Kalau bapak, merasa ditolak karena bukan ICMI. Kalau saya, ditolak
karena nama.

Kalau kita sebal pada orang-orang yang menjadikan agama sebagai sesuatu
pembeda, janganlah kita justru bersikap seperti yang mereka lakukan.
Mari kita buat mereka-mereka sebagai orang yang beda, jangan justru kita
yang ribut, "Ah, saya ditolak karena beda, makanya saya benci sama agama
itu. Ah, saya sebal..."

Sayang sekali jika kita justru terbawa apa yang menjadi stereotip yang
diinginkan oleh orang-orang yang mengatasnamakan agama.

BTW, buat saya, KTP diisi agama nggak masalah. Mau diisi mau tidak juga
tidak masalah. Ada banyak hal yang lebih urgent daripada masalah ini.
Kalau agama ditulis dianggap bermasalah, memangnya kalau tidak ditulis
akan langsung selesai masalahnya ? Kalau di Benua lain tidak ditulis,
silakan. Kalau Indonesia mau ikut-ikutan, silakan. Asal jangan sebel
kalau ternyata pendapat kita kalah suara.

Vavai

walsuparmo wrote:
>
> Salam,
>
> SETUJU.
> Yang pernah saya alami sendiri sewaktu melamar pekerjaan karena apa
> yang tertera di kolom AGAMA dalam KTP saya tidak cocok dengan yang
> mereka kehendaki meskipun tidak mencantumkan agama tertentu.Bahkan
> karena saya bukan anggota ICMI , treatmentnya saja sudah lain.
>
> Karena provokasi agama, orang yang beragama sesuai KTP adalah orang
> baik dan dapat dipercaya sedangkan yang tidak adalah orang jahat dan
> kriminal.BTW bahkan jika orang hendak masuk melihat objek
> pariwisata tertentu di Bali dan jika harus mengisi formulir, juga
> ditanya agamanya.
>
> Menyimpang sedikit:Dalam acara KERAJAAN MIMPI(Metro
> TV) malam ini tgl 11 Maret 2007, Ibu SYAFRIL (pendiri suatu
> koperasi) mengatakan orang PKI(komunis) adalah pembunuh dan
> penipu.Pada hal perbuatan yang sama juga telah dilakukan oleh yang
> menentang mereka.
>
> Wasalam
> Wal Suparmo
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke