numpang lewat,
sejujurnya kita orang ini paling suka dengan mi instant selain praktis juga
mudah untuk mengelolanya. Makanya kita sudah punya BPPT atau LIPI kenapa
tidak membuat penelitian pengganti gandum pada mi instant kalau pun tidak
bisa yah kita orang kembali makan yang nenek punya tapi sadap yakni nasi
jagung (talebe)
salandoa
----- Original Message -----
From: "Nawa Irianto" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, May 11, 2001 10:48 AM
Subject: Re: [envorum] Masyarakat Sebaiknya Hentikan Mengkonsumsi Gandum


> Hallo, dikit aja nich...
>
> Saya setuju berhenti makan gandum asal ada mie instant
> dgn bahan non gandum.  karena popularitas untuk
> konsumsi mi instan kita ini udah menjadi nomor 2
> setelah beras.  Buktinya.... coba berikan nasi tempe
> vs mie instan pada orang kita pasti milih yang kedua.
>
>
> thanks
>
> nawa
>
> --- D I T <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Hallo,
> >
> > berita dibawah ini lucu juga menurut gue, kenapa
> > dephut nggak memprioritaskan mengurus pembabatan
> > hutan liar dulu ye..? soalnya konsumsi gandum kita
> > termasuk kecil, cuman 7kg/perorang/thn (malaysia
> > sekitar 40kg/orang/tn dan singapur hampri 2
> > kalinya),walaupun orang indonesia pengkonsumsi mie
> > instant kedua terbesar didunia. Kali kita musti
> > banyak-banyak makan bihun (yang dari tepung beras)
> > daripada makan mie instant..he he..
> >
> > lagian tu prof asbun juga pake nyalahin orang amrik,
> > yang bener salahin orang china kali yang
> > memperkenalkan mie sebagai staple..:-). selain itu
> > produksi gandum per ha lebih besar dari beras, jadi
> > kalau dilihat dampak lingkungannya, gandum ,yang
> > juga tidak perlu air sebanyak padi, sepertinya lebih
> > unggul ya.
> >
> > eniwe setahu saya gandum sudah ditanam di indonesia
> > sejak abad 17-an, tapi ada yang thu nggak kenapa
> > tidak terlalu berkembang? apa karena iklimnya?
> > karena setahu saja juga afrika utara yang iklimnya
> > agak mirip dengan indonesia juga memproduksi gandum.
> > Ngomong-ngomong juga memang sudah ada produksi tahan
> > lama (seperti mie instant atau roti) yang
> > memanfaatkan sukun/singkong dll? saya pernah lihat
> > roti dari terigu dicampur jagung dan kentang, tapi
> > belum populer kali ya..? kalau sudah ada produk
> > seperti ini, mungkin agak masuk akal juga usaha
> > pensosialisian makanan 'khas' indonesia, alias nggak
> > asbun-asbun banget.
> >
> > terima kasih sebelumnya.
> >
> > danial
> >
> >
> >
> > kompas.com
> > Masyarakat Sebaiknya Hentikan Mengkonsumsi Gandum
> >
> > Bandar Lampung, Sabtu
> >
> > Masyarakat sebaiknya berhenti mengkonsumsi gandum
> > karena kurangnya nilai gizi maupun komposisi yang
> > terkandung dalam gandum dibanding produk pertanian
> > asli Indonesia, terutama sagu, umbi-umbian, jagung
> > dan singkong.
> >
> > "Selama ini masyarakat kita dibodohi luar negeri,
> > terutama AS. Kadar kandungan maupun komposisi yang
> > terdapat dalam gandum
> > tidak ada artinya dibanding hasil tanaman asli
> > Indonesia, seperti sagu atau umbi-umbian," kata
> > Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial
> > (RLPS) Dephut, Prof Dr Suhardi di Bandar Lampung,
> > Sabtu (5/5).
> >
> > Suhardi yang juga pakar tanaman itu membeberkan,
> > nilai gizi gandum sebenarnya tidak ada artinya
> > dibanding sagu, misalnya, namun akibat tekanan dan
> > pengaruh kekuatan terutama promosi negara maju,
> > masyarakat tidak menyadari kekurangan maupun
> > kerugian mengkonsumsi gandum tersebut.
> >
> > Menurut Suhardi, gandum juga menyebabkan dampak
> > buruk bagi kesehatan, antara lain bisa meyebabkan
> > penyakit jantung, stroke, karena proses produksinya
> > yang dilakukan di negara maju, seperti AS
> > menggunakan bahan kimia.
> >
> > "Padahal jika kita mau dan ini memang harus
> > digalakkan kepada
> > seluruh masyarakat, supaya meninggalkan pola
> > mengkonsumsi gandum. Sudah saatnya mereka tahu bahwa
> > nilai gizi dan komposisi lainnya dari kandungan
> > tanaman dan hasil pertanian asli kita lebih tinggi
> > nilainya. Selain itu banyak dampak buruknya bagi
> > kesehatan," paparnya.
> >
> > Dephut sendiri, ungkap Suhardi, mulai saat ini akan
> > mengadakan
> > sosialisasi kepada masyarakat supaya menghentikan
> > konsumsi
> > makanan yang berasal dari negara Eropa maupun AS
> > tersebut, dan
> > menganjurkan mengkonsumsi makanan lokal, seperti
> > sagu, jagung,
> > ubi kayu, dan sukun.
> >
> > Program Dephut secara nyata yakni penanaman tanaman
> > di hutan
> > selain spesies konvensional, seperti pohon meranti,
> > juga tanaman
> > sela, seperti jenis umbi-umbian, sagu, sukun, dan
> > jagung guna mendukung sosialisasi bahwa gandum sudah
> > saatnya jangan lagi dijadikan makanan utama maupun
> > sampingan masyarakat.
> >
> > "Yang lebih penting dasar kita tidak mengkonsumsi
> > gandum, karena impor bahan makanan itu menjadi salah
> > satu penyebab terpuruknya negara kita, devisa negara
> > dihabiskan sekaligus negara dirugikan karena punya
> > utang kepada luar negeri akibat mengimpor gandum
> > yang jumlahnya cukup besar," tandasnya.
> >
> > Di jajaran Dephut sendiri "perang" mengkonsumsi
> > gandum sudah dimulai, di mana Ditjen RLPS
> > merencanakan memasyarakatkannya ke seluruh
> > Indonesia.
> >
> > Bahkan, di jajaran Ditjen RLPS Dephut sudah dimulai
> > anti mengkonsumsi gandum, jika ada staf yang
> > mengkonsumsinya
> > diberikan sanksi ringan hingga keras, seperti
> > penundaan kenaikan
> > pangkat.
> >
> > "Saya sangat serius dengan masalah ini, masyarakat
> > sudah saatnya diberikan penyadaran sekaligus
> > keharusan mengkonsumsi alternatif pangan lokal yang
> > sebenarnya nilai gizinya lebih tinggi dibanding
> > gandum," tegasnya. (Ant/ima)
> >
> >
> ---------------------------------------------------------------------
> > Mulai langganan: kirim e-mail ke
> > [EMAIL PROTECTED]
> > Stop langganan: kirim e-mail ke
> > [EMAIL PROTECTED]
> > Archive ada di
> > http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
> >
>
>
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Yahoo! Auctions - buy the things you want at great prices
> http://auctions.yahoo.com/
>
> ---------------------------------------------------------------------
> Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
> Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
> Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
>


---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id

Kirim email ke