http://kompas.com/kompas-cetak/0104/11/IPTEK/walh10.htm >Rabu, 11 April 2001 Walhi Tetap Imbau Penutupan PT IIU Mataram, Antara Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) tetap bersikukuh agar kegiatan PT Inti Indorayon Utama (IIU) di Porsea, Kabupaten Toba Samosir (Sumatera Utara), dihentikan. Sebab, perusakan lingkungan yang ditimbulkannya sangat membahayakan kehidupan masyarakat setempat. "Perusakan lingkungan yang diakibatkan perusahaan pulp (bubur kertas-Red) dan rayon yang dimodali investor asal Jepang tersebut tidak bisa ditolerir. Pemerintah harus tegas dan berani menutupnya," kata Direktur Eksekutif Walhi Emmy Hafildz menjawab pertanyaan pers di Mataram, Selasa (10/4). http://kompas.com/kompas-cetak/0104/11/DAERAH/ptkp19.htm >Rabu, 11 April 2001 PT KPC Lepas 51 Persen Saham Samarinda, Kompas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pekan lalu menyetujui pelepasan 51 persen saham perusahaan batu bara terbesar di Kaltim, PT Kaltim Prima Coal (KPC). Menyusul kebijakan baru itu, Gubernur Kalimantan Timur Suwarna Abdul Fatah membentuk tim teknis menyangkut proses pembelian 51 persen saham perusahaan tersebut. "Saya sudah terima keputusan menteri tersebut yang menyetujui permintaan kita untuk mendapat 51 persen tersebut. Tugas saya sudah cukup. Nanti tergantung tim yang dibentuk Pemda dan DPRD Kaltim untuk melakukan pembelian saham tersebut," kata Suwarna kepada Kompas di Samarinda, Selasa (10/4). Menurut Suwarna, pembentukan tim ini sebagai tindak lanjut adanya surat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, yang menyatakan dalam kuartal pertama tahun 2001 PT KPC harus melepaskan 51 persen sahamnya. http://kompas.com/kompas-cetak/0104/11/JATIM/mero18.htm >Rabu, 11 April 2001 Merosot, Penjualan Jamu Darah Kobra Surabaya, Kompas Meski jenis obat-obatan kimiawi yang diyakini secara medis mampu menyembuhkan penyakit, sebagian orang masih menjadikan darah dan empedu ular kobra sebagai alternatif penyembuhan dan menambah stamina. Namun demikian, penjualan jamu darah dan empedu ular kobra, mengalami kemerosotan amat tajam karena persaingan antarpenjual kian ketat. Jika dua bulan sebelumnya masih mencapai 15-20 ekor per hari, kini berkisar antara 5-6 ekor per hari saja. Menurut Achmad Junaidi (35), salah seorang penjual sekaligus peramu darah ular kobra di kawasan Kayoon, Selasa (10/4), sejak dua bulan terakhir ini omzet penjualan jamu darah ular kobra merosot. "Sebelum penjual jamu ular kobra marak di Surabaya, omzet penjualan per hari bisa mencapai 20 ekor ular kobra," ujar Junaidi. http://www.suaramerdeka.com/harian/0104/11/dar15.htm Rabu, 11 April 2001 Jawa Tengah - Kedu & DIY ''Pengelolaan Hutan Serahkan Pemda'' ·Kalau Perhutani Tak Mampu PURWOREJO - Kalangan DPRD Purworejo menyorot kinerja Perum Perhutani KPH Kedu Selatan yang dianggap tak mampu mengantisipasi penjarahan kayu. Lebih disesalkan lagi, APBD 2001 ini tidak ada pemasukan dari jati dan mahoni dengan alasan habis dijarah pencuri.Sekarang lahan Perhutani KPH Kedu Selatan 44.721,70 ha. Di Kabupaten Purworejo 8.460 ha (19%), di Kebumen 17.034,40 ha (38%), Wonosobo 10.327,30 (23%), Banjarnegara 6.022,50 (13,5%), dan di Banyumas 2.877,50 (6,5%).''Kalau tidak mampu mengatasi pencurian mengapa pengelolaannya tidak diserahkan ke pemda saja,'' kata sejumlah wakil rakyat yang ditemui kemarin.Anggota komisi C Drs Zusron menyesalkan sikap aparat perhutani yang selama ini terkesan menutup mata terhadap pencurian kayu. Bahkan dia sangat menyesalkan arogansi Kaur Humas Perhutani Kedu Selatan Firmansyah yang mengeluarkan statemen membela kinerja Perhutani dengan mengatasnamakan aktivis LSM (Suara Merdeka, 20/3). Dalam edisi tersebut Firmansyah membantah tudingan Perhutani gagal mengelola hutan.Statemen tersebut, kata Zusron, http://www.suaramerdeka.com/harian/0104/11/dar16.htm Rabu, 11 April 2001 Jawa Tengah - Kedu & DIY Komentar Perhutani Dipersoalkan PURWOREJO - Forum Komunikasi Antarorsos LSM (FKA OL) Purworejo mempersoalkan komentar Humas Perhutani KPH Kedu Selatan Firmansyah, di Suara Merdeka, (20/3). Sebab Firmansyah berbicara soal kehutanan mengatasnamakan aktivis LSM bukan