http://www.suaramerdeka.com/harian/0104/06/slo6.htm
Jumat, 6 April 2001 Sala 

Penggunaan Insektisida Lampaui Batas

SALA- Beberapa jenis obat pembasmi hama tanaman yang digunakan kalangan petani di 
Jateng sudah melampaui batas rekomendasi yang ditentukan pemerintah. Hasil penelitian 
dari Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) UNS menunjukkan, petani Jateng masih 
belum paham terhadap bahaya pestisida yang digunakan itu.''Beberapa jenis pestisida 
yakni insektisida, rodentisida, fungisida, bakterisida dan herbisida, ternyata 
digunakan petani untuk delapan tanaman komoditas penting di Jateng dengan intensitas 
yang berbeda. Tetapi untuk insektisida dan fungisida, sudah melampaui ambang batas,'' 
jelas Ir Supriyadi, salah seorang anggota Tim Peneliti Praktik Penggunaan Pestisida 
Oleh Petani Jateng, kemarin.Anggota tim lainnya, Drs Pranoto MSc dan Ir Widyatmani Sih 
Dewi MP mengatakan, delapan komoditas penting yang disemprot pestisida itu adalah 
padi, kedelai, melon, cabai, kentang, kubis daun, bawang merah dan bawang putih. 
Beberapa daerah yang menjadi sasaran survey di antaranya, Karanganyar, Banjarnegara, 
Wonosobo dan Brebes.''Petani kini banyak yang meningkatkan penggunaan pestisida. 
Karena di berbagai tempat itu muncul kecenderungan ada peningkatan kekebalan hama 
terhadap obat,'' tambahnya.Seperti kebiasaannya, kata mereka, kalangan petani akan 
meningkatkan konsentrasi penggunaan pestisida bila pada dosis rendah tidak bisa 
mematikan hama tanamannya. Bukan itu saja, para petani kemudian membuat ''oplosan'' 
pestisida sendiri yang diyakini lebih hebat.''Mereka mengoplos beberapa macam bahan 
aktif pestisida tanpa melalui uji kompabilitas lebih dulu. Padahal, sangat penting 
untuk mengetahui efek sinergisme dari oplosan itu, agar campuran yang dilakukan tidak 
sia-sia,'' katanya.

Abaikan Interval

Selanjutnya dikatakan, para petani juga sering mengabaikan jarak interval waktu 
penyemprotan hama . Bahkan terkadang terlalu pendek. Padahal, antara padi dengan 
tanaman lain seperti tanaman bawang merah, harus diperlakukan berbeda, yaitu tiap 2-4 
hari sekali dan tanaman kentang 3-5 hari sekali.Dari penelitian, lanjutnya, 
menunjukkan, petani kentang dan bawang putih ternyata masih menyemprotkan pestisida 
setelah panen. Cara seperti itu akan membawa risiko berbahaya bagi para 
konsumen.''Karena kemungkinan residu yang ada pada produk siap konsumsi itu masih 
tinggi. Dan ini perlu mendapatkan perhatian serius,'' tegasnya.Hasil uji laboratorium 
menunjukkan, secara umum tanaman, tanah dan air berada pada kondisi tercemar oleh 
insektisida. Hasil analisis pada tanaman juga menunjukkan residu inesktisida selalu 
dijumpai pada semua komoditas tanaman. Untuk tanaman melon, bawang putih, bawang merah 
dan kubis memiliki kandungan residu insektisida lebih tinggi dibanding padi dan 
kedelai.(bs-67) 

Copyright© 1996 SUARA MERDEKA

Kirim email ke