http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2001040500110526 Agenda 21 Indonesia belum Dilaksanakan Media Indonesia - Kesra (05/04/2001 00:11 WIB) JAKARTA (Media): Menteri Negara Lingkungan Hidup Sonny Keraf menilai sejak dokumen Agenda 21 diterbitkan pada 1997, Indonesia belum melaksanakan komitmen pembangunan berkelanjutan itu secara konkret. "Terkesan bahwa Agenda 21 selama ini hanya menjadi tambahan koleksi rak buku kita," katanya saat berbicara dalam seminar `Pembangunan Berkelanjutan dalam Perspektif Agenda 21 Sektoral`, di Jakarta, kemarin. Dalam seminar yang diprakarsai Bappenas itu, ia mengatakan Agenda 21 itu seharusnya masuk dalam arus utama (mainstream) pembangunan melalui perencanaan pembangunan nasional. Agenda 21 merupakan kebijakan dan strategi bagi upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang telah disepakati dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio de Janeiro, Brasil pada Juni 1992. Dalam Agenda 21 itu dicakup sejumlah aspek, di antaranya adalah dimensi sosial dan ekonomi dengan disemangati oleh kemitraan global (global partnership). Dalam dimensi itu dibahas kerja sama internasional untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan di negara-negara berkembang serta kebijakan domestiknya, memerangi kemiskinan, pengembangan pemukiman yang berkelanjutan serta integrasi lingkungan dan pembangunan dalam pengambilan keputusan. Indonesia telah ikut mengadopsi rumusan Agenda 21 global hasil KTT Bumi itu ke dalam formulasi Agenda 21 nasional. "Agenda 21 nasional merupakan tindak lanjut Agenda 21 global yang berisikan aksi-aksi yang dapat dilakukan pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk melakukan perubahan-perubahan bagi kepentingan pembangunan," kata Sonny. Sasaran utama Agenda 21 Nasional Indonesia yang diterbitkan pada 1997 itu adalah pengentasan kemiskinan, perlindungan, dan rehabilitasi lingkungan serta manajemen sumber daya alam. Sementara itu, dalam seminar tersebut juga terungkap perencanaan pembangunan berkelanjutan memerlukan tiga pendekatan yang bersifat simultan dari tiga faktor yaitu keberlanjutan lingkungan, pertumbuhan ekonomi, dan sosial. Perwujudan dari ketiga pendekatan ini salah satunya melalui pembatasan pemakaian sumber daya yang tidak efisien dan perubahan pola konsumsi. Deputi Bidang Regional dan Sumber Daya Alam Bappenas Dedi Masykur Riyadi mengungkapkan hal tersebut dalam seminar itu. Perumusan strategi perencanaan pembangunan, menurut Dedi, juga harus mempertimbangkan sinergi antara kepentingan pembangunan sektoral dan pembangunan wilayah. (RA/Ant/V-2)