http://kompas.com/kompas-cetak/0104/09/IPTEK/pene10.htm
>Senin, 9 April 2001

Kunjungan Delegasi Uni Eropa ke TNGL 
Penegakan Hukum di Indonesia Lemah

Kompas/arbain rambey 

Besitang, Kompas 
Kunjungan 20 orang delegasi Uni Eropa-enam di antaranya adalah duta besar-ke Taman 
Nasional Gunung Leuser (TNGL), 6-7 April 2001, adalah untuk melihat sendiri keadaan 
hutan lindung itu. Kedatangan mereka sangat terkait dengan bantuan yang akan 
disalurkan Uni Eropa kepada Indonesia, yang selama ini dinilai sangat lemah dalam 
menangani penegakan hukum upaya pelestarian hutannya.Dari sidang CGI terakhir di Tokyo 
bulan Oktober 2000 lalu, salah satu syarat yang diajukan Uni Eropa untuk pencairan 
bantuan adalah keseriusan Indonesia dalam melindungi hutannya. Kunjungan ke TNGL yang 
terletak di perbatasan Sumut dan Aceh kali ini adalah juga hasil plot pertemuan CGI di 
Tokyo itu. 
TNGL adalah hutan primer terluas di Asia Tenggara, dan merupakan kawasan hutan 
satu-satunya di dunia yang mempunyai beberapa hewan langka sekaligus di satu tempat. 
Selain merupakan salah satu paru-paru dunia, TNGL adalah habitat asli orangutan, badak 
sumatera, gajah sumatera, dan juga harimau sumatera yang tinggal beberapa ekor lagi. 
Hidup juga di sini puluhan burung endemik yang sudah langka. 

http://www.indomedia.com/bpost/042001/9/index.htm

Puluhan Ribu Kubik Kayu Ilegal Lolos
Muara Teweh, BPost
Sedikitnya, puluhan ribu meter kubik kayu bulat ilegal jenis meranti dan rimba 
campuran dalam Maret 2001 ini lolos ke Banjarmasin. Lolosnya kayu ini, ada indikasi 
petugas Dinas Kehutanan Barito Utara (Barut) ikut bermain. 
Menurut catatan, tim fungsional polisi kehutanan sebagaimana dilaporkan Kepala Dinas 
Kehgutanan Barut Ir Toboryano Angga MM pada jumpa pers di rumah jabatan Bupati, Jumat 
lalu, pada 27 Maret telah milir rakit kayu bulat dari 7 SKSHH sebanyak 4.817 potong 
atau sekitar 4.460,23 meter kubik.
Ketujuh SKSHH itu, yakni SKSHH No Seri DA 341518 atas nama Misradin sebanyak 871 
potong (761,33 m3), SKSHH No Seri DA 341514 sebanyak 871 potong (660,78 m3), SKSHH No 
Seri DA 341515 sebanyak 1.295 potong (1.038.08 m3) atas nama H Syarifudin.

http://www.suarapembaruan.com/News/2001/04/09/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY 

Kampanye Bebas Tembakau
Jakarta, 9 April 
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkampanyekan program ''bebas tembakau'' di 
Indonesia pada bulan April dan Mei ini berkaitan dengan peringatan Hari Tanpa Tembakau 
tanggal 31 Mei mendatang. 
Indonesia menjadi tempat penyelenggaraan pertemuan konsultasi negara-negara Asia 
Tenggara dengan WHO pada 5 - 6 April di Jakarta. Negara-negara tersebut juga akan 
berpartisipasi dalam Tim Konvensi Pengontrol Penggunaan Tembakau, yang akan 
berlangsung di Jenewa, akhir April ini, kata humas penyelenggara pertemuan tersebut, 
Andira Alatas Sriwijanarko, pekan lalu. 

http://www.suarapembaruan.com/News/2001/04/09/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY 

