http://www.suarapembaruan.com/News/2001/04/04/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY 

Masalah Lingkungan Bagian Tak Terpisahkan dari Pembangunan
Saat Ini Kelembagaan Lingkungan Hidup Terkesan Terisolasi 
Jakarta, 4 April 
Masalah lingkungan merupakan bagian tak terpisah-kan dari upaya pembangun-an oleh 
semua pelakunya mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, monitoring sampai 
evaluasi agar maknanya dinikmati semua pihak secara adil dan proporsional. 
Demikian dikatakan Guru Besar Emiritus Ilmu Ekologi dan Lingkungan Hidup Universitas 
Indonesia, Prof Dr Mohammad Soeryani kepada Pembaruan di Jakarta, Selasa (3/4). 

http://www.suarapembaruan.com/News/2001/04/05/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY 

Lahan HPH Titipan di Sumsel Sebaiknya Diserahkan ke Pemda
Palembang, 5 April 
Lahan hak pengusahaan hutan (HPH) di wilayah Sumatra Selatan yang dititipkan kepada 
Inhutani V seluas 723.863 ha sebaiknya diserahkan kepada daerah agar pemerintah 
setempat dapat mencadangkannya untuk masyarakat. 
Apalagi, Inhutani V tidak menangani lahan HPH itu secara optimal akibat areal yang 
dikelolanya terlalu luas. Akibatnya banyak hutan yang telantar. 

http://www.suarapembaruan.com/News/2001/04/05/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY 

Hentikan Penebangan di Gunung Masigit
Jakarta, 5 April 
Penebangan kayu dari kawasan Taman Buru Gunung Masigit Kerembui (TBMK), Jabar, harus 
segera dihentikan, mengingat izin pemanfaatan kayu (IPK) yang dimiliki PT Primasakti 
Multijasa Sarana (PMS) sudah berakhir tanggal 17 Februari lalu. Selain itu, pihak 
Kantor Wilayah/Dinas Kehutanan Jawa Barat (Jabar) sudah menginstruksikan agar 
kayu-kayu hasil tebangan yang ada tidak boleh dipindahtangankan sebelum selesai stock 
opname. 
Kepala Kantor Wilayah/Dinas Kehutanan Jabar Ir H Endang Supriadi MM mengungkapkan hal 
itu, Selasa (3/4), menjawab pertanyaan Pembaruan, berkaitan adanya laporan masyarakat 
bahwa PT PMS diduga melakukan berbagai penyimpangan dalam mengelola TBMK itu. ''Kami 
akui sudah mendengar laporan tersebut,'' katanya. 

http://www.suarapembaruan.com/News/2001/04/05/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY 

Perlu Penguatan Hak atas Air
Kebijakan Pengelolaan Air Selama Ini Kurang Memihak Rakyat Kecil 
Jakarta, 5 April 
Perlu upaya penguatan hak atas air pada masyarakat, karena air adalah salah satu 
sumber hidup bagi manusia dan makhluk lain. Penguatan hak atas air itu dimaksudkan 
untuk menjamin ketersediaan air dan juga untuk menerapkan rasa keadilan bagi 
masyarakat. 
Hal itu terungkap dalam diskusi bertajuk ''Politik Air di Indonesia'' yang 
diselenggarakan Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial 
(LP3ES), Rabu (4/4) di Jakarta. 
Pembicara dalam diskusi tersebut, Dr. Basuki Yusuf Iskandar dari Bappenas mengemukakan 
bahwa karena nilai air sebagai sumber kehidupan, harus ada jaminan terhadap hak setiap 
orang untuk mendapatkan air demi kehidupan. Disebutkan juga bahwa sekarang sedang 
digodog RUU tentang Pengelolaan Air, yang antara lain juga mengamanatkan perlunya 
dibentuk Dewan Air. 

