Daftar berita terlampir: * Longsor akibat Rusaknya Ekosistem * Bupati Kutai Timur Berencana Pagari TN Kutai * Rapat Kerja Prokasih Visi 2005 Se-Jawa dan Kalimantan * Produk Hasil Rekayasa Genetik Masih Kontroversial * Menhut Stop Pemberian Izin HPH * Pemkot Jajaki Pembuatan Biogas Sampah
Kliping tematik lainnya dapat diperoleh di http://www.terranet.or.id/terramilis.php http://www.terranet.or.id/berita.php TerraNet: Portal Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan http://www.terranet.or.id ================================================================ Longsor akibat Rusaknya Ekosistem http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=2263 Bencana tanah longsor di Kebumen yang menewaskan sembilan orang, Kamis (4/10), akibat rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola ekosistem. Kepala Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM Totok Sudibyakto MS mengemukakan, dalam bencana alam seperti tanah longsor, biasanya yang dipertanyakan pertama kali, apakah hanya karena adanya curah hujan yang tinggi, atau justru karena adanya kesalahan pada faktor biogeofisik, sosial, ekonomi, budaya, dan kelembagaan. (Media Indonesia, 2001-10-08) Bupati Kutai Timur Berencana Pagari TN Kutai http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=2269 Bupati Kutai Timur Awang Faroek Ishak berencana memagari kawasan Taman Nasional (TN) Kutai di Kecamatan Sangatta Selatan. Pagar sepanjang 45 kilometer yang akan dibangun dengan mengikutsertakan 11 perusahaan yang berlokasi di sekitar TN Kutai itu dimaksudkan sebagai batas enklave di empat desa yang sudah disepakati. Selain itu, juga dimaksudkan untuk menghentikan perluasan perambahan dan pembabatan hutan di taman nasional tersebut. Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Syafruddin Pernyata yang dihubungi di Samarinda, Minggu (7/10), menyatakan, rencana itu dikemukakan Bupati Awang Faroek dalam pertemuan para pejabat Kaltim yang dipimpin Sekretaris Pemerintah Provinsi Kaltim HS Sjafran dengan Menteri Kehutanan M Prakosa, di Jakarta, Rabu lalu. Namun, tambahnya, Awang Faroek sendiri mengakui bahwa pemagaran yang direncanakannya itu belum menyelesaikan persoalan kerusakan TN Kutai. Pemerintah Kabupaten Kutai Timur memerlukan dana yang sangat besar untuk merehabilitasi kawasan hutan tersebut. (Kompas, 2001-10-08) Rapat Kerja Prokasih Visi 2005 Se-Jawa dan Kalimantan http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=2277 Rapat Kerja Prokasih Visi 2005 Se-Jawa dan Kalimantan yang diselenggarakan Bapdel berlangsung di Hotel Wisata Internasional, Jakarta tanggal 24 dan 25 September, dihadiri langsung Menteri Negara Lingkungan Hidup Nabiel Makarim. (Suara Pembaruan, 2001-10-07) Produk Hasil Rekayasa Genetik Masih Kontroversial http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=2280 Perkembangan produk hasil rekayasa genetik (genetically modified organism atau GMO) masih terus kontroversial dalam pemanfaatannya. Tetapi, tampaknya produksi hasil rekayasa genetik (transgenik) terus berlangsung serta mengalir ke pasaran. Di pihak lain, sistem pengawasan dan pelabelan yang sedang disiapkan oleh Codex Alimentarius Commission masih belum rampung. Keadaan ini telah membawa dampak yang membingungkan masyarakat di seluruh dunia. (Suara Pembaruan, 2001-10-07) Menhut Stop Pemberian Izin HPH http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=2265 Menteri Kehutanan M Prakosa menyatakan tak akan memproses izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) maupun Izin Penebangan Kayu (IPK). Prakosa mengaku tak ingin gegabah dalam memberikan perpanjangan HPH maupun izin baru HPH. Ia tak ingin membuat kesalahan yang bisa mengancam kelestarian hutan. Menurut Prakosa, pemberian IPK juga ternyata tak mampu meningkatkan kinerja industri hutan. Banyak pemegang IPK justru meningkatkan degradasi hutan. Pemegang IPK hanya memanfaatkan kayunya padahal dalam izin tertulis hendak membuka lahan untuk perkebunan maupun usaha Hutan Tanaman Industri. (Republika, 2001-10-06) Pemkot Jajaki Pembuatan Biogas Sampah http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=2253 Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah menjajagi kemungkinan memanfaatkan sampah organik di wilayahnya menjadi biogas. Selama ini produksi sampah di kota Bandung volumenya mencapai 7.800 meter kubik per hari. Tapi, sampah yang sudah dimanfaatkan masih sangat kecil persentasenya. Rencana tersebut terungkap dalam rapat kerja antara Komisi D DPRD dengan Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan, Badang Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) dan LSM Rabu (3/10) di Bandung. Menurut Ketua Komisi D DPRD Kota, Idris Yusuf Lubis, produksi sampah di kota Bandung tergolong sangat tinggi. Tingginya produk sampah baik organik maupun anorganik, belum ditangani secara maksimal. Karenanya keberadaan sampah di Bandung masih menjadi persoalan yang sulit dipecahkan. Sebab itu, pihaknya sangat mendukung upaya menjadikan sampah sebagai sumber biogas. (Republika, 2001-10-04) --------------------------------------------------------------------- Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id