selaku Humas Perhutani.''Pernyataan yang dikeluarkan Firmansyah sama sekali tidak mewakili LSM tetapi malah cenderung membela pihak Perhutani karena yang bersangkutan adalah Humas Perhutani KPH Kedu Selatan,'' kata Sekretaris FKAOL Purworejo Wisnu Haryo Pramudya SE.Menurutnya, FKAOL tidak terima atas tindakan Firmansyah tersebut. Apalagi selama ini Firmansyah belum diketahui aktif di LSM apa. Kalau benar aktivis LSM mestinya perlu koordinasi, tidak asal bertindak.''Tidak jelas Firmansyah itu aktif di LSM yang terdaftar atau tidak. Sebab sekarang ini ada LSM yang diakui dan tidak diakui masyarakat,'' ujarnya.Di sisi lain Wisnu Haryo Pramudya SE yang http://www.suaramerdeka.com/harian/0104/11/dar25.htm Rabu, 11 April 2001 Jawa Tengah - Banyumas 2.169 Batang Kayu Jati Dijarah CILACAP- Aksi penjarahan kayu jati di Petak 88-A RPH Kubangkangkung, BKPH Kawunganten, Cilacap, sudah mereda. Namun demikian, beberapa anggota Polhut dan petugas keamanan masih berjaga-jaga di sekitar hutan jati tersebut. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya aksi susulan. Aksi penjarahan yang terjadi 18 Maret sampai 8 April 2001 itu telah menimbulkan kerugian besar. "Setelah Perhutani memberi tanda leter pada tunggak pohon jati di lokasi penjarahan, ternyata jumlah pohon jati yang ditebang massa mencapai 2.169 batang,'' kata Kepala KPH Banyumas Barat, Ir Djoko Suhartono ketika dihubungi Suara Merdeka seusai mengadakan pertemuan dengan Ketua DPRD Cilacap, H Fran Lukman kemarin.Menurut dia, pohon jati yang dijarah adalah pohon yang ditanam tahun 1979. Sehingga diameter pohon jati itu sudah cukup besar. Selain 2.169 batang jati yang dijarah, ada sekitar 2.147 pohon jati yang dicuri selama Januari-Februari 2001. Pohon jati yang hilang, baik akibat pencurian maupun penjarahan, sebanyak 4.316 batang. Padahal harga per batang mencapai Rp 460.000. Dengan demikian jumlah kerugian negara akibat hilangnya 4.316 batang pohon jati tadi mencapai Rp 1,98 miliar lebih."Saya mengimbau seluruh warga yang ikut http://kompas.com/kompas-cetak/0104/11/JATIM/pend18.htm >Rabu, 11 April 2001 Penduduk Keputih Protes Pembuangan Tinja Prasetyo Surabaya, Kompas Dinas Kebersihan saat ini tengah didera berbagai persoalan menyangkut persampahan mulai proyek saluran tempat pembuangan akhir (TPA) Keputih dan penampungan tinja, penutupan TPA Keputih, serta belum selesainya proyek pembangunan TPA Benowo. Belum tuntas persoalan lain, kini muncul aksi warga Keputih Tegal Timur Baru yang meminta Pemerintah Kota Surabaya memindahkan lokasi pembuangan tinja dari kawasan tersebut.Aksi demonstrasi warga Keputih Tegal Timur Baru itu digelar, Selasa (10/4), di depan Kantor Paguyuban Mitra Pemulung Keputih, Sukolilo. Aksi protes terhadap keberadaan pembuangan tinja itu dilakukan karena penduduk setempat tidak tahan lagi dengan bau yang menyengat dari bak penampung tinja. Keberadaan penampungan tinja itu menimbulkan berbagai penyakit terhadap penduduk di sekitar lokasi seperti asma, batuk dan penyakit kulit seperti kudis. "Penyakit sangat akrab dengan warga di sekitar penampungan tinja itu sehingga dikhawatirkan anak-anak menjadi tidak sehat," kata Chairul Anam, tokoh warga Keputih Tegal Timur Baru yang mengaku kehadiran warga di sekitar lokasi, sekitar tahun 1996 lalu. Padahal, instalasi itu dibangun tahun 1990 lalu. http://www.surabayapost.co.id/ EKONOMI Rabu, 11 April 2001 Hanya 3 Bulan, Penjarahan Kayu di Blitar Capai Rp 10 M Surabaya - Surabaya Post Selama tiga bulan pertama tahun ini, penjarahan kayu yang terjadi di kawasan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Blitar sudah mencapai Rp 10 miliar. Dari jumlah itu baru sekitar 40% (sekitar Rp 3,5 M) yang berhasil diselamatkan Perum Perhutani II dari total kayu jarahan yang belum teridentifikasi. "Saat ini masih ada sekitar 60% kayu jarahan berbentuk gelondong baik jenis jati atau mahoni yang belum berhasil diambil kembali oleh Perhutani. Modus penjarahan baik pencurian atau dengan pemalsuan surat itu meningkat dua tahun terakhir," ujar H Heru Siswanto, Kepala Biro Perlindungan SDH Perum Perhutani Unit II Jatim kepada pers di kantornya, Selasa (10/4).