Ada beberapa kemungkinan
 
1. Sudut untuk xplot referensi dari well dapat ditentukan pasti tapi sudut dari data seismik tidak akurat.
2. Inversi-nya nggak bagus (bisa dari wavelet, dari well seismic tie, dst).
2. Dibuangnya data mid mungkin memberikan bias pada A dan B
 
LL


From: feafa fdsafa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, July 30, 2004 8:46 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [fogri] crossplot intercept vs gradient

Oh iya Pak, yang saya lakukan AVO, data realnya near, mid,n far.
dari
                  R(G)=A+Bsin(G)    ,     note : G=teta
saya pakai matriks :   
                      |A|    =   inversi dari |1      (sin G)^2| dikali  |R(G)|
                      |B|                         |1      (sin O)^2|           |R(O)|
                                                                                         R(G)= data 1 (near)
                                                                                         R(O)= data 2 (far atw mid)
                                                                                           A=intercept
                                                                                           B=Gradient
seandainya saya dapatkan
                     inversi dari |1      (sin G)^2|   =    |a     b|
                                     |1      (sin O)^2|         |c     d|
maka saya bisa tuliskan
                     A = a*R(G)+b*R(O)      dan     B=c*R(G)+d*R(O)
 
hasilnya berupa cube data seismik A dan B. Lalu saya slice keduanya dan diambil zona interestnya di sekitar horizon, untuk selanjutnya ini digunakan sebagai input data real lalu dicrossplot membentuk cluster sperti yang Bapak bilang, di mana hasil crossplot P&G dari simulasi sumur sebagai model yang akan diaplikasikan pada crossplot data real ini. Mungkin singkatnya saya akan melakukan overlay antara "crossplot P&G data real VS crossplot P&G data model" dengan cara mengalikannya dengan suatu skalar.
 
Nah, permasalahannya sussahh banget overlaynya Pak, Bu... ada ide saya harus mengutak-utik apa?:) sekarang ini saya sedang mencoba merubah2 metoda slicingnya, sudutnya dan memberi gain pada amplitude data realnya. Mohon informasinya, terima kasih. Saya senang membaca diskusi di forum ini.
 
 
cheers,
joko waneng

Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Wah aku kurang jelas dengan pertanyaannya. Mungkin sebutkan dulu apa yg
dikerjakan. mUlai dari apa saja data yg dipakai, pendekatan siapa (kalau ada
refrensi). Apakah soal ini AVO, soal simulasi produksi, modeling reservoir
?.

Soal crosplot ini saja mungkin yang aku bisa kasih saran general masalah
cros plot.

Cross plot tidak harus menghasil satu hubungan korelasional. Cros plot
sering muncul atau menghasilkan "cluster", atau kelompok-kelompok data. Jadi
tidak menghasilkan hubungan linier (ataupun hiperbolik dsb) utk keseluruhan
sebaran data, sehingga tidak memunculkan satu hubungan matematis (non single
relation).
Seringkali pula crossplot menhasilkan "envelope", sebuah kelompok data yg
memunculkan modus tertentu pada klas tertentu. Misalnya crosplot antara
kedalaman dan jumlah (reserves) minyak thd kedalaman. Karena mi nyak itu
biasanya terkumpul pada kedalaman (katakanlah) antara 1000-2000 meter, maka
reserves minyak akan dominan pada kedalaman ini. Karena kalau terlalu dalam
akan berubah (transpose) menjadi gas, kalau terlalu dangkal malah recovery
factornya rendah.

Jadi kalau membuat cross plot, coba pilah-pilahkan masing-masing data
point-nya. Atau berilah attribut lain dalam tiap-tiap data point. Misalnya
kelompokkan berdasarkan jenis batuan, atau kelompokkan berdasarkan
faciesnya. Atau kelompokkan berdasarkan saturasi dari data sumurnya dsb.

Have a nice crossplotting ... :)

RDP


Do you Yahoo!?
New and Improved Yahoo! Mail - Send 10MB messages!

Reply via email to