http://www.suarapembaruan.com/News/2001/04/03/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY 

372.934 Ha Hutan Budi Daya di Kolaka Tidak Terdaftar di BPN 
Kendari, 3 April 
Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) 
Drs All Djabar mengatakan, luas wilayah daratan Kabupaten Kolaka 1.310.000 hektare. 
Terdiri atas kawasan hutan lindung (nonbudidaya) 603.565 hektare dan kawasan budi daya 
427.436 hektare. 

Dari sekitar 427.436 hektare hutan budi daya yang baru terdaftar di BPN Kabupaten 
Kolaka 54.402 hektare. Sisanya sekitar 372.934 hektare sampai saat ini belum 
terdaftar. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0104/04/DIKBUD/diba09.htm
>Rabu, 4 April 2001

Dibangun, Akademi Perikanan Pertama di Irja

Jayapura, Kompas 
Untuk mengatasi kekurangan sumber daya manusia (SDM) di bidang kelautan dan perikanan 
di Irian Jaya (Irja), dalam waktu dekat akan hadir sebuah akademi perikanan di Sorong. 
Populasi ikan di perairan itu sangat besar, tetapi belum memberi nilai ekonomis bagi 
kesejahteraan masyarakat. Akademi perikanan yang segera dibangun itu dibimbing oleh 
Universitas Cenderawasih (Uncen) dan Universitas Papua (Unipa). 

Kepala Dinas Perikanan Irja Kisto Mintardjo di Jayapura, Selasa (3/4), mengatakan 
bahwa Provinsi Irja memiliki potensi laut yang sangat kaya. Akan tetapi, hingga kini 
potensi itu belum dikelola secara maksimal akibat keterbatasan SDM di bidang kelautan 
dan perikanan. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0104/04/DAERAH/walh20.htm
>Rabu, 4 April 2001

Walhi Bantah Rekayasa Warga Tolak Indorayon

Medan, Kompas 
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara membantah jika dituding 
merekayasa warga Porsea, Kabupaten Toba Samosir, yang berunjuk rasa pada Sabtu (31/3) 
guna menolak dioperasikannya kembali PT Inti Indorayon Utama (PT IIU). Aksi bersama 
yang dilakukan ribuan warga merupakan keinginan rakyat sebagai kebulatan tekad mereka 
menutup Indorayon. 

"Walhi tak pernah campur tangan. Semua gerakan rakyat menentang Indorayon, murni 
aspirasi rakyat. Walhi hanya memberi dukungan, termasuk teman-teman NGO (LSM) lain," 
kata Direktur Eksekutif Walhi Sumut Efendi Panjaitan dalam siaran persnya kepada 
Kompas, Selasa (3/4). 
Panjaitan menyatakan hal itu berkaitan dengan pernyataan Direktur Utama PT IIU Bilman 
Butarbutar yang menuding unjuk rasa rakyat Porsea direkayasa orang-orang dari Medan 
dengan membonceng beberapa orang dari Jakarta yang khusus datang ke Sumut. (Kompas, 
3/4) 

http://kompas.com/kompas-cetak/0104/04/DAERAH/huta20.htm
>Rabu, 4 April 2001

Hutan Bakau Jadi Tambak, Rumah Terendam

Ardian Novianto 

Langkat, Kompas 
Semakin merajalelanya penebangan hutan bakau untuk dijadikan tambak udang 
mengakibatkan rumah penduduk Desa Jaring Halus sering terendam air. Menurut penuturan 
Azhar (38), warga Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumut, 
sejak dua tahun terakhir desanya semakin dalam terendam air jika laut pasang naik. 
"Dari dulu, kalau laut pasang naik memang air masuk ke desa, tapi tidak pernah sampai 
menggenangi dalam rumah seperti dua tahun terakhir," katanya kepada Kompas, Senin 
(2/4). 
Diduga, penebangan hutan bakau di sepanjang Sungai Pematang Buluh untuk dijadikan 
tambak menjadi penyebabnya. Menurut dia, saat laut pasang naik air terbendung 
tambak-tambak tersebut sehingga ketinggian air bertambah dan menggenangi desanya. 
"Kalau dulu saat laut pasang naik air bisa tersalurkan ke hutan bakau di sepanjang 
sungai," paparnya. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0104/04/JATIM/belu26.htm
>Rabu, 4 April 2001

Belum Rampung, Lahan Pengganti TPA Keputih

Surabaya, Kompas 
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kota Surabaya dengan penduduk 3,2 juta jiwa, 
masih menjadi persoalan besar bagi warga maupun pemerintah kota, karena lahan TPA di 
Keputih, Sukolilo, Surabaya Timur, kini sudah jenuh dan tidak lagi memadai menampung 
produksi sampah kota ini. Sementara itu, lahan pengganti di Pakal, Benowo, Surabaya 
Barat, sampai sejauh ini belum rampung pengerjaannya.Pemantauan Kompas, hari Selasa 
(3/4), lahan seluas 10 hektar bekas areal tambak penduduk yang nantinya untuk tempat 
pembuangan akhir (TPA) sampah Kota Surabaya, kini pengerjaannya masih terus berjalan. 
Para pekerja proyek pun masih mengerjakan pembuatan fondasi-fondasi selokan (drainase) 
di tempat pembuangan akhir sampah bersangkutan. 

http://www.surabayapost.co.id/
JAWA TIMUR Rabu, 04 April 2001 Surabaya Post 

Oknum Perhutani Jember Diduga Main Kayu
Tiga Truk Sarat Mahoni Ditahan
Jember - Surabaya Post 


Polres Jember menahan tiga truk pohon Mahoni asal hutan Curahkalong. Penangkapan kayu 
akhir pekan lalu itu, belakangan memunculkan dugaan permainan "pat gulipat" oknum KRPH 
Sumberklopo dan Polhut setempat. 
Dugaan permainan oknum Perhutani Jember itu, diketahui tim Reserse Polres Jember, 
setelah menyidik ketiga sopir truk yang sempat ditahan sebagai tersangka. Ketiga sopir 
itu, Darman (30), Husin (32), dan Sutik (36), menyatakan tidak bertanggung jawab atas 
kepemilikan 6 kubik kayu Mahoni tersebut. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0104/04/JATIM/reha28.htm
>Rabu, 4 April 2001

Rehabilitasi Hutan Curahtakir Bermasalah

Jember, Kompas 
Program rehabilitasi hutan produksi seluas 16 hektar di Desa Curahtakir, Kecamatan 
Tempurejo, diduga bermasalah. Permasalahan itu, menurut anggota Kelompok Tani Hutan 
(KTH) setempat, muncul karena banyak intervensi dari aparat Kesatuan Pemangkuan Hutan 
(KPH) V Jember, terhadap para petani hutan. 
Beberapa petani hutan yang ditemui Kompas di rumahnya di Dusun Punco Desa Curahtakir 
-40 kilometer arah tenggara Jember-menuturkan hal itu, Minggu (1/4). Mereka 
menyatakan, akibat banyaknya problem dalam rehabilitasi hutan lindung (RHL) , besar 
kemungkinan petani tak akan mendapat manfaat ekonomis dari tanaman produktif yang ada. 

http://www.surabayapost.co.id/
UTAMA Rabu, 04 April 2001 Surabaya Post 

Industri Jamu dan Demokrasi Kesehatan

LIMA tahun terakhir ini pengobatan tradisional jamu di kalangan masyarakat terus 
meningkat. Melihat kenyataan tersebut, Pemerintah pun mulai menyadari arti pentingnya 
menggali kekayaan alam dan budaya jamu sebagai warisan nenek moyang. Maka 
dicanangkanlah pengobatan kembali ke alam (back to nature) sebagai motto Hari 
Kesehatan Nasional (Harkesnas) tahun 1998. 
Tak pelak program pengembangan obat tradisional jamu itu pun langsung direspon 
industri jamu. Terlihat dengan munculnya banyak industri jamu baik berskala kecil, 
menengah, ataupun perajin. Sementara industri besar yang sebelumnya sudah ada juga tak 
mau ketinggalan terus melakukan ekspansi dengan meningkatkan volume produksi dan 
inovasi produk jamu. Dari data Depkes RI, industri kecil obat tradisional tahun 1996 
tercatat 571 pengusaha, 1997 menurun 55 industri, dan 1998 meningkat lagi menjadi 612 
pengusaha. Sedangkan catatan Gabungan Pengusaha Obat Tradisional dan Jamu (GP Jamu) 
Indonesia menyebutkan jumlah anggota sebesar 587 industri jamu dan 384 perajin jamu. 

