Daftar berita terlampir: * Indonesia Negara Terparah Keenam soal Pelestarian Hutan * Kabupaten Kerinci Terancam Kekurangan Beras * Pembajakan Hayati Saat ini Terjadi di Indonesia * Gen-gen yang Telah Dipatenkan di Dunia * Sebanyak 2,7 Juta Jiwa Meninggal akibat Polusi Udara * Kebakaran Hutan dan Bisnis Akrab Lingkungan * Singapura Keluhkan Ekspor Asap Indonesia Kliping tematik lainnya dapat diperoleh di http://www.terranet.or.id/terramilis.php http://www.terranet.or.id/berita.php TerraNet: Portal Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan http://www.terranet.or.id ================================================================ Indonesia Negara Terparah Keenam soal Pelestarian Hutan http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1282 Indonesia termasuk negara terparah keenam di dunia soal pengelolaan pelestarian hutan, akibat banyaknya eksploitasi hutan yang semena-mena. Menteri Kehutanan (Menhut) Marzuki Usman menegaskan hal itu ketika meresmikan tugu `Meranti Merah` PT PP London Sumatera Indonesia Tbk Kebun Turangge Estate di Desa Turangge, Langkat, Sabtu (14/7). Hadir dalam acara itu Wakil Gubernur Sumut H Abdul Wahab Dalimunthe, Kadis Kehutanan Medan Prie Supriadi, Eks Kakanwil Kehutanan Sumut Darori, dan Bupati Langkat Syamsul Arifin. (Media Indonesia, 2001-07-16) Kabupaten Kerinci Terancam Kekurangan Beras http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1283 Derasnya arus alih fungsi sawah potensil (irigasi teknis, semi teknis, sederhana dan irigasi desa) menjadi lahan pemukiman atau perumahan, pasar, kantor dan sebagainya di Kabupaten Kerinci semakin mencemaskan. Luas sawah yang terus berkurang mengakibatkan kabupaten yang merupakan lumbung beras nomor dua di Provinsi Jambi setelah Tanjungjabung, dan terkenal dengan beras payo yang kualitasnya baik, terancam kekurangan beras. Demikian Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kerinci, Zubir Muchtar didampingi stafnya Syamsuddin dan Lenida menjawab pertanyaan Kompas hari Jumat (13/7). Mereka mengatakan, setiap tahun diperkirakan 2,0 - 2,5 persen (343 - 428 hektar) dari sekitar 17.150 hektar sawah di kabupaten paling barat Provinsi Jambi itu beralih fungsi. "Alih fungsi itu berlangsung sejak sekitar 25 tahun lalu dan terjadi di hampir semua kecamatan, terutama Kecamatan Air Hangat, Gunung Kerinci, Hamparan Rawang, Sitinjaulaut dan Danau Kerinci," katanya. (Kompas, 2001-07-16) Pembajakan Hayati Saat ini Terjadi di Indonesia http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1274 INDONESIA hingga kini tetap dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman hayati paling tinggi di dunia. Sayangnya perlindungan pada sumber daya yang tidak ternilai itu demikian lemah. Belakangan ini, bahkan diduga kuat telah terjadi praktik-praktik pembajakan hayati tersebut oleh pihak asing. Apa pun latar belakangnya, yang jelas sepatutnya kita semua sadar bahwa masalah ini tidak boleh dibiarkan berlanjut. Pemerintah maupun masyarakat lainnya, termasuk masyarakat tradisional dan adat, sudah saatnya membuat mekanisme pengawasan dan perangkat hukumnya. Berkaitan dengan itu, dalam diskusi pada Forum Keanekara-gaman Hayati Indonesia yang berakhir hari Kamis (12/7) di Jakarta, antara lain mengemuka bahwa ada empat hal utama yang perlu mendapat perhatian. Pertama, mencari keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian sumber daya hayati Indonesia. Kedua, revitalisasi nilai budaya lokal bagi penguatan kelembagaan dalam pengelolaan sumber daya hayati. Ketiga, pengembangan mekanisme kerja sama dalam pengelolaan sumber daya hayati lintas wilayah. Keempat, pembentukan balai kliring keanekaragaman hayati Indonesia. (Kompas, 2001-07-14) Gen-gen yang Telah Dipatenkan di Dunia http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1276 Sel darah suku Indian Amazon digunakan dalam perangkat tes DNA (deoxyribosenucleic acid) yang harganya 500 dollar AS, dengan paten dipegang oleh Corell Cell Repositories. Paten genom masyarakat Islandia dipegang oleh DeCode Genetics; Database DNA seluruh populasi orang Tonga telah dijual ke perusahaan swasta. 150 paten telah diberikan atas gen manusia di Amerika Serikat; 2.500 aplikasi masih menunggu. (kOMPAS, 2001-07-14) Sebanyak 2,7 Juta Jiwa Meninggal akibat Polusi Udara http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1277 Kepala Badan Kependudukan Nasional (Baknas) Rozy Munir mengatakan, di seluruh dunia diperkirakan 2,7 juta jiwa meninggal akibat polusi udara. Dari jumlah itu, 2,2 juta di antaranya akibat indoor pollution, di mana 80 persennya adalah mereka yang tinggal di daerah pedesaan. Saat ini, lanjut Rozy, terdapat 1,3 milyar penduduk dunia tinggal di daerah sangat miskin, sehingga tanpa perbaikan standar hidup, seperlima dari mereka termasuk anak-anak akan menderita kekurangan gizi (malnutrisi), penyakitan, dan buta huruf. (Kompas, 2001-07-14) Kebakaran Hutan dan Bisnis Akrab Lingkungan http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1294 Kebakaran hutan kembali terjadi. Asap tebal menyelimuti kota Pontianak dan Pekanbaru pekan ini. Tapi kalau ditengok lebih jauh, tragedi asap di Kalimantan dan Sumatera itu hanya salah satu contoh cara alam menghukum manusia yang serakah dan merusak hutan. Contoh lainnya masih banyak: longsor, banjir, kekeringan, dan lain-lain. Bangsa Indonesia tampaknya tengah diberi tahu Tuhan, betapa bisnis -dalam hal ini pemegang HPH- yang tidak menghiraukan etika dan daya dukung alam serta lingkungan hidup, sebetulnya sedang melakukan tindakan bunuh diri. Kerusakan dan bencana alam yang terjadi dalam dasa wasa terakhir yang telah meminta korban manusia dan harta demikian banyak adalah bukti bagaimana alam merespons sikap eksploitatif dan keserakahan manusia terhadap dirinya. Jangan dikira alam itu statis dan mau saja dieksploitasi manusia. Alam -seperti dinyatakan legenda Yunani- merupakan sebuah entitas yang hidup. Sebuah "dewa" kehidupan yang disebut Gaia. Gaia yang hidup ini, tak bersikap pasif, tapi aktif dan dinamis. Jika Gaia diperlakukan semena-mena, dia akan melawan. Bentuk perlawanannya: banjir, longsor, dan bencana alam lainnya. (Sinar Harapan, 2001-07-14) Singapura Keluhkan Ekspor Asap Indonesia http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1295 Singapura hari Jumat (13/7) secara resmi menyampaikan keluhan kepada Jakarta karena gangguan asap, sementara para pejabat di kawasan ASEAN bersiap berkumpul membahas masalah gangguan asap akibat kebakaran hutan dan ladang di Indonesia. Menteri Lingkungan Lee Yock Suan menulis surat kepada mitranya di Indonesia untuk menyampaikan keprihatinan mereka atas gangguan asap demikian pernyataan pemerintah Singapura. Saat ini indeks polusi di negara kota itu telah mencapai tingkat tertinggi untuk tahun ini. (Sinar Harapan, 2001-07-14) --------------------------------------------------------------------- Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id