Mbak Yuliati Soebeno, Yang perlu mendapat perawatan psikiater adalah para Pimpinan Partai Demokrat yang mendukung penuh seluruh kelakuan RS ini. Ramadhan Pohan yang biasanya keras dan ngotot dalam membela SBY dan Partai Demokrat, saat diwawancara di Metro TV sampai bingung mengomentari pendapat Ruhut Sitompul bahwa seorang Presiden, apalagi seorang Wakil Presiden tidak berwenang memerintahkan Kepolisian untuk melakukan penindakan terhadap kejahatan yang dia ketahui. Jadi tindakan JK yang memerintahkan Kapolri untuk segera menangkap Robert Tantular, menurut Ruhut Sitompul merupakan tindakan yang salah karena melakukan intervensi terhadap kemandirian Aparat Hukum di Indonesia. Menurut Ramadhan Pohan, sesuai Hukum Tata Negara, Presiden dan Wakil Presiden bukan hanya berhak, tetapi wajib memerintahkan Kepolisian dan Aparat Hukum lainnya untuk bertindak bila melihat adanya indikasi tindak kejahatan. Pembiaran atas terjadinya Tindak Kejahatan justru melanggar Hkum Tata Negara. Makanya pernyataan Boediono di depan Pansus DPR bahwa dia sebetulnya mengetahui terjadinya Perampokan Bank Century oleh pemiliknya, tetapi tetap melakukan pembiaran dan bahkan melakukan bailout agar Bank tersebut tidak bangkrut, secara hukum bisa berimplikasi sangat serius. Jadi yang aneh menurut saya ya sikap SBY dan Partai Demokrat yang melakukan pembiaran atas tingkah laku Ruhut Sitompul yang tidak normal tersebut. Salam, Adyanto Aditomo
--- Pada Kam, 14/1/10, Yuliati Soebeno <yuliati_s...@yahoo.com> menulis: Dari: Yuliati Soebeno <yuliati_s...@yahoo.com> Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mulut Kotor Anggota Terhormat Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 14 Januari, 2010, 11:36 PM Bung Adyanto, Sudah menjadi sifat RS yang selalu merusak suasana yang baik dan kondusif, dia orangnya senang mengacau balaukan situasi, agar konsentrasi buyar dan akhirnya "eyel-eyel-an" pada hal-hal yang sangat bodoh dan rendah budi bahasanya. memang dia berusaha untuk mengacaukan konsentrasi seseorang agar sedikit keluar dari jalur utama yang sedang dibicarakan. Soalnya jika dia tidak diberi kesempatan dalam wawancara televisi saja (pernah terjadi di TV ONE), dia mengatakan bahwa tidak akan datang lagi jika diundang untuk wawancara, kok? Jadi dia memang orang yang senangnya hanya mengacaukan suasana tertib dan teratur. Jika kacau balau, dia akan senang dan berpura-pura tenang seperti sewaktu memberikan kritikan sama pak JK di Pansus kemarin. Dia bilang:'Daeng, daeng, tenanglah ..........." etc, sepertinya dia itu yang selalu tenang dan tertib. Menyedihkan. ..... barangkali dia perlu psychiater, ya? Salam, Yuli