Hidup Petani Semakin Menyedihkan, Pendapatan Rp 5.000/Hari

Oleh Wartawan "Pembaruan" 
Upa Labuhari 
Nasib para petani sekarang ini semakin menyedihkan dan bagai pepatah mengatakan, 
''maju kena, mundur kena''. Artinya, apa pun yang dihasilkan oleh para petani di 
seluruh Indonesia sekarang ini dalam musim panen raya dengan perkiraan produksi 40 
juta ton Gabah Kering Panen (GKP), tidak akan membawa manfaat berarti bagi mereka. 
Mereka tidak bisa meningkatkan taraf hidupnya menjadi masyarakat kelas menengah dengan 
penghasilan di atas Rp 2,5 juta per bulan. 
Malahan sebaliknya musim panen raya ini bisa menjadi bumerang bagi mereka jika tidak 
pandai memanfaatkan situasi pasar atau terlilit utang. Harga dasar pembelian gabah 
yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp 1.095 per kg GKG dimungkinkan akan 
jatuh di bawah Rp 1.000 jika para petani langsung melepas hasil panen mereka ke 
pasaran. Hal ini sudah terjadi di beberapa daerah lumbung padi di Indonesia. 

http://www.suarapembaruan.com/News/2001/04/09/index.html
SUARA PEMBARUAN DAILY 

Gempa Susulan 5,9 SR Guncang Bengkulu 
Bengkulu, 9 April 
Gempa tektonik susulan dengan kekuatan cukup tinggi, yakni 5,9 pada Skala Richter (SR) 
kembali terjadi di Bengkulu, Minggu (8/4) malam, pukul 18.57.19,6 WIB. Namun 
dilaporkan tidak mengakibatkan korban jiwa maupun kerusakan lainnya. 
Menurut petugas Badan Meteorologi dan Geofisika Jakarta, Arief, gempa tersebut terjadi 
pada episentrum 4,91 Lintang Selatan dan 101,5 Bujur Timur dengan kedalaman 70 
kilometer. 
Gempa kali ini, menurutnya, masih merupakan susulan dari gempa sebelumnya, dan terjadi 
pada lokasi yang sama, yakni di Samudra Indonesia atau kurang lebih berada pada jarak 
149 km barat daya Kota Bengkulu. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0104/09/JATIM/nela28.htm
>Senin, 9 April 2001

Nelayan Lobster Kapok Pakai Potas

Jember, Kompas 
Aktivitas nelayan mencari udang lobster di Watu Ulo Desa Sumberrejo Kecamatan Ambulu, 
Jember, mulai berubah menyusul empat nelayan setempat yang ditangkap Polairud Pos 
Puger. Empat nelayan itu kedapatan membawa potasium sewaktu mencari udang. Mereka 
sadar untuk menghindari penggunaan potasium, nelayan mengubah waktu kerja dari siang 
hari menjadi malam. 
Demikian Ketua LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Mitra Madani Sejahtera Drs Winarto 
sewaktu mendampingi sejumlah nelayan asal Watu Ulo Desa Sumberrejo kepada Kompas di 
Jember, Jumat (6/4). "Sejak empat orang ditangkap dan perkaranya dilanjutkan kini 
nelayan mulai mematuhi UU perikanan dan kelautan," katanya. Mereka kini merasa lega 
karena ada pembinaan, baik dari perikanan maupun aparat keamanan, bahwa potasium tidak 
boleh untuk menangkap udang. 

http://www.surabayapost.co.id/
JAWA TIMUR Senin, 09 April 2001

KSDA Cekal Pemburu Penyu Nusa Barong
Jember - Surabaya Post 

Kantor Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim II di Jatim, terus 
melakukan Opgab (operasi gabungan) penjualan telur penyu yang diduga masih dijual 
secara liar di kota Jember. Opgab juga menyita penjualan tukik (anak penyu), dan 
off-set (penyu yang dikeringkan/diawetkan). 
Hingga akhir 2000 lalu, pelaksanaan Opgab yang melibatkan aparat kepolisian itu, mampu 
menyita 119 butir penyu. Anggota Opgab, juga menyita off-set penyu hijau dan penyu 
sisik, masing-masing dua ekor. 
"Kami sempat bersitegang dengan para pedagang telur penyu maupun off-set," kata Kepala 
Sub BKSDA Jatim II, Drs Sampurna Budi W, akhir pekan lalu. Para pedagang telur penyu 
dan off-set melepas barang dagangannya setelah petugas menunjukkan UU No. 5/1990 
tentang Sumberdaya Hayati dan Ekosistemnya. 

http://www.surabayapost.co.id/
JAWA TIMUR Senin, 09 April 2001

Antarnelayan Pasuruan Bentrok
37 Perahu, 9 Rumah, dan 3 Motor Rusak Dibakar
Pasuruan - Surabaya Post 

Nelayan Lekok yang didukung nelayan Kraton bentrok dengan nelayan Nguling, Minggu 
(8/4). Antarnelayan Pasuruan yang berseteru itu saling melempar bom yang biasa 
digunakan untuk mencari ikan atau lazim disebut bondet. 
Akibatnya, 37 perahu rusak dan terbakar, 9 rumah rusak (3 rumah diantaranya terbakar), 
3 sepeda motor terbakar, 4 ekor kambing tewas ditebas, 1 ekor sapi dilukai, dan 1 
sepeda pancal rusak. Dalam bentrok fisik antarnelayan itu tidak ada laporan korban 
jiwa. 
Kejadiannya, Minggu sekitar pukul 14.00 sekitar 5.000 nelayan yang berasal dari Desa 
Jatirejo dan Wates, Kec. Lekok didukung nelayan Desa Kisik dan Kaligung, Kec. Kraton 
dengan naik 150 perahu menyerbu pantai Desa Watuparapat, Kec. Nguling. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0104/09/DAERAH/kebi20.htm
>Senin, 9 April 2001

Kebijakan Pembangunan Perikanan Harus Diubah

Semarang, Kompas 
Sasaran kebijakan pembangunan perikanan di masa mendatang harus diubah. Jangan hanya 
ditujukan untuk peningkatan pendapatan masyarakat daerah/nasional, perolehan devisa, 
kesempatan kerja, dan peningkatan gizi masyarakat, tetapi juga dituntut untuk tetap 
mempertahankan daya dukung dan kualitas lingkungan agar tetap lestari bagi generasi 
sekarang dan mendatang. 
Ini penting diperhatikan karena kenyataan di lapangan kebutuhan dan keinginan 
memanfaatkan sumber daya ikan berhadapan dengan daya dukung lingkungan dan daya 
lenting (kemampuan atau ketahanan habitat atau sumber daya ikan untuk pulih, setelah 
mengalami tekanan eksploitasi) sumber daya ikan terbatas. 
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, 
Prof Dr Ir Sutrisno Anggoro MS mengemukakan hal itu pada pidato pengukuhan guru besar 
ilmu hidrologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip, Sabtu (7/4), di Semarang. 

http://kompas.com/kompas-cetak/0104/09/DAERAH/bukt20.htm
>Senin, 9 April 2001

Buktikan, Otonomi Daerah Bisa Selamatkan Lingkungan

Kendari, Kompas 
Menteri Negara Lingkungan Hidup Dr Sonny Keraf, melihat sinyal optimisme bahwa di era 
otonomi daerah, lingkungan bisa diselamatkan. Sebab, ada asumsi bahwa kerusakan 
lingkungan selama ini bersumber dari sistem kekuasaan yang sangat sentralistik. 
Sonny Keraf mengemukakan hal itu ketika berbicara di depan peserta dialog interaktif 
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan di Era Otonomi Daerah di Kendari, 
Jumat (6/4) malam. Menurut Menteri, pemerintah daerah selama ini sebetulnya memiliki 
kepedulian terhadap lingkungan. Ia menyontohkan Pemda Sultra. "Pak Gubernur sudah 
mengusulkan pencabutan izin dua HPH di Sultra, namun sampai sekarang izin tersebut 
belum dicabut Menteri Kehutanan", katanya. 

Kirim email ke