Aneh & Lucu

Sekaligus memprihatinkan, krn menunjukkan watak premanisme & jiwa koruptor
Nanti
kalau sdh dipenuhi keinginannya, yakni dapat uang, paling2 gugatan
dicabut dan akan berakrab2 lagi dg yg digugat, sambil liat kesempatan,
kapan & bagaimana ya orang2 ini bisa diperas lagi..
Tapi biarlah... namanya saja... Buaya makan Buaya

_____________________
From: Indra Priangkasa <indrap...@yahoo.com>

Subject: heheee.. Lapangan Kerja Model Baru?: Alim Tualeka Ancam Gugat Demokrat

Date: Thursday, March 18, 2010, 1:33 PM




wah ini aneh... orang mendaftarkan diri untuk jadi kepala daerah,
begitu tidak mendapat rekomendasi dari partai dimana dia mendaftar,
maka dia minta ganti rugi uang atau kompensasi lain.
kalau tidak
akan mengancam lewat media massa atau menggugat ke pengadilan dengan
harapan mendapat uang atau kompensasi dalam bentuk lain, karena partai
yang bersangkutan takut tercemar atau tidak mau direpotkan 
Ini namanya lapangan pekerjaan baru
patut ditiru ya heheheheeeeeeeeeeeeeeeeeeee

***************
Dari: Kompak Group <kompakgr...@yahoo.co.id>

Judul: Demokrat Jatim, Bukalah Dialog!!! : Basa Alim Tualeka Ancam Gugat 
Demokrat

Tanggal: Kamis, 25 Februari, 2010, 7:42 PM




Harusnya partai Demokrat Jatim, tidak menutup dialog dg pak Alim Tualeka
apalagi
pak Alim adalah ketua Pembina organisasi generasi muda partai Demokrat
Jawa Timur, yakni Angkatan Muda Demokrat Indonesia (AMDI)

Sebab
harus dipahami, bahwa biaya yang dikeluarkan oleh pak Alim untuk proses
penjaringan Calon Walikota Surabaya sudah cukup banyak. hal ini bisa
dilihat dari betapa sudah merakyat nama pak alim di surabaya, dengan
banyaknya baliho, poster, spanduk, brosur Obasa (Basa Alim Tualeka -
calon Wakil Walikota Surabaya)

Maka kami mendukung langkah pak
alim yang akan terus menggugat petinggi Partai Demokrat Jawa Timur,
yang telah salah langkah dalam proses penjaringan calon walikota
surabaya. Agar persoalan ini diketahui dengan benar oleh DPP partai
demokrat.

Sebenarnya persoalannya mudah saja, Partai Demokrat
Jatim harus mendengarkan pak alim yang juga tokoh baru yang langsung
terkenal di surabaya, karena kampanye beliau yang bagus. Sebagai sesama
kader partai demokrat tentunya pak alim tidak akan benar2 menyeret para
pengurus partai demokrat di pengadilan, hanya karena Partai Demokrat
jatim berkoalisi dengan Golkar Jatim yang personelnya ditetapkan
sebagai wakil walikota mendampingi Arif Afandi yang merupakan calon
walikota dari partai Demokrat. 

Kuncinya
adalah dialog. dengan dialog tentu ditemukan solusi. Karena sebagaimana
dalam pemberitaan koran yang sama pada hari sebelumnya pernah
disampaikan oleh pak Alim, bahwa biaya yang dikeluarkannya sudah cukup
banyak. Sehingga menurut beliau biaya itu harus diganti dan ditambah
dengan biaya ganti rugi karena besarnya kemungkinan pak alim akan
terpilih jika rekomendasi itu diberikan kepada pak alim.
Jadi bukan karena apriori pada partai Golkar sebagaimana isu2 miring dari 
petinggi Partai
 demokrat jatim.

Sebab
pak Alim juga pernah mengajukan diri melalui Partai Golkar sebagai
Wakil Walikota Ambon, juga pernah mencalonkan sebagai Wakil Gubernur
maluku beberapa saat yg lalu dari Partai Golkar. dan tidak terjadi
masalah, meski rekomendasi dari Partai Golkar akhirnya diberikan kepada
orang lain. Tapi semua diselesaikan dengan bijak dimana akhirnya
diberikanlah kompensasi atas biaya dan kerugian kepada pak Alim, sebab
sudah banyak biaya yang dikeluarkan saat itu untuk membuat spanduk,
baliho, poster aupun pembuatan iklan disejumlah media massa. Dan
kompensasi waktu itu juga menghitung kemungkinan kerugian jika pak Alim
terpilih karena dengan langkah2nya yg jitu, namanya sudah sangat
populer di masyarakat Ambon waktu itu.

Untuk itu agar para
petinggi Demokrat Jatim, harus bijak, dan mau membuka pintu dialog
dengan pak alim, apalagi beliau adalah sesama kader partai demokrat.
jangan hanya terus berdiam diri dan membuat cemar nama partai dengan
keributan dan opini negatif yang tidak perlu. Kalau tidak ada
kompensasi kerugian materiil maupun immateriil, maka para pengacara pak
Alim akan siap menyeret para oknum petinggi partai demokrat  ke
pengadilan (ingat ini oknum, bukan partai). dan siap2 saja para oknum
itu berhadapan di pengadilan

Jika
tidak segera diselesaikan dengan cara kekeluargaan dengan memberikan
kompensasi yang memadai, sehingga membuat opini yang mencemarkan nama
partai, maka itu adalah kesalahan oknum2 petinggi Demokrat dijatim.
Dan tentunya harus ada tindakan tegas dari DPP Partai Demokrat Jatim
pada oknum2 petinggi Demokrat jatim

*******************
From: adinan...@ymail.com <adinan...@ymail.com>
Subject: Basa Alim Tualeka dan Abimanyu Ancam Gugat Demokrat

Harian Jawa Pos
http://www.jawapos. com/metropolis/ index.php? act=detail&nid=118338


    


 



  












 



  


    
      
      
      Basa Alim
Tualeka dan Abimanyu Ancam Gugat Demokrat        

Rekomendasi Arif Masih Picu Polemik 




SURABAYA - Rekomendasi DPP Partai Demokrat untuk Arif Afandi
sebagai calon Walikota Surabaya kembali memicu konflik. Dua pendaftar cawali 
Demokrat, yakni Basa Alim
Tualeka dan Abimanyu, merasa diperlakukan tidak adil. Sebab,
rekomendasi itu terbit ketika penjaringan masih berlangsung. 





Basa
Alim Tualeka Pria yang memperkenalkan namanya sebagai Obasa (pelesetan
dari Barrack Obama, Red) itu menyebut Partai Demokrat membohongi
publik. "Jujur, saya selaku peserta yang ikut mendaftar merasa
tertipu," urainya. Obasa kemudian mendasarkan pernyataannya pada
rekomendasi DPP pada 30 Januari lalu atau dua hari setelah pendaftaran
cawali Demokrat ditutup. "Ini berarti, sejak awal tidak ada niat untuk
melakukan pendaftaran, " urainya. Apalagi, kemudian muncul indikasi
sangat kuat adanya koalisi dengan Partai Golkar. Itu dibuktikan dengan
kedatangan Ketua DPD Partai Golkar Jatim Martono ke Ketua DPD Partai
Demokrat Jatim Ibnu Hajar. 





"Kami minta
rekomendasi dan rencana koalisi tersebut dibatalkan, dicabut, atau
ditarik kembali. Sebab, mekanisme penjaringan belum selesai," katanya.
Tak tanggung-tanggung, Obasa bahkan menyiapkan pengacara untuk
memproses hal itu. "Bila tidak dikabulkan, siap-siap saja berhadapan di
pengadilan," ancam pria yang juga menjabat sebagai ketua pembina DPD
AMDI  (Angkatan Muda Demokrat Indonesia) Jatim itu.





Ambimanyu, salah satu ketua tim
pemenangan SBY-JK dalam Pilpres 2004, sependapat dengan Obasa. Jika
rekomendasi untuk Arif sudah keluar, menurut Abimanyu, penjaringan
cawali adalah pembohongan publik. Abimanyu bahkan yakin jika
rekomendasi untuk Arif belum seratus persen turun. Untuk itu, Abimanyu
ngotot menjalin komunikasi intensif dengan Ketua Umum Partai Demokrat
Hadi Utomo. Abimanyu menegaskan, dirinya tetap akan mengikuti tahap
penjaringan dan berpasangan dengan penyanyi Maia Estianty. "Kami akan
terus perjuangkan, " tegasnya. (ano/nur/oni)




      Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke 
Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke