>From: "Rosmansyah mansyah" <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
>To: [EMAIL PROTECTED]
>CC: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: [envorum] pemberdayaan media
>Date: Tue, 19 Jun 2001 12:41:59 -0000
>
>
>
>
>>From: "Dian Islamiati" <[EMAIL PROTECTED]>
>>Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
>>To: [EMAIL PROTECTED]
>>Subject: Re: [envorum] pemberdayaan media
>>Date: Tue, 19 Jun 2001 15:19:15 +0800
>>
>>Kepentingan akan menjadi teman abadi bagi siapa saja yang ingin bertahan.
>>Saya percaya di tengah keraguan banyak pihak akan independensi pelaku
>>pemberitaan, masih ada mereka yang bersih dari berbagai kepentingan.
>>Mungkin prosentase mereka relatif sedikit. Gaji yang kecil, bargaining
>>yang
>>rendah dengan pemilik media ( tantangannya bukan lagi dengan sebuah
>>'rezim' seperti jaman orba) seringkali membuat pelaku pemberitaan tak
>>berdaya dan tidak punya pilihan. Bila media tidak indenpendent, penuh
>>kepentingan , sampah , gak mutu,...whatever...biar saja...inilah indahnya
>>demokrasi yang terseok....pada akhirnya masyarakat sendiri akan menjadi
>>juri untuk memberikan judgment kepada media tersebut. Sikap masyarakat
>>akan
>>menjadi indikator bagi semua kepentingan termasuk pasar. Dan kita tahu,
>>siapapun, baik pemilik media maupun pemerintah lebih takut terhadap
>>fluktuatif indeks dan nilai dollar dibanding pasukan berani mati dari Jawa
>>timur.
>>
>>Dian Islamiati
>
>
>setuju, media harus menjadi kekuatan keempat yang menyeimbangkan. Bukan
>kekuatan yang memecah belah. oke....
>
>
>Rosmansyah.
>>
>>Kenapa, sih kepentingan/keberpihakan menjadi suatu yang perlu ditabukan
>>dalam politik? Kenapa pula kepentingan diasosiasikan cuma untuk orang yang
>>ingin bertahan? Kepentingan adalah sah dimiliki oleh siapa atau oleh
>>kelompok mana saja. Masalahnya apakah kepentingan pribadi atau kepentingan
>>kelompok tadi disuarakan secara jujur, tanpa perlu mengatasnamakan
>>kepentingan orang banyak. Politik adalah seni mengelola berbagai
>>kepentingan yang berbeda-beda. Jadi kalau berbagai kepentingan tersebut
>>dinisbikan, atau bahkan ditabukan, lalu apa yang perlu dikelola oleh
>>institusi politik? Orang yang menyatakan dirinya tidak punya kepentingan,
>>justru harus dicurigai sedang menyembunyikan kepentingannya. Karena pada
>>dasarnya tidak punya kepentingan atau tidak punya keberpihakan adalah
>>sebuah bentuk kepentingan dan keberpihakan pula. Siapa bilang non-blok itu
>>bukan sebuah blok. Siapa bilang tidak memilih bukan sebuah pilihan. Yang
>>perlu ditanyakan apakah setiap orang atau kelompok telah menyuarakan
>>kepentingan/ keberpihaknnya secara jujur.
Dengan demikian, tampaknya tak perlu lagi kita terobsesi dengan sebuah
pers/media yang independen, bebas kepentingan. Atau bahkan lebih naif lagi,
mempercayai masih ada segelintir insan pers yang independen, bersih dari
semua kepentingan. Musatahil! Silakan punya kepentingan, tapi secara jujur
dan jernih nyatakan kepentingan Anda. Silakan berpihak, tapi secara jujur
nyatakan keberpihakan Anda. Tak perlu membungkus kepentingan pribadi atau
kelompok menjadi kepentingan umum atau mengatasnamakan rakyat banyak. Jadi
dari pada terobsesi pada pers yang bersih dan independen, lebih baik kita
bersama-sama berjuang untuk membangun sebuah institusi pers yang jujur dan
jernih. Dalam masa seperti sekarang ini tampaknya itu yang dibutuhkan.
Memberikan begitu saja tugas sebagai kekuatan (pilar) keempat demokrasi pada
pers, tanpa kontrol dari masyarakat yang telah diberdayakan, juga menjadi
sebuah pekerjaan rumah yang amat berat bagi pers itu sendiri. Selain pers
sendiri tidak akan mampu, yang perlu dicurigai juga adalah kemungkinan pers
menjadi satu-satu intitusi yang untouchable dari kontrol, dan ini membuka
jalan bagi otoritarianisme. Siapa bilang pers tidak punya potensi ke arah
itu. Yang penting agar pers tetap bisa memainkan perannya sebagai pilar
keempat tadi, selain kebebasan pers, yang harus kita perjuangkan juga adalah
kejujuran dan kejernihan pers.
Pers bebas belum tentu membawa kesejahteraan dan keadilan. Tapi tanpa
kebebasan pers keduanya tidak mungkin tercapai. Pers yang jujur dan jernih
juga tidak menjamin tercapainya kesejahteraan dan keadilan. Tapi paling
tidak kita tidak akan terjebak menuju sebuah masyarakat yang dibangun dengan
kebohongan. Atau paling tidak kita telah mencoba berdamai dengan hati nurani
kita sendiri.
Andre Donas
>>_______________________________________________
>>Make PC-to-Phone calls with Net2Phone.
>>Sign-up today at: http://www.net2phone.com/cgi-bin/link.cgi?121
>>
>>
>>---------------------------------------------------------------------
>>Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
>>Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
>>Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
>>
>
>_________________________________________________________________________
>Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com.
>
>
>---------------------------------------------------------------------
>Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
>Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
>Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
>
_________________________________________________________________________
Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com.
---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id