mewah sebelum haknya didapat, dengan bahasa
> indahnya hutang bisa dipakai menaikan tarap hidup atau tarap kesejahteraan
> duniawi.
>
> Jadi jelas bahwa hidup dengan cara berhutang adalah sangat menguntungkan
> banyak pelaku ekonomi, dan objeknya adalah debitor, oleh karena itu tentunya
> debitur justru akan selalu bahkan harus dilindungi dan dipelihara terus
> keberadaannya oleh kreditor, lebih jauh lagi, bila perlu, maka debitur
> diberi puji-pujian agar terlena dan terus menerus menjadi penghutang.
>
> Hutang ini diatur agar mengikat dan turun temurun, artinya hutang itu
> diwariskan, dalam pengertian jika bapaknya/ibunya memiliki hutang  dan
> hartanya  diagunkan, maka ketika bapaknya mati dan hutangnya belum lunas,
> maka  anak-anaknya (ahli warisnya) harus memberesi hutang piutangnya, dan
> kalau nggak mau, maka yang paling mudah itung-itungannya adalah dengan
> merampas agunannya. Oleh karena itulah knapa harta yang sedang dijaminkan
> pada kreditor tidak dapat dijual oleh siapapun kecuali oleh kreditor itu
> jika sudah dinyatakan sebagai harta rampasan.
>
> Dibahwa ini cerita berandai-andai saja, dan hubungkan dengan debitor besar
> yaitu Negara, tapi negaranya juga dalam andai andai.
>
> Andaikan saja saya sebagai pemilik modal atau bagian dari gabungan pemilik
> modal, sehingga posisinya sebagai kreditor dan membangun lembaga bank, sebut
> saja BANK ALAM SEMESTA, maka target saya adalah berusaha agar uang itu terus
> berkembang, beranak pinak dan bercucu cicit, untuk itu, maka target saya
> adalah memberi hutangan sebesar-besarnya pada Negara Negara yang kaya sumber
> alam (sebagai agunannya), karena bagi saya meminjamkan uang pada Negara yang
> miskin sumber alam adalah tindakan bodoh, kasarnya, Negara yang miskin
> sumber alam mau bayar pake apa ?
>
> Sekarang ambil contoh sebuah Negara yang akan saya garap, dan sebut saja
> negara ini dengan Negara mimpi atau Republik Mimpi
>
> Negara mimpi adalah Negara yang sumber alamnya luar biasa besarnya, tapi
> karena warga Negara mimpi ini masih bodoh, mereka tak mampu mengolah sumber
> alamnya sendiri, maka saking bodohnya warganya nggak tahu bahwa tanahnya
> mengandung sumber alam dengan cadangan yang sanagat luar biasa besarnya,
> akibatnya maka otomatis warganya hidup seperti layaknya warga Negara miskin,
> bahkan bahan makanannya saja harus diimport, bahkan banyak warganya yang
> terpaksa harus jadi buruh dinegara lain. Dengan melihat kehidupan warganya
> seperti ini, maka Negara mimpi ini saya manipulasikan sebagai Negara miskin,
> padahal saya tahu persis Negara itu dipastikan mampu membayar berapapun
> besar hutangnya dengan sumber alamnya yang bisa saya keruk.
>
>
> Ciri utama debitor adalah ingin atau bahkan sudah masuk kekehidupan mewah.
> Jadi, tugas saya agar negri mimpi ini menjadi customer atau penghutang bank
> alam semesta adalah sangat berat, karena harus membangkitkan (atau terus
> menjaga) para penghuni negri ini agar mau hidup mewah in food, fun and
> fashion.
>
> But, that’s easy, caranya sederhana, tahap awal saya banjiri Negara ini
> dengan faham kebebasan, lalu tanamkan mental ketak percayaan diri pada
> karyanya sendiri, dengan begitu otomatis mental mereka berubah dan suka apa
> saja produk luar negrinya yang menunjukan kemewahan, dan saya bilang pada
> rekan saya supplier produk LN aga banting harga, yang penting agar semua
> penghuni negri mimpi ini terbiasa dengan hidup enak dan akan tergantung
> terus, dan jika ini berhasil, maka penghuni negri ini akan terus tergantung
> pada kehidupan mewah itu, mereka tak  akan mampu hidup seadanya lagi, dan
> disitulah hutang saya masukan, jadi memang modal awal besar, tapi that’s
> nothing dibanding dengan keuntungannya yang akan diraih oleh saya dalam
> jangka ratusan tahun kedepan dari penguasaan sumber alamnya.
>
> Perlu diingat, bahwa seluruh kekayaan yang ada didalam wilayah negri mimpi
> ini adalah milik Negara …..dst (itulah yang saya baca dari UUD Negara mimpi
> ini), dan karena Negara mimpi adalah Negara demokrasi, maka secara otomatis
> hak rakyat sudah dialihkan pada penguasa ketika pemilihan usai, maka yang
> menguasai kekayaan Negara itu penguasa namanya atau disebut pemerintah,
> karena itulah saya sebagai kreditor  otomatis harus berhubungan dengan
> penguasa, karena merekalah yang secara sah boleh berhutang dengan
> menggadaikan sumber alam yang ada dinegaranya.