http://www.suaramerdeka.com/harian/0104/04/kot5.htm
Rabu, 4 April 2001 Semarang & Sekitarnya 

REPORTASE
Jerman Bantu Rp 40 Miliar untuk Kali Babon

PANTAU KALI BABON: Ir Koewanto Waloejono (kanan) dan rombongan memantau tanggul dan 
daerah aliran Kali Babon. Kegiatan itu bagian program penyehatan/peningkatan kualitas 
air sungai tersebut.(Foto: Suara Merdeka/D10-45g)
SEMARANG - Bapedal Pemerintah Provinsi Jateng bekerja sama dengan Pemerintah Kota 
Semarang, Pemerintah Kabupaten Demak, dan Kabupaten Semarang dalam waktu dekat akan 
menangani secara intensif penyehatan Kali Babon. Sebab, air kali yang melintasi tiga 
kabupaten/kota itu kurang kondusif untuk hidup sehat akibat pencemaran limbah pabrik 
dan industri rumah tangga.

http://kompas.com/kompas-cetak/0104/04/METRO/gera18.htm
>Rabu, 4 April 2001

Gerakan Hemat Air di Perkotaan 
Oleh Posman Sibuea


BARANGKALI belum semua warga DKI Jakarta mengetahui Hari Air Sedunia (World Day for 
Water) yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) lewat Resolusi Nomor 47/1993, 
yang diperingati setiap 22 Maret dengan penekanan pada Gerakan Hemat Air (GHA). 
Hipotesa ini berangkat dari laporan bahwa warga Jakarta terus menyedot air tanah 
secara berlebihan. Bukan itu saja, masyarakat pun masih membuang segala jenis sampah 
ke sungai di Jakarta, sehingga saat musim hujan kerap menimbulkan banjir, termasuk 
menyebabkan suasana kumuh, bau busuk, dan bisa mengakibatkan berjangkitnya penyakit. 
Di tengah upaya pengelola Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya memasok kebutuhan air bersih 
agar warga tak lagi menyedot air tanah secara belebihan, GHA sebagai substansi Hari 
Air Sedunia harus dikampanyekan guna meningkatkan kesadaran lapisan masyarakat bahwa 
sumber daya air itu harus dijaga kelestariannya. Masyarakat juga harus diberi 
pemahaman bahwa fungsi air tidak sekadar untuk mandi, cuci, dan air bersih, tetapi 
lebih dari itu. Air di kota metropolitan ini juga berfungsi untuk membilas (flushing) 
kota. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0104/04/JATIM/keja26.htm
>Rabu, 4 April 2001

Kejati Usut Penyimpangan Proyek Saluran Keputih

Surabaya, Kompas 
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur akan mengusut dugaan penyimpangan proyek pembuatan saluran 
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Keputih. "Semua kasus dugaan korupsi dan penyelewengan 
uang negara akan diusut sampai tuntas. Meski demikian tahap awal Kejaksaan harus 
mengumpulkan data yang akurat sebagai bukti awal," kata Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa 
Timur Herus Mustofa, Selasa (3/4). 

http://kompas.com/kompas-cetak/0104/04/JATIM/peta26.htm
>Rabu, 4 April 2001

Petambak Protes Keberadaan TPA Benowo

Surabaya, Kompas 
Petambak udang dan garam di wilayah Tambakdono, Sumberrejo dan Benowo memprotes 
keberadaan tempat pembuangan akhir (TPA) di Pakal Benowo, yang pemakaiannya 
direncanakan Mei mendatang. Dinas Kebersihan Surabaya menurut petambak tidak pernah 
menyosialisasikan keberadaan TPA termasuk dampak limbah sampah terhadap produksi udang 
dan garam petani. 
Keluhan ini diungkap Musyafik, mewakili petambak di wilayah tersebut, Senin (2/4). 
"Seharusnya Dinas Kebersihan sebagai instansi yang paling bertanggung jawab atas TPA 
Benowo itu, mensosialisasikan kepada seluruh petambak menyangkut keberadaan TPA 
Benowo, bukan hanya dengan segelintir orang yang disebut sebagai tokoh masyarakat 
setempat," kata mantan anggota DPRD Surabaya periode 1997-1999 lalu dari Fraksi PPP. 

Kirim email ke