Hallo, dikit aja nich...

Saya setuju berhenti makan gandum asal ada mie instant
dgn bahan non gandum.  karena popularitas untuk
konsumsi mi instan kita ini udah menjadi nomor 2
setelah beras.  Buktinya.... coba berikan nasi tempe
vs mie instan pada orang kita pasti milih yang kedua.


thanks 

nawa

--- D I T <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Hallo,
> 
> berita dibawah ini lucu juga menurut gue, kenapa
> dephut nggak memprioritaskan mengurus pembabatan
> hutan liar dulu ye..? soalnya konsumsi gandum kita
> termasuk kecil, cuman 7kg/perorang/thn (malaysia
> sekitar 40kg/orang/tn dan singapur hampri 2
> kalinya),walaupun orang indonesia pengkonsumsi mie
> instant kedua terbesar didunia. Kali kita musti
> banyak-banyak makan bihun (yang dari tepung beras)
> daripada makan mie instant..he he..
> 
> lagian tu prof asbun juga pake nyalahin orang amrik,
> yang bener salahin orang china kali yang
> memperkenalkan mie sebagai staple..:-). selain itu
> produksi gandum per ha lebih besar dari beras, jadi
> kalau dilihat dampak lingkungannya, gandum ,yang
> juga tidak perlu air sebanyak padi, sepertinya lebih
> unggul ya.
> 
> eniwe setahu saya gandum sudah ditanam di indonesia
> sejak abad 17-an, tapi ada yang thu nggak kenapa
> tidak terlalu berkembang? apa karena iklimnya?
> karena setahu saja juga afrika utara yang iklimnya
> agak mirip dengan indonesia juga memproduksi gandum.
> Ngomong-ngomong juga memang sudah ada produksi tahan
> lama (seperti mie instant atau roti) yang
> memanfaatkan sukun/singkong dll? saya pernah lihat
> roti dari terigu dicampur jagung dan kentang, tapi
> belum populer kali ya..? kalau sudah ada produk
> seperti ini, mungkin agak masuk akal juga usaha
> pensosialisian makanan 'khas' indonesia, alias nggak
> asbun-asbun banget.
> 
> terima kasih sebelumnya.
> 
> danial
> 
> 
> 
> kompas.com
> Masyarakat Sebaiknya Hentikan Mengkonsumsi Gandum
> 
> Bandar Lampung, Sabtu
> 
> Masyarakat sebaiknya berhenti mengkonsumsi gandum
> karena kurangnya nilai gizi maupun komposisi yang
> terkandung dalam gandum dibanding produk pertanian
> asli Indonesia, terutama sagu, umbi-umbian, jagung
> dan singkong.
> 
> "Selama ini masyarakat kita dibodohi luar negeri,
> terutama AS. Kadar kandungan maupun komposisi yang
> terdapat dalam gandum 
> tidak ada artinya dibanding hasil tanaman asli
> Indonesia, seperti sagu atau umbi-umbian," kata
> Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial
> (RLPS) Dephut, Prof Dr Suhardi di Bandar Lampung,
> Sabtu (5/5).
> 
> Suhardi yang juga pakar tanaman itu membeberkan,
> nilai gizi gandum sebenarnya tidak ada artinya
> dibanding sagu, misalnya, namun akibat tekanan dan
> pengaruh kekuatan terutama promosi negara maju,
> masyarakat tidak menyadari kekurangan maupun
> kerugian mengkonsumsi gandum tersebut.
> 
> Menurut Suhardi, gandum juga menyebabkan dampak
> buruk bagi kesehatan, antara lain bisa meyebabkan
> penyakit jantung, stroke, karena proses produksinya
> yang dilakukan di negara maju, seperti AS
> menggunakan bahan kimia.
> 
> "Padahal jika kita mau dan ini memang harus
> digalakkan kepada 
> seluruh masyarakat, supaya meninggalkan pola
> mengkonsumsi gandum. Sudah saatnya mereka tahu bahwa
> nilai gizi dan komposisi lainnya dari kandungan
> tanaman dan hasil pertanian asli kita lebih tinggi
> nilainya. Selain itu banyak dampak buruknya bagi
> kesehatan," paparnya.
> 
> Dephut sendiri, ungkap Suhardi, mulai saat ini akan
> mengadakan 
> sosialisasi kepada masyarakat supaya menghentikan
> konsumsi 
> makanan yang berasal dari negara Eropa maupun AS
> tersebut, dan 
> menganjurkan mengkonsumsi makanan lokal, seperti
> sagu, jagung, 
> ubi kayu, dan sukun.
> 
> Program Dephut secara nyata yakni penanaman tanaman
> di hutan 
> selain spesies konvensional, seperti pohon meranti,
> juga tanaman 
> sela, seperti jenis umbi-umbian, sagu, sukun, dan
> jagung guna mendukung sosialisasi bahwa gandum sudah
> saatnya jangan lagi dijadikan makanan utama maupun
> sampingan masyarakat.
> 
> "Yang lebih penting dasar kita tidak mengkonsumsi
> gandum, karena impor bahan makanan itu menjadi salah
> satu penyebab terpuruknya negara kita, devisa negara
> dihabiskan sekaligus negara dirugikan karena punya
> utang kepada luar negeri akibat mengimpor gandum
> yang jumlahnya cukup besar," tandasnya.
> 
> Di jajaran Dephut sendiri "perang" mengkonsumsi
> gandum sudah dimulai, di mana Ditjen RLPS
> merencanakan memasyarakatkannya ke seluruh
> Indonesia.
> 
> Bahkan, di jajaran Ditjen RLPS Dephut sudah dimulai
> anti mengkonsumsi gandum, jika ada staf yang
> mengkonsumsinya 
> diberikan sanksi ringan hingga keras, seperti
> penundaan kenaikan 
> pangkat.
> 
> "Saya sangat serius dengan masalah ini, masyarakat
> sudah saatnya diberikan penyadaran sekaligus
> keharusan mengkonsumsi alternatif pangan lokal yang
> sebenarnya nilai gizinya lebih tinggi dibanding
> gandum," tegasnya. (Ant/ima)
> 
>
---------------------------------------------------------------------
> Mulai langganan: kirim e-mail ke
> [EMAIL PROTECTED]
> Stop langganan: kirim e-mail ke
> [EMAIL PROTECTED]
> Archive ada di
> http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
> 


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Yahoo! Auctions - buy the things you want at great prices
http://auctions.yahoo.com/

---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id

Kirim email ke