>
> Jadi, saya harus masuk keseluruh departemen di Negara mimpi agar mereka
> terangsang bisa hidup mewah, caranya adalah berusaha agar mereka terus
> membuat anggaran apa saja setingi-tingginya, pokoknya diada-adakan saja,
> yang penting ahirnya perlu uang dan pinjam dari saya. Bila perlu Dept
> Agamapun saya panas-panasi membangun semilyar mesdjid di seluruh Negara
> mimpi atas biaya Negara, dan seluruh buruh dept agama pergi ke Mekah
> dibiayai Negara, dept sosialpun saya panas-panasi agar membagikan BLT pada
> setiap manusia dinegara mimpi agar mereka bisa belnaja dan menikmati hidup
> ini, yang utama justru saya panasi agar pemerintahnya membeli perlatan
> perang, karena disinilah sesungguhnya jumlah uang yang jumlahnya luar biasa
> besarnya, dan yang saya cegah adalah jangan sampai uang itu untuk bidang
> pendidikan, karena justru bidang pendidikan ini yang akan membuat rakyatnya
> jadi pinter, kalao udah pinter jelas nggak bisa dibodohi lagi, dan kalo
> sudah pinter nggak
> mungkin hidup mewah lagi dan jadi nggak pinjem duit dong.
>
> Jelas tugas saya sangat berat, untuk itulah maka mutlak saya harus merekrut
> para professional, bukan merekrut para pejuang.
>
> Profesional adalah orang yang hidup dari menjual jasa keahliannya dan
> dipastikan selalu setia pada yang bayar, yang paling mudah contohnya adalah
> kalau saya seorang pengacara. Sebagai pengacara, koruptor sekotor apapun
> akan berusaha saya bebaskan selama die mengupahnya, dan saya sebagai
> pengacara akan terus setia padanya, kalo nggak mampu bayar, ya sudah nggak
> usah saya fikirin lagi. Jadi professional yang saya rekrut ini nantinya akan
> setia pada saya atau bank alam semesta karena die terima upah besar dari
> saya.
>
> Pejuang adalah orang yang akan membela Negara dan rakyatnya dengan harta
> yang dimiliki dan jiwanya. Jadi pejuang bukan mencari upah, contoh real,
> adalah ketika suatu Negara dijajah, maka rakyatnya mengorbankan harta dan
> jiwanya dengan tujuan agar Negara merdeka dan agar anak cucunya tidak
> sengsara nantinya.
>
> Jadi nampaknya, karakter pejuang dan professional sangat berlawanan
>
> Memasukan pejuang Negara mimpi pada bank alam semesta, sama saja dengan
> membangkrutkan bank, artinya membangkrutkan pemilik modal yang berposisi
> kreditor. Ini pasti,  karena pejuang bukannya mendorong Negaranya minjam
> uang, malah akan mendorong negaranya melunasi utang, dan setelah lunas akan
> melarang bank saya beroperasi. Bahkan, mungkin akan menyuruh saya atau bank
> alam semesta hengkang dari Negara mimpi, mungkin para pejuang akan teriak ke
> saya “Go to hell with your aid”.
>
> Sekali lagi, untuk menjalankan bisnis bank saya ini, maka saya hanya akan
> merekrut professional bukan pejuang.
>
> Tentunya, saya yakinkan partner saya pemilik modal, bahwa merekrut para
> professional  putra-putri terbaik dari Negara mimpi yang saya garap ini
> untuk menjadi pegawai saya adalah pilihan yang paling tepat, dan tentu para
> professional ini akan saya masukan keseluruh departemen yang ada agar bisa
> menjadi kepanjanagan tangan saya, bahkan saya danai penuh para professional
> itu agar masuk ke jantung kekuasaan baik legislative, eksekutif maupun
> yudikative dan agar memegang jabatan structural, maka dengan ini seluruh
> program saya jalan. Tugas mereka adalah mengatur anggaran (apapun boleh
> saja) yang berujung keluar keputusan “perlu bantuan dana segar dari bank
> alam semesta”.
>
> Sekali lagi, professional yang terbaik untuk bank alam semesta adalah yang
> akan mampu membuat Negara mimpi berhutang sebesar besarnya lalu membayar dan
> lalu berhutang terus dan terus begitu, dan professional seperti ini harus
> dikasih award.
>
> Selain itu, saya juga akan tetap melindungi para professional saya jika
> mereka sudah tak menduduki jabatan structural dinegara mimpi itu, caranya
> mudah yaitu dengan menempatkannya diposisi strategis di bank alam semesta
> itu, atau di yayasan-yayasan dibawah bank alam semesta, maksudnya agar tetap
> menyambung tali silturahmi dengan pengurus Negara mimpi selanjutnya/
> penerusnya yang tentu saja masih kepanjangan tangan saya (toh saya juga ikut
> campur tangan menetapkan mereka jadi para penguasa atau pejabat Negara
> mimpi).
>
> Tentu para professional itu akan saya tendang jika tak berhasil membuat
> negaranya berhutang terus, atau apalagi jika sok jadi pejuang membela
> rakyatnya, dan saya nggak perlu hawatir susah mencari penggantinya, karena
> di Negara mimpi itu para professional yang bersedia menjadi orang upahan
> saya jumlahnya jutaan bahkan boleh dibilang tak terbatas.
