Itu karena Singaporean mengikuti paham: "When you are in Rome, do as the Romans 
do". Artinya berbuat sama dengan apa yang ada disekitar anda. Kan di Batam 
belum ada "punishment" untuk membayar S$500, setiap melanggar aturan 
pemerintah? Di Singapore meludah dijalanan dan membuang sampah sembarangan akan 
dikenakan sanksi hukum denda sebesar S$500. Jadi masyarakt sangat "ketakutan", 
karena di Singapore, hukum dijalankan dengan disiplin. Dan uang denda TIDAK 
MASUK KANTONG perorangan ataupun penegak hukum. Jelas bukan? Dinegara kita, 
uang dendanya "NYASAR" dan menghilang. Sluman slumun slamet.
Yuli
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "Fakih, Ridwan" <rfa...@kockw.com>
Sender: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Tue, 3 Aug 2010 08:41:15 
To: <Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com>
Reply-To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] RE: Ahli ITB: Pemerintah Lemas Atasi Kemacetan

Rekan FPK,

Seperti anda ketahui di Singapor kita (semua orang)  nggak boleh buang sampah 
sembarangan – Dan bisa berjalan dengan tertib, karena ‘System” sudah solid dan 
berjalan dengan baik.

Tetapi, saya lihat sendiri  ada Singaporean, berada di Batam seenaknya buang 
sampah sembarangan.– Dan di Batam (juga di tempat lain di Inonesia)  karena 
kelihatannya “ Maturaty System ” masih sangat rendah. Lihat kita membikin 
Aturan Dilarang Merokok, Harus pakai Safety Belt,….wah masyarakat kita masih 
harus sekolah lagi………Kelihatannya  system kita yang kurang konsisten….

Jadi  statement kalimat dibawah ini saya meragukan.

Kesimpulan “System” harus dibangun oleh para pengambil kebijakan. Manusia akan 
tunduk kalau “system”nya kuat.

Emangnya orang Indonesia nggak “civilized”.  Saya 20 hidup di di Komplex yang 
environmentnya mirip sama di USA saya lihat lebih dari 5000 orang Indonesia 
sangat tertib. So , kesimpulannya : System harus