http://www.surabayapost.co.id/ SUPLEMEN Selasa, 10 April 2001 Unibraw Kembangkan Biosensor Pendeteksi Polusi FAKULTAS Matematika dan IPA Universitas Brawijaya (FMIPA Unibraw) kini mengembangkan penelitian tentang biosensor, sebuah peralatan pendeteksi polusi yang menggunakan bagian tubuh mahluk hidup. "Saat ini kami mencoba menggunakan akar tanaman jagung untuk digunakan sebagai pendeteksi polusi deterjen atau minyak," kata Drs Unggul P. Juswono MSc, koordinator Badan Pertimbangan Penelitian (BPP) FMIPA Unibraw, di kampus PTN setempat, Jumat (6/4). Dijelaskan, bila sel jagung mempunyai tegangan lisrik (membran potensial) yang bisa menjadi pendeteksi polusi. Bila tegangan listrik pada sel jagung mengecil, berarti terkena polutan. Mahluk hidup yang sehat akan mengeluarkan tegangan listrik yang tinggi. Bila makhluk hidup tersebut mati, maka tegangannya menjadi nol. "Misalnya kalau kaki kita terjepit, kok mulut bisa mengaduh. Ini artinya ada listrik yang dialirkan melalui sel-sel tubuh menuju otak, dan akhirnya memerintahkan mulut untuk bersuara," tutur dosen Fisika itu. Sensor dengan memanfaatkan bagian tubuh makhluk hidup diyakini lebih peka daripada sensor buatan pabrik. Beberapa hewan atau tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pendeteksi antara lain sungut jengkerik, kutu kentang, dan akar jagung. Biosensor dapat dimanfaatkan untuk mengetahui sejauh mana kualitas air atau sungai. Bila tercemar sesuatu, maka dapat dilihat pula seberapa berat pencemaran tersebut terjadi. Terintegrasi Bila industri dinyatakan tercemar, menurut Unggul, maka industrilah yang bertanggung jawab mencari solusinya. Meski demikian perguruan tinggi terbuka menerima permintaan industri bila ingin melakukan penelitian untuk mencari solusinya. "Pada intinya kami ingin apa yang ada di perguruan tinggi dapat berguna bagi masyarakat," tambah Dr Candra, Pembantu Dekan I FMIPA yang sangat mendukung penelitian terintegrasi di fakultasnya. Unggul berharap berbagai penelitian yang dilakukan dosen-dosen MIPA dari berbagai jurusan, pada akhirnya bisa diintegrasikan. Bila masing-masing mempunyai dasar kuat dalam penelitian, dia yakin MIPA Unibraw bakal menjadi acuan kalangan industri, birokrat, dan instansi pemerintah. "Kami ingin bekerja sama dengan mereka, sehingga ilmu yang ada di perguruan tinggi bisa berguna bagi masyarakat. Untuk saat ini kami baru bekerja sama dengan Perum Jasa Tirta dan Rumah Sakit Dr Syaiful Anwar (RSSA) Malang," tandas alumnus UGM Yogyakarta itu. (dia)