>
> Sekali berhutang akan tetap berhutang, dan secara prinsip orang yang hidup
> dari berhutang maka orang tak akan pernah bisa (atau sangat susah)  lepas
> dari hidup berhutang, karena jika tak berhutang maka die akan hidup susah,
> sengsara dan melarat, artinya kualitas atau kesejahteraan hidupnya turun.
> Itu berlaku juga untuk Negara mimpi.
>
> Saya tahu kok, sebenarnya warga Negara mimpi ini tahu tujuan saya adalah
> agar mereka tetap meminjam uang pada saya agar saya dapat mengeruk sumber
> alamnya sebagai pembayaran bunga (sorry saya nggak butuh uang kertas dari
> Negara mimpi?, dan saya tahu mereka ingin bebas dari utang, itu terlihat
> dari wajah mereka yang memelas ketika jatuh tempo untuk bayar bunga, tapi
> saya juga tahu persis mereka nggak mampu melepaskan diri dari berhutang
> karena masih memelihara kebodohanya dan ingin tetap menikmati hidup mewah.
> Hidup berhutang atau hidup mandiri adalah pilihan.
>
> Negara mimpipun harus memilih, jika mau lepas dari berhutang, silahkan
> rakyatnya kembali hidup susah dan sengsara, silahkan olah sumber alamnya
> sendiri kalo mampu.
>
> Posisi saya and co (bank alam semesta) sederhana dan jelas, kalo sumber alam
> dinegara mimpi itu ahirnya diolah secara mandiri dan berhasil, maka bisa
> saya boikut untuk tidak membelinya, contoh kalao Negara mimpi sendiri mampu
> dan berhasil memproduksi minyak sawit, aluminum, tembaga, dll, maka saya
> tinggal bilang ke Negara-negara didunia sebagai pemilik modal (partner
> saya), akan saya katakan  “jangan beli produk Negara mimpi, karena itu
> diolah dengan cara perbudakan, merusak lingkungan alam dan ilmu mengolahnya
> dapet nyuri dari Negara anda (sebagai pemilik bank alam semesta ini), dan
> tidak bayar royality”.
>
> Jika rakyat Negara mimpi mau tak berhutang, silahkan rakyat mengganti para
> penguasanya dengan para penguasa yang ingin hidup sederhana, tapi saya
> jamin, tak akan ada rakyat atau penguasa yang mau hidup sederhana atau
> seadanya. Bahkan, saya masih percaya bahwa hukum alam akan memposisikan para
> penguasa adalah orang pertama yang menikmati kehidupan mewah, artinya kalo
> dapat pinjaman dari saya, maka para penguasa paling dulu menikmatinya dalam
> bentuk rumah dan mobil dinas yang kelas wahid, bahkan gajih dan tunjangan
> hidup dalam bentuk renumerasipun ngatur sendiri dan berlebihan, bahkan
> anak-anaknya juga bisa menikmati  kuliah di LN dengan beasiswa dari bank
> alam semesta.
>
> Dijaman ini, kalau adapun “calon penguasa” dinegara mimpi ini yang mengaku
> tak suka berhutang dan ingin hidup sederhana, itu cuma bualannya agar
> dipilih jadi penguasa saja, dan kalo benar-benar sampai  ada, paling juga
> cuma satu orang dan pasti dapat disingkirkan oleh calon atau penguasa
> lainnya dalam orde detik atau paling lama orde hari, dan jangan salah, saya
> juga akan dan selalu membiayai pergerakan rakyat Negara mimpi agar tetap
> milih para penguasa yang suka berhutang untuk hidup enak.
>
> Bahkan, saya masih yakin bahwa diabad modern ini kehidupan mewah adalah
> impian kebanyakan manusia, yaitu kerja enak, gampang dan ringan (stress
> less), makan nikmat (food), pakaian baru terus, rumah besar, mobil tiap
> tahun ganti baru (fashion), dan week end enjoy atau bahkan tiap semester
> bisa holiday ke manca Negara lihat Niagara Fall, Hollywood, Disneyland,
> bahkan Safary di Afrika (fun). Begitu juga warga Negara mimpi, pasti maunya
> seperti itu “enjoy in food, fun and fashion”. Oleh karena itulah saya nggak
> perlu hawatir, artinya bisa saya pastikan Negara mimpi ini tetap akan
> berhutang pada bank alam semesta milik saya and co.
>
> Sudah segitu dulu saja berandai-andainya.
>
> Sekarang mending bikin pertanyaan yang serius tentang hutang Negara RI.
>
> Jaman sekarang ini, adakah warga Indonesia yang pejuang (yang mau
> mengorbankan harta dan nyawanya untuk Negara RI) sehingga berjuang terus
> agar Indonesia mandiri dan bebas dari berhutang ?
>
> Jelas ada, dan saya yakin ada, pejuang itu itu adalah anda yang anggauta
> milist ini, dan anda akan membuktikannya, kalo bukan pejuang, ngapain
> cape-cape ikutan milist, ngabisin waktu untuk baca apalgi posting, mendingan
> jadi professional, bekerja untuk majikan dimana saja, terima upah yang besar
> dan nikmati.
>
> Sekian dulu sahabat……………………..
>
> Wass
> AQ The Old Samurai.
>
> From: rifky pradana <rifkyp...@yahoo.
> com<http://groups.yahoo.com/group/IA-ITB/database/mc/compose?to=rifkyp...@yahoo.com>
>>
> To: ekonomi-nasional@ yahoogroups.
> com<http://groups.yahoo.com/group/IA-ITB/database/mc/compose?to=ekonomi-nasio...@yahoogroups.com>;
>
>
> Utang RI Pada 3 Kreditur Besar Capai US$ 48,57 Miliar
>
> Wahyu Daniel - detikFinance - Jakarta -
>
> Jumlah utang luar negeri Indonesia sampai saat ini mencapai US$ 64,37
> miliar. Dari jumlah itu ada 3 kreditur besar utama, utang Indonesia kepada 3
> kreditur ini mencapai US$ 48,57 miliar atau 75,5%.
>
> Berdasarkan data yang dikutip dari Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian
> Keuangan, Sabtu (15/5/2010), 3 kreditur yang terbesar memberikan utang ke
> Indonesia adalah Jepang, Bank Pembangunan Asia (ADB/Asian Development Bank),
> dan Bank Dunia.
>
> Data terakhir per 31 Maret 2010, utang Indonesia ke Jepang mencapai US$
> 27,36 miliar atau memiliki porsi 42,5% dari total keseluruhan utang luar
> negeri pemerintah Indonesia. Lalu utang Indonesia ke ADB mencapai US$ 11,24
> miliar atau 17,5%, dan ke Bank Dunia mencapai US$ 9,97 miliar atau 15,5%.
>
> Total utang luar negeri pemerintah Indonesia per 31 Maret 2010 mengalami
> penurunan yang tipis dibandingkan dengan posisi akhir 2009 yang sebesar US$
> 65,02 miliar.
>
> Seperti diketahui, jumlah utang pemerintah sampai akhir Maret 2010 naik US$
> 1,35 miliar menjadi US$ 174,89 miliar. Dari jumlah di akhir Februari 2010
> yang sebesar US$ 173,54 miliar.
>
> Namun jika dikonversi ke rupiah, jumlah utang pemerintah sampai akhir Maret
> 2010 mencapai Rp 1.594,15 triliun. Turun dibandingkan dengan jumlah di akhir
> Februari 2010 yang sebesar Rp 1.619,96 triliun. Karena penguatan nilai
> tukar.
>
> Utang pemerintah di bulan Maret 2010 tersebut terdiri dari pinjaman luar
> negeri US$ 64,37 miliar dan surat berharga US$ 110,52 miliar.
>
> Sumber: http://us.detikfina nce.com/read/ 2010/05/15/ 170612/1357641/
> 4/utang-ri- pada-3-kreditur- besar-capai- us--4857-
> miliar<http://us.detikfinance.com/read/2010/05/15/170612/1357641/4/utang-ri-pada-3-kreditur-besar-capai-us--4857-miliar>
>
> Total utang pemerintah pusat pada Februari 2010 mencapai Rp 1.619 triliun
> dengan rasio utang terhadap PDB mencapai 27 persen. Saking banyaknya,
> Direktur Jenderal Pengelolaan Utang kementrian Keuangan Rahmat Waluyanto
> tidak bisa memerkirakan banyaknya uang dari total utang tersebut.
>
> "Outstanding utang Rp 1.619 triliun. Banyak ya, mungkin kalau (uangnya)
> ditumpuk, berapa gedung itu. Gelora Senayan juga nggak akan cukup
> menampung," kata Rahmat sambil tertawa, di sela-sela jumpa pers, di
> Kantornya, Jakarta, Senin ( 19/4/2010 ) .
>
> Utang ini terdiri dari pinjaman luar negeri dan Surat Berharga Negara (SBN).
> Angka tersebut, merupakan penghitungan sementara dengan menggunakan PDB
> asumsi APBN 2010 .
>
> Dia mengakui, nominal utang terus bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini
> disebabkan oleh meningkatnya defisit anggaran dari waktu ke waktu. Faktor
> lain, disebabkan oleh utang lama yang telah jatuh tempo.
>
> Tambahan nominal utang pemerintah didominasi oleh Surat Berharga Negara
> (SBN) yang terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) dan sukuk yang diterbitkan
> oleh pemerintah dalaj denominasi valas dan rupiah. Adapun untuk pinjaman
> luar negeri justru semakin berkurang setiap tahunnya.
>
> "Porsi SBN valas meningkat karena daya serap pasar domestik masih terbatas.
> SBN valas ini digunakan untuk benchmarking dan memperkuat cadangan devisa,"
> jelas Rahmat.
>
> Menurut Rahmat, dalam menerbitkan SBN diprioritaskan karena membantu
> pengembangan pasar keuangan, seperti sukuk. Kemudian, untuk memperkuat basis
> investor domestik seperti Obligasi Ritel Indinesia (ORI) dan Suku Ritel
> Indonesia (Sukri), mendukung kebijakan moneter Bank Indonesia, serta
> mengurangi ketergantungan pada pinjaman luar negeri.
