Untuk melihat apakah hipotesis 1, 2, 3 dan 4 Anda valid atau tidak, lihat opini mayoritas bangsa jerman terhadap Hitler. Lihat mereka sepakat atau enggak dengan pandangan Anda yang bukan orang Jerman. Hehehe. manneke
--- On Mon, 2/8/10, Nugrasius - W73 <nugras...@ptadaro.com> wrote: From: Nugrasius - W73 <nugras...@ptadaro.com> Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Hitler Kambing Hitam Sejarah ? To: "Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com" <Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com> Received: Monday, February 8, 2010, 12:45 AM Terima kash Pak Rizalgu, Kayaknya saya dikeroyok neh he2, Btw usulan nickname nya bisa ta pake buat nama fb neh Btw, kasihan ya Hitler menjadi simbol yg menakutkan, Kampanye Napoleon menyebabkan lebih 3 juta orang mati, Bom Atom Rosevelt (pres AS setelahnya saya lagi lupa namanya) mematikan >1 juta orang Jepang dalam hitungan detik, Ratusan ribu warga vietnam mati dan sengsara karena Ronald, dan sekarang puluhan ribu warga Afghan-Irak mati dan meregang nyawa by Bush-Obama, Apa ada perbedaan antara mereka dgn Hitler dalam hal kekejaman?? Tidak ada, hanya opini dan digdaya mereka lah yg membuat mereka selamat dari tuntutan penjahat perang. Kasihan Hitler, setelah kalah negaranya pun dicaplok dan ditanamkan pada warga Jerman keburukan warganya, Hitler, Tidak ada ruang pembelaan seperti Napoleon sampai Obama yg tetap sedikit lebih harum namanya dibalik darah yg menempel di sekujur badannya. Maaf saya tidak ingin ikut terpenjara opini barat seperti Anda, Dibalik keburukan Hitler saya masih bisa mengambil nilai2 positif yg bisa saya atau bangsa ini ambil untuk kemajuan bangsa. 1. Kebangsaan, Hitler sukses membangun rasa kebangsaan warganya yg begitu besar terhadap negaranya, seperti halnya Soekarno, dan ini modal awal bagi sebuah negara untuk menjadi negara besar. 2. Agresif, negara2 maju saat ini memiliki satu kesamaan ciri, memiliki karakter agresif, tidak defensif seperti Indonesia saat ini, dan ini perlu ditanamkan untuk pemimpin negara RI. Hitler mengajarkan itu bung. 3. Perlawanan, Hitler membangun perlawanan terhadap hegemoni, monopoli dan isolasi ekonomi yg dilakukan kompetitor Jerman saat itu, seharusnya bangsa ini pun harus melakukan perlawanan. 4. Jika tidak ada hentakan Hitler saat itu, mungkin negara Anda saat ini masih dijajah Belanda bung!!!!!! Salam, Posted by: "Rizal Gueci" rizal...@yahoo. com <mailto:rizal...@yahoo. com?Subject=%20Re% 3A%20Hitler% 20Kambing% 20Hitam%20Sejara h%20%3F> Sat Feb 6, 2010 9:59 pm (PST) Pak Nugrasius yth, Pendapat yang berani, saya bisa memahami bila Bapak adalah warga negara Jerman (ada Rasiusnya, maaf), tapi harus diingat hanya kurang dari 2 % warga negara Jerman yang menjadikan Hitler idola atau pahlawannya (kelompok Fundamentalis Kanan atau Hitler Junge). Tapi selaku warga negara Indonesia, akan lebih afdol kita menjadikan warga negara Indonesia tertentu yang menjadi pahlawan, atau nabi tertentu. Memang terdapat perbedaan persepsi orang yang mengalami langsung dan orang yang berjarak atau tidak mengalami langsung peristiwa peristiwa sejarah yang sudah lama. Dulu saya juga merasa aneh, kenapa pendiri negara kita pro Jepang, dan karenanya juga pro Jerman, karena Jepang dan Jerman bersatu dalam PD II. Padahal mereka mengalami sendiri (jarak waktunya begitu dekat dengan mereka). Bagi saya dari dulu hingga sekarang perang adalah musuh bagi kemanusiaan. Dimana mana perang selalu brutal, siap membunuh dan dibunuh. Waktu saya di Jerman saya pernah tanya pendapat orang tua tua tentang Hitler, ia bilang dari 33 - 39 baik baik saja, sesudah itu ia jahat, karena buat perang, yang banyak menelan korban orang Jerman sendiri dan machluk manusia lainnya. Artinya (walaupun tidak representatif) , orang Jerman bisa menerima kekerasan psychologis terhadap orang Jahudi pada masa Hitler, dimana ada semboyan, Jangan beli di Warung Jahudi (Kaufe nicht in judische Laden). Ini pemikiran rasis (beda beda tipis dengan rasius, maaf), apakah ini bisa ditolerir? Mungkin orang Jerman mentolerir, karena untuk memecahkan monopoli yang berkepanjangan, dimana segala kegiatan ekonomi waktu itu dikendalikan oleh orang Jahudi, demikian juga profesi Professor, Dokter, Pengacara. Jadi banyaknya ketidak adilan membuat orang tidak peka lagi terhadap evil. Necessary atau tidak ahli sejarahlah yang bisa menafsirkannya. Pindah tempat di Indonesia, memang pendapat Pak Rasius tahun 33 - 39 telah membuat Belanda lunak terhadap para pejuang kemerdekaan kita, sulit dibantah. Karena negerinya terancam dijajah Jerman dan kaki tangan Jepang dan Jerman sudah masuk di Indonesia, dan di Belanda sudah ada pula partai yang Pro Nazi yaitu NSB yang telah berkiprah juga di Hindia Belanda. Kurun itu Belanda tidak mau lagi menangkapi pemimpin pergerakan. Jadi sebagian kecil ada benarnya pendapat Pak Rasius. Saya rasa putra Pak Iknas Kleden (namannya saya lupa), bisa lebih banyak menambahkan tentang bagian yang sangat kelam bagi kemanusiaan itu. Salam Rizal __________________________________________________________________ Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! http://www.flickr.com/gift/ [Non-text portions of this message have been removed]