Merindukan Ayah Dan Ibu

By: Muhamad Agus Syafii

"Saya merindukan ayah dan ibu..Mas," tutur seorang gadis di Rumah Amalia. Ia 
bercerita kebahagiaan di dalam hidupnya memiliki orang tua yang sangat 
perhatian adalah dambaan setiap orang di masa kanak-kanak. Ia merasa beruntung 
karena memiliki ayah dan ibu yang sangat mencintai dirinya. Bahkan ayah dan ibu 
sangat memanjakannya, barang yang diinginkannya sebisa mungkin ayah dan ibu 
mengabulkan. Begitu besar cinta dan perhatian mereka sehingga tidak pernah 
menyangka ternata ia hanyalah anak adopsi. Kenyataan itu membuat hatinya 
terluka perih, menyayat hatinya yang paling dalam. Ia menjadi minder dan 
menarik diri dari pergaulan. Ayah dan Ibunya selalu menghibur dan 
menyakinkannya, kalau setatus itu tidak akan mengubah kasih sayang mereka. 
Meski sulit namun akhirnya ia berusaha untuk menerima kenyataan hidup ini. 
Badai kehidupan itu datang menghempas, sebulan kemudian ayahnya meninggal 
karena sakit ginjal dan tidak lama kemudian ibunya yang sangat dicintainya
 menyusul meninggalkan dirinya untuk selamanya.

Kepergian ayah dan ibunya tidak membuat penderitaannya berakhir, seminggu ibu 
meninggal, paman dan tante dari ayah mendatangi rumahnya. Mereka membicarakan 
harta peninggalan ayah dan ibu, "Rumah peninggalan ayah dan ibumu adalah hak 
kami, kamu tidak memiliki hak sama sekali atas rumah ini. Jadi, kami minta 
dalam seminggu ini tinggalkan rumah ini karena akan langsung dijual." ujar 
tante. Ucapan itu membuat ia terhenyak, tak terasa ia menjerit, air matanya 
meleleh. "Kalau rumah ini dijual, aku harus tinggal dimana?" Paman menjawab 
tanpa perasaan bersalah sedikitpun. "Ya, terserah kamu, mau tinggal dimana. itu 
bukan urusan kami." Ia tidak bisa mengatakan apapun. Hatinya terasa pedih, 
tubuhnya lemah tak berdaya. Menangis tersedu-sedu. Paman dan tantenya pergi 
meninggal dirinya begitu saja. Keesokan harinya tanpa harus menunggu seminggu, 
ia sudah meninggalkan rumah. Kesedihan terasa begitu menyakitkan karena begitu 
banyak kenangan manis di rumah itu. Ia hanya
 membawa album berisi poto-poto dengan ayah dan ibunya serta baju secukupnya. 
Pergi ke rumah teman karibnya. Untunglah semua cobaan itu bisa dilaluinya. 
Keyakinan bahwa semua itu adalah kehendak Allah yang harus dilaluinya membuat 
dirinya menjadi kuat dan sabar. Ibadah sholat fardhu tidak pernah ditinggalkan, 
memanjatkan doa kepada Allah untuk ayah dan ibu. Sampai kemudian mendapatkan 
pekerjaan dan sekarang sudah bisa mengontrak rumah sendiri. Subhanallah.
 
Wassalam,
Muhamad Agus Syafii
---
Sahabatku yang "single" ingin segera menikah. Jangan berputus asa, memohonlah 
pd Allah maka Allah akan kirimkan jodoh yg terbaik dari sisiNya untuk anda. 
yuk..hadir di kegiatan "Secercah Harapan Untuk Amalia (CERIA)", Ahad, 15 April 
2012. Jam 8 s.d 12 pagi di Rumah Amalia. Bila berkenan berpartisipasi dlm 
bentuk buku bacaan, DVD IPTEK, baju baru, peralatan sekolah, paket sembako, 
konsumsi silahkan kirimkan ke Rumah Amalia, Jl. Subagyo IV blok ii, No. 24 
Komplek Peruri, Ciledug, Tangerang 15151. Dukungan & partisipasi anda sangat 
berarti bagi kami. Info: agussya...@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431, 
http://agussyafii.blogspot.com/-

Kirim email ke