>
> Pinjaman luar negeri sendiri dibatasi untuk pinjaman lunak guna pembangunan
> infrastruktur dan energi, perubahan iklim dan pembangunan lainnya. Selain
> itu, juga untuk pembiayaan alutsista TNI dan alut POLRI berupa barang yang
> belum bisa diproduksi di dalam negeri.
>
> Sumber:http://bisniskeuang an.kompas. com/read/ 2010/04/19/ 16501581/
> Utang.Indonesia. .Senayan.
> Pun.Gak.Nampung<http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/04/19/16501581/Utang.Indonesia..Senayan.Pun.Gak.Nampung>
>
> Utang Era Soekarno (1945–1966)
>
> Presiden Soekarno adalah sosok pemimpin yang sebenarnya anti utang. Salah
> satu bapak pendiri bangsa ini pernah memberikan satu pernyataan terkenal
> yaitu “Go To Hell with Your Aid” yang menyikapi campur tangan IMF pada
> peristiwa konfrontasi Indonesia dengan Malaysia pada 1956. Dari pernyataan
> tersebut, Soekarno dapat dikategorikan sebagai pemimpin yang tegas dan
> berani mengambil sikap untuk menolak intervensi asing.
>
> Namun, pada akhir pemerintahan Soekarno, negara ini ternyata dibebani oleh
> utang. Seperti dikutip dari harian Republika (17/4/2006), jumlah utang
> Indonesia pada masa pemerintahan Soekarno sebesar US$6,3 miliar, terdiri
> dari US$4 miliar adalah warisan utang Hindia Belanda dan US$2,3 miliar
> adalah utang baru. Utang warisan Hindia Belanda disepakati dibayar dengan
> tenor 35 tahun sejak 1968 yang jatuh tempo pada 2003 lalu, sementara utang
> baru pemerintahan Soekarno memiliki tenor 30 tahun sejak 1970 yang jatuh
> tempo pada 1999.
>
> Utang Era Soeharto (1966–1998)
>
> Pada masa Orde Baru, utang didefinisikan menjadi penerimaan negara. Berarti
> pemerintah saat itu membiayai program-program pemerintah melalui instrumen
> pendapatan yang salah satunya adalah utang. Jika dilihat dari struktur
> anggaran pemerintah, maka utang dimasukkan ke dalam porsi penerimaan selain
> pajak.
>
> Selama 32 tahun berkuasa, ciri kuat pemerintahan Orde Baru adalah sangat
> sentralistik dan sering disindir berasaskan “Asal Bapak Senang” (ABS)
> sehingga kerap membuat masalah utang negara menjadi hal yang “tabu” untuk
> dibicarakan. Akibatnya, pengelolaan utang negara pun menjadi sangat tidak
> transparan.
>
> Orde Baru “diklaim” berutang sebesar Rp1.500 triliun yang jika
> dirata-ratakan selama 32 tahun pemerintahannya maka utang negara bertambah
> sekitar Rp46,88 triliun tiap tahun.
>
> Sampai 1998, dari total utang luar negeri sebesar US$171,8 miliar, hanya
> sekitar 73% yang dapat disalurkan ke dalam bentuk proyek dan program,
> sedangkan sisanya (27%) menjadi pinjaman yang idle dan tidak efektif.
> Alhasil, di masa Orde Baru, utang negara tidak dapat dimanfaatkan secara
> maksimal.
>
> Hal ini disebabkan sistem pemerintahan yang sentralistik yang mengakibatkan
> pemerintah sulit untuk melakukan pemerataan pembangunan berdasarkan
> kebutuhan daerah, bukan berdasarkan keinginan pusat.
>
> Pada masa Orde Baru, kredit Indonesia mendapat rating BBB dari Standard &
> Poor’s (S&P), lembaga penilai keuangan internasional. Rating BBB, yang hanya
> satu tingkat di bawah BBB+, membuat iklim investasi dan utang Indonesia pada
> masa Orde Baru dinilai favorable bagi para investor, baik domestik maupun
> asing.
>
> Komposisi utang Orde Baru terdiri atas utang jangka panjang dengan tenor
> 10–30 tahun.
>
> Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengeluarkan pernyataan bahwa utang
> Orde Baru jatuh tempo pada 2009 dengan struktur utang yang jatuh tempo
> sepanjang tahun 2009 adalah sebesar Rp. 94 triliun, terdiri dari Rp. 30
> triliun berupa utang domestik dan Rp. 64 triliun berupa utang luar negeri.
>
> Utang Era Habibie (1998–1999)
>
> Masa pemerintahan B. J. Habibie merupakan pemerintahan transisi dari Orde
> Baru menuju era Reformasi.
> Habibie hanya memerintah kurang lebih setahun, 1998–1999. Pada 1998 terjadi
> krisis moneter yang menghempaskan perekonomian Indonesia dan pada saat yang
> bersamaan juga terjadi reformasi politik.
>
> Kedua hal ini mengakibatkan rating kredit Indonesia oleh S&P terjun bebas
> dari BBB hingga terpuruk ke tingkat CCC. Artinya, iklim bisnis yang ada
> tidak kondusif dan cenderung berbahaya bagi investasi.