http://www.indomedia.com/bpost/042001/5/index.htm

Hak Ulayat Dapat Dikembalikan
Gubernuran, BPost
Hak ulayat masyarakat adat bisa dikembalikan kepada masyarakat lokal. Apalagi pada 
masa otonomi daerah sekarang ini, keberpihakan ada pada daerah.
Pataniari Siahaan, salah satu tim anggota komisi I DPR-RI yang melakukan kunjungan 
kerja, Selasa (3/4) pada pertemuan sejumlah aktivis LSM dan insan pers di Kalteng 
mengatakan, salah satu kekecewaan masyarakat masalah hak ulayat.
Kekecewaan yang terakumulasi, yakni akibat perampasan hak-hak mereka berupa tanah 
ulayat, tudingan sebagai perusak hutan dengan peladang berpindah, penebang liar dan 
pelaku penambangan tanpa izin.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0104/05/eko2.htm
Kamis, 5 April 2001 Ekonomi 

Dana Abadi untuk Nelayan Rp 100 Juta 

SEMARANG- Yayasan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jateng telah mengembangkan dana 
bantuan Gubernur Rp 100 juta sebagai dana abadi. Dana itu akan digunakan mengembangkan 
kemampuan anggota.Karo Humas Setda Jateng Drs Rb Sutrisno mengatakan, saldo dana itu 
bersama bantuan pihak lain sekarang mempunyai saldo Rp 137 juta. Alokasi pemanfataan 
antara lain untuk kegiatan magang jamur bagi 13 petani selama tiga hari, magang 
hortikultura bagi 20 orang, magang lebah madu 20 orang, dan magang sapi potong bagi 10 
orang. Semua kegiatan itu membutuhkan biaya Rp 16,4 juta lebih.Dia mengatakan, Yayasan 
KTNA Jateng didirikan pada 1 Mei 1998 untuk memajukan kehidupan petani. Dengan program 
antara lain membimbing petani meningkatkan kesejahteraan keluarga petani dengan magang 
ke petani maju. 

http://www.indomedia.com/bpost/042001/5/index.htm

Data Peti Kurang Pansus Tertunda
Banjarmasin, BPost
Komisi D DPRD Kalsel mengakui masih kurang data untuk menilai kinerja Tim Koordinasi 
Penertiban Penambangan Batubara Tanpa Izin (peti). Hal ini diungkapkan Anggota Komisi 
D H Akhmad Supawi kepada BPost di ruang Fraksi Partai Golkar, sehubungan penundaan 
pembentukan Panitia Khusus (Pansus) peti, Rabu (4/4) siang.
"Pembentukan Pansus bukan batal, tapi untuk sementara ditunda karena penuhnya jadwal 
kerja dewan," ujarnya.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0104/05/slo9.htm
Kamis, 5 April 2001 Sala 

Tiga Sungai Terima Limbah Industri

SALA- Puluhan perusahaan menengah dan besar di Karanganyar ditengarai berpotensi besar 
mengeluarkan limbah, baik cair, padat, maupun gas. ''Untuk limbah cair, tiap 
perusahaan mengeluarkan 10 sampai 2.000 meter kubik per hari. Sedangkan limbah padat 
0,01 sampai 700 kg, dan limbah gas antara satu hingga 4.800 m3,'' jelas Pius 
Triwahyudi SH dan Drs Setyo Nugroho MS dari Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) 
Lembaga Penelitian (Lemlit) UNS Sala, kemarin.Dikatakan, perusahaan yang paling banyak 
membuang limbahnya berada di Jaten dan Kebakramat. Kedua daerah tersebut selama ini 
menjadi pusat industri, mulai dari tekstil sampai kimia. ''Selama ini ada tiga sungai 
yang menjadi media penerima limbah industri itu, yakni Pengak (3.740 m3/hari), Sroyo 
(375 m3), dan Ngringo (1.219 m3). Dari ketiga sungai itu baru kemudian terbuang 

http://www.mediaindo.co.id/cetak/news.asp?id=2001040500110526

Agenda 21 Indonesia belum Dilaksanakan
Media Indonesia - Kesra (05/04/2001 00:11 WIB)

JAKARTA (Media): Menteri Negara Lingkungan Hidup Sonny Keraf menilai sejak dokumen 
Agenda 21 diterbitkan pada 1997, Indonesia belum melaksanakan komitmen pembangunan 
berkelanjutan itu secara konkret. 
"Terkesan bahwa Agenda 21 selama ini hanya menjadi tambahan koleksi rak buku kita," 
katanya saat berbicara dalam seminar `Pembangunan Berkelanjutan dalam Perspektif 
Agenda 21 Sektoral`, di Jakarta, kemarin. 

Kirim email ke