Utk menilai perilaku Ruhut Sitompul, kita hrs melihatnya dlm tataran tataran 
politik nasional (DPR), bukan secara sempit. Kontribusi apa yg dia berikan bagi 
kehidupan politik di parlemen kita dgna perilaku dan kualitas bahasa yg 
dipergunakannya selama ini?

Saya percaya dia dpt berfungsi secara baik di Partai Demokrat, tapi agaknya dia 
dipilih, barangkali karena sesuai dengan "talentanya", sebagai tukang kepruk. 
Itulah fungsinya, funsgi paling bawah.

Di sebuah radio tadi pagi, ada seorang komentator yg menganalogikan Ruhut 
dengan Gattuso, untuk mengacaukan konsentrasi pihak lawan.

Ya, fungsinya tukang ngaco memang. Celakanya, tanpa disuruh pun barangkali dia 
akan berbuat begitu, karena memang begitulah dia adanya.

Mudah-mudahan tidak demikian. Tapi kita lihat saja nanti. Berbeda dengan Maruar 
Sirait, mereka sama-sama "tkt pemula" di DPR, tapi Maruar yg belia itu nampak 
mau belajar dgn sungguh-sungguh, dia mendalami substansi, bukan seruduk kesana 
kemari spt jurus Ruhut.

Kita menghormati politisi yg bisa memperkaya kehidupan politik kita, bukan 
menyebarkan bau yg tidak sedap dan membuat orang lain tersinggung.


-norman gt-






--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, "Godlip Pasaribu" 
<marnagan2...@...> wrote:
>
> Saya sudah lihat Bu, itu sebabnya saya berani berkomentar. Menurut saya 
> seorang pemimpin sidang tidak boleh terpancing emosi, harus tegas dan 
> berwibawa. Contoh kemarin waktu pemimpin sidang menyetop interupsi yang 
> dilakukan RS ketika dia ingin menjelaskan panggilan Daeng kepada JK.  
> Ternyata efektip kan.  Coba perhatikan apa yang dilakukan GL, bukan saja ikut 
> emosi bahkan ikut mengatakan kata2 yang kurang pantas seperti; 'diam dan 
> jangan kurang ajar'.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®

Reply via email to