>
> Pada masa pemerintahan Habibie, utang luar negeri Indonesia sebesar US$178,4
> miliar dengan yang terserap ke dalam pembangunan sebesar 70%, dan sisanya
> idle.
>
> Terjadinya penurunan penyerapan utang, yaitu dari 73% pada 1998 menjadi 70%
> pada 1999, disebabkan pada 1999 berlangsung pemilihan umum yang menjadi
> tonggak peralihan dari Orde Baru menuju era Reformasi. Banyak keraguan baik
> di kalangan investor domestik maupun investor asing terhadap kestabilan
> perekonomian, sementara pemerintah sendiri saat itu tampak lebih
> “disibukkan” dengan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
>
> Utang Era Gus Dur (1999–2001)
>
> Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Dur, naik sebagai
> Presiden RI ke-4 setelah menang dalam Pemilu 1999. Namun, pada masa
> pemerintahan Gus Dur kerap terjadi ketegangan politik yang kemudian membuat
> Gus Dur terpaksa lengser setelah berkuasa selama kurang lebih dua tahun
> 1999–2001.
>
> Pada masa Gus Dur, rating kredit Indonesia mengalami fluktuasi, dari
> peringkat CCC turun menjadi DDD lalu naik kembali ke CCC. Salah satu
> penyebab utamanya adalah imbas dari krisis moneter pada 1998 yang masih
> terbawa hingga pemerintahannya.
>
> Saat itu utang pemerintah mencapai Rp. 1.234,28 triliun yang menggerogoti
> 89% PDB Indonesia. Porsi yang cukup membahayakan bagi negara berkembang
> seperti Indonesia. Selain porsi utang yang besar pada PDB, terjadi pula
> peningkatan porsi bunga utang terhadap pendapatan dan belanja negara. Rasio
> bunga utang terhadap pendapatan pada 2001 meningkat sekitar 4,6%, dari 24,4%
> menjadi 29%, sedangkan terhadap belanja meningkat sebanyak 2,9% menjadi
> 25,5% pada tahun yang sama.
>
> Saat itu Indonesia dikhawatirkan akan jatuh ke dalam perangkap utang (debt
> trap).
>
> Pemerintahan Gus Dur mencatatkan hal yang positif dalam hal utang, yaitu
> terjadi penurunan jumlah utang luar negeri sebesar US$21,1 miliar, dari
> US$178 miliar pada 1999 menjadi US$157,3 miliar pada 2001.
>
> Namun, utang nasional secara keseluruhan tetap meningkat, sebesar Rp38,9
> triliun, dari Rp1.234,28 triliun pada 2000 menjadi Rp1.273,18 triliun pada
> 2001.
>
> Sementara itu, porsi utang terhadap PDB juga mengalami penurunan, dari 89%
> pada 2000 menjadi 77% pada 2001.
>
> Utang Era Megawati (2001–2004)
>
> Masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri hanya berlangsung selama tiga tahun
> (2001–2004). Namun, pada masa pemerintahan presiden wanita Indonesia pertama
> ini banyak terjadi kasus-kasus yang kontroversial mengenai penjualan aset
> negara dan BUMN.
>
> Pada masanya, Megawati melakukan privatisasi dengan alasan untuk menutupi
> utang negara yang makin membengkak dan imbas dari krisis moneter pada
> 1998/1999 yang terbawa sampai saat pemerintahannya.
> Maka, menurut pemerintah saat itu, satu-satunya cara untuk menutup APBN
> adalah melego aset negara.
>
> Privatisasi pun dilakukan terhadap saham-saham perusahaan yang diambil alih
> pemerintah sebagai kompensasi pengembalian kredit BLBI dengan nilai
> penjualan hanya sekitar 20% dari total nilai BLBI.
>
> Bahkan, BUMN sehat seperti PT Indosat, PT Aneka Tambang, dan PT Timah pun
> ikut diprivatisasi. Selama tiga tahun pemerintahan ini terjadi privatisasi
> BUMN dengan nilai Rp3,5 triliun (2001), Rp7,7 triliun (2002), dan Rp7,3
> triliun (2003). Jadi, total Rp18,5 triliun masuk ke kantong negara.
>
> Alhasil, selama masa pemerintahan Megawati terjadi penurunan jumlah utang
> negara dengan salah satu sumber pembiayaan pembayaran utangnya adalah
> melalui penjualan aset-aset negara.
>
> Pada 2001 utang Indonesia sebesar Rp1.273,18 triliun turun menjadi
> Rp1.225,15 triliun pada 2002, atau turun sekitar Rp48,3 triliun. Namun, pada
> tahun-tahun berikutnya utang Indonesia terus meningkat sehingga pada 2004,
> total utang Indonesia menjadi Rp1.299,5 triliun.
>
> Rata-rata peningkatan utang pada tiga tahun pemerintahan Megawati adalah
> sekitar Rp25 triliun tiap tahunnya.
> Namun, terdapat hal positif lain yang terjadi pada masa pemerintahan
> Megawati, yaitu naiknya tingkat penyerapan pinjaman luar negeri Indonesia.
> Sejak 2002 hingga 2004, penyerapan utang mencapai 88% dari total utang luar
> negeri yang ada. Hal ini memperlihatkan bahwa pemerintah makin serius
> menggunakan fasilitas utang yang ada untuk kegiatan pembangunan. Keseriusan
> pemerintah dapat dilihat dari porsi utang terhadap PDB yang makin turun,
> yakni dari 77% pada 2001 menjadi 47% pada 2004.
>
> Menurunnya rasio utang terhadap PDB turut menyumbang meningkatnya rating
> kredit yang dilakukan oleh S&P dari CCC+ pada 2002 menjadi B pada 2004.
>
> Utang Era SBY (2004–2009)
>
> Pemerintahan SBY-JK dengan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB)-nya menjadi
> pemerintahan pertama yang dipilih melalui sistem pemilihan umum langsung di
> Indonesia.
>
> Sistem politik yang makin solid membawa ekspektasi dan respons positif pada
> kondisi perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari nilai PDB Indonesia
> yang terus meningkat hingga mendekati angka Rp1.000 triliun pada 2009.
> Tingkat kemiskinan pun diklaim “turun” oleh pemerintah (meskipun sampai saat
> ini definisi mengenai kemiskinan masih menjadi perdebatan).
>
> Namun, bagaimana dengan masalah pengelolaan utang negara pada pemerintahan
> ini ?.
>
> “Diwarisi” utang oleh pemerintahan sebelumnya sebesar Rp. 1.299,5 triliun,
> jumlah utang pada masa pemerintahan SBY justru terus bertambah hingga
> menjadi Rp1.700 triliun per Maret 2009.
>
> Dengan kata lain, rata-rata terjadi peningkatan utang sebesar Rp. 80 triliun
> setiap tahunnya atau hampir setara dengan 8% PDB tahun 2009.
>
> Utang pemerintah sebesar Rp1.700 triliun itu terdiri dari Rp968 triliun
> utang dalam negeri (57%) dan Rp732 triliun utang luar negeri (43%). Pinjaman
> luar negeri digunakan untuk membiayai program-program dan proyek-proyek
> pemerintah yang berkaitan dengan kemanusiaan, kemiskinan, lingkungan, dan
> infrastruktur.
>
> Meski jumlah utang bertambah besar, dalam lima tahun pemerintahan SBY,
> penyerapan utang terhitung maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat
> penyerapan yang rata-rata mencapai 95% dari total utang.
>
> Lalu, apa implikasi dari penyerapan ini ?.
>
> Nilai PDB Indonesia pun makin tinggi. Apabila ditelusuri lebih jauh, selama
> lima tahun terakhir, rasio utang negara terhadap PDB terlihat makin kecil,
> hingga menyentuh 32% pada 2009.
>
> Lalu, apa yang sebenarnya terjadi dengan fakta-fakta bahwa utang makin
> besar, tetapi tingkat penyerapan tinggi, PDB makin tinggi, dan rasio utang
> terhadap PDB makin rendah ?.
>
> Dengan jumlah utang meningkat rata-rata Rp 80 triliun per tahun selama lima
> tahun terakhir, sementara nilai PDB rata-rata meningkat 6,35% tiap tahun
> pada 2005–2008 (dengan memakai tahun dasar 2000 sesuai data Bank Indonesia)
> dengan target PDB 2009 mendekati angka Rp1.000 triliun, dan rasio utang
> terhadap PDB makin kecil, maka dapat dikatakan bahwa salah satu faktor kunci
> pembangunan negara ini adalah utang.
>
> Rasio utang yang makin mengecil terhadap PDB bukanlah karena utangnya yang
> mengecil, melainkan karena PDB-nya yang makin membesar.
>
> Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan
> RI, dapat dilihat bahwa pada APBN tahun anggaran 2009 terdapat kekurangan
> pembiayaan anggaran sebesar Rp204,837 miliar, yang terdiri dari Rp116,996
> miliar untuk kebutuhan pembayaran utang (57%) dan Rp139,515 miliar untuk
> menutupi defisit (68%).
> Lalu, dari manakah sumber pembiayaan untuk menutupi kekurangan pembiayaan
> anggaran ini ?.
>
> Lagi-lagi berasal dari utang, sebesar 99% atau Rp201,772 miliar, baik berupa
> utang dalam negeri maupun utang luar negeri. Jadi, boleh dibilang, Indonesia
> membayar utang dengan berutang alias gali lubang tutup lubang.
>
> Masih menurut sumber data yang sama, pada 2033, atau 24 tahun dari sekarang,
> 98% utang dalam negeri pemerintah senilai Rp129 triliun akan jatuh tempo.
> Menurut data The Indonesia Economic Intelligence (IEI), dana sebesar Rp129
> triliun itu merupakan dana eks Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang
> memang sudah harus dibayarkan kepada Bank Indonesia. BLBI sendiri hingga
> kini masih menjadi isu yang kontroversial dan belum tuntas penyelesaiannya.
>
> Saat membuka Sidang Pleno I Himpunan Pengusaha Muda Indonesia di Jakarta,
> Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pernyataan bahwa pemerintah
> sekarang boleh dibilang sedang bangkrut atau tidak punya cukup uang untuk
> membangun dan membiayai perekonomian negara ini.
>
> “Government is broke. Penerimaan pemerintah berkurang karena pajak yang
> masuk berkurang,” kata Presiden ketika menyikapi kondisi perekonomian
> Indonesia saat krisis global terjadi.
>
> Pernyataan tersebut merefleksikan kondisi ekonomi nasional yang sangat rapuh
> saat menghadapi krisis.
> Maka, jalan untuk keluar dari masalah ini adalah lagi-lagi dengan berutang.
>
> *
> Utang Rp1.700 Triliun, Siapa Tanggung Jawab? (Utang Era Soekarno Hingga
> Sekarang)
>
> http://polhukam. kompasiana. com/2010/ 05/08/utang- rp1700-triliun-
> siapa-tanggung- jawab-utang- era-soekarno-
> hingga-sekarang/<http://polhukam.kompasiana.com/2010/05/08/utang-rp1700-triliun-siapa-tanggung-jawab-utang-era-soekarno-hingga-sekarang/>
> *
>
>
>
>
>
>
> ------------ --------- --------- ------
>
> ***
>
> Ayo, ayo, ajak Alumni ITB lain ikut milis IA-ITB. Yukkk, buat kerjasama !
> Mudah kok! Manajemen email di milis IA-ITB ada di bawah. Selamat mencoba :)
>
>
> Anggota: 6.520                                  Diperbarui: 10 Mei 2010
> ------------ --------- --------- --------- --------- --------- ---------
> --------
>                    *** IA-ITB ***
>          - Kerjasama merajut Prestasi Dunia -
> Persahabatan, Ide, Iptek, Desain, Seni, Bisnis, & Kerjasama
>          http://groups. yahoo.com/ group/IA-
> ITB<http://groups.yahoo.com/group/IA-ITB>
>
> Managed by: IA-ITB & 99Venus International (http://99Venus.
> net<http://99Venus.net>)
>  http://www.IA- ITB.com <http://www.IA-ITB.com>  http://IA-ITB. blogspot.
> com <http://IA-ITB.blogspot.com>
> ------------ --------- --------- --------- --------- --------- ---------
> --------
>
>
> Mengatur mode terima email dengan ganti-ganti 3 cara terima berikut :
> 1. IA-ITB-normal@ yahoogroups.
> com<http://groups.yahoo.com/group/IA-ITB/database/mc/compose?to=ia-itb-nor...@yahoogroups.com>=
> email terima normal (individual emails)
> 2. IA-ITB-digest@ yahoogroups.
> com<http://groups.yahoo.com/group/IA-ITB/database/mc/compose?to=ia-itb-dig...@yahoogroups.com>=
> email terima ringkasan (daily digest)
> 3. IA-ITB-nomail@ yahoogroups.
> com<http://groups.yahoo.com/group/IA-ITB/database/mc/compose?to=ia-itb-nom...@yahoogroups.com>=
> tidak terima email / cuti sementara
>
> Ganti email / Cara berlangganan :
> 1. IA-ITB-subscribe@ yahoogroups.
> com<http://groups.yahoo.com/group/IA-ITB/database/mc/compose?to=ia-itb-subscr...@yahoogroups.com>=
> email berlangganan milis IA-ITB
> 2. IA-ITB-unsubscribe@ yahoogroups.
> com<http://groups.yahoo.com/group/IA-ITB/database/mc/compose?to=ia-itb-unsubscr...@yahoogroups.com>=
> email berhenti dari milis IA-ITB
>
> Manajemen email di milis IA-ITB yang lebih detil di blog IA-ITB :-)
> Klik http://IA-ITB. blogspot. com/2009/ 07/manajemen- milis-ia-
> itb.html<http://IA-ITB.blogspot.com/2009/07/manajemen-milis-ia-itb.html>
>
>
> Cihuyyy, sudah lebih 2.054 anggota Senyum-ITB Facebook. Hatur nuhun :-)
> Tolong sebar terus ke jaringan Anda. Ajak masyarakat dan keluarga ikut ya
> Komentar & lihat foto di http://facebook. com/pages/ Senyum-ITB/
> 100802856927 <http://facebook.com/pages/Senyum-ITB/100802856927>
>
> Milis IA-ITB di Facebook:
> Ikut & lihat 928 wajah di http://Facebook. com/group. php?id=396762230
> 82<http://Facebook.com/group.php?id=39676223082>
> Isi & lihat 1.156 profil di http://groups. yahoo.com/ group/IA-
> ITB/database<http://groups.yahoo.com/group/IA-ITB/database>
>
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>    (Yahoo! ID required)
>
>    IA-ITB-fullfeatured @yahoogroups.
> com<http://groups.yahoo.com/group/IA-ITB/database/mc/compose?to=ia-itb-fullfeatu...@yahoogroups.com>
>
>
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
> ------------------------------------
>
> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
> Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
> http://capresindonesia.wordpress.com
> http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links
>
>
>
>


------------------------------------

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
http://capresindonesia.wordpress.com
http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    ekonomi-nasional-dig...@yahoogroups.com 
    ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ekonomi-nasional-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke