Daftar berita terlampir: * Tujuh Bangunan Milik TNKS Dibakar Massa * Penegakan Hukum Lingkungan Tidak Bisa Habis-habisan * Indonesia Akan Kehilangan Hutan Kliping tematik lainnya dapat diperoleh di http://www.terranet.or.id/terramilis.php http://www.terranet.or.id/berita.php TerraNet: Portal Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan http://www.terranet.or.id ================================================================ Tujuh Bangunan Milik TNKS Dibakar Massa http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=985 Tujuh bangunan milik Balai Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS)-termasuk tiga yang dibangun Dinas Pariwisata Provinsi Jambi dan Kantor (Pos Jaga) Polhut-di kaki bukit Danau Gunung Tujuh di Desa Pelompek, Kabupaten Kerinci (sekitar 475 km sebelah barat Kota Jambi) musnah dibakar penduduk sekitar, yang marah dan mengamuk. Selain tujuh bangunan hangus, akibat peristiwa amuk massa yang terjadi pukul 16.00 hari Sabtu (23/6) lalu itu, sembilan petugas Polisi Kehutanan (Polhut) cedera, tiga diantaranya cedera berat. Satu dari bangunan yang hangus terbakar itu adalah home stay yang pernah ditempati Gubernur Jambi Drs Zulkifli Nurdin untuk menginap dan Menteri Kehutanan Marzuki Usman serta pejabat lainnya. Para pengunjung atau turis yang mendaki dan mengunjungi Danau Gunung Tujuh biasanya istirahat di salah satu bangunan ini, bahkan ada pula yang menginap. Bangunan yang musnah itu merupakan bangunan permanen yang biasa digunakan untuk istirahat, menginap, dan pertemuan bagi para pengunjung. Kerugian akibat amuk massa itu belum bisa diperkirakan. (Kompas, 2001-06-27) Penegakan Hukum Lingkungan Tidak Bisa Habis-habisan http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=986 Menteri Negara Lingkungan Hidup Sonny Keraf berpendapat, penegakan hukum terhadap perusahaan-perusahaan yang mencemari lingkungan tidak bisa habis-habisan. "Pabrik-pabrik bermasalah tersebut adalah warisan zaman dulu, yang investasinya sudah sangat besar, karyawannya juga sangat banyak. Kalau kita sikat habis semua yang melanggar sesuai undang-undang, akan terjadi dampak yang kompleks," jelasnya, dalam dialog interaktif tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Otonomi Daerah dengan Pemerintah Daerah Sumatera Utara, di Medan, Selasa (26/6). Oleh karena itulah, lanjut Keraf, Kementerian Lingkungan Hidup lebih mengedepankan langkah persuasif kepada perusahaan-perusahaan yang tidak memenuhi syarat analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) tersebut. Caranya, perusahaan-perusahaan bermasalah terkait diminta untuk memperbaiki pengolahan limbahnya. (Kompas, 2001-06-27) Indonesia Akan Kehilangan Hutan http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=990 Presiden Abdurrahman Wahid mengatakan, Indonesia banyak kehilangan hutan akibat perambahan yang tidak bertanggung jawab. Perambahan hutan itu dikarenakan proses modernisasi maupun perkembangan ekonomi yang salah arah. "Kita wajib mengembalikan hutan Indonesia yang telah hilang itu dengan bekerja keras dan sekaligus melestarikan hutan untuk paru-paru dunia," kata Presiden Wahid pada acara pertemuan dengan panitia dan calon peserta Jambore nasional (Jamnas) 2001 di Semarang, Sabtu (9/6). Menurut Wahid, sudah waktunya pemerintah memberikan perhatian khusus pada masalah ini, mengingat tingkat kerusakan hutan sudah meninggi. Ancaman kerusakan ini jelas akan merugikan ekonomi dan kesehatan alam Indonesia masa depan. (Koran Tempo, 2001-06-11) --------------------------------------------------------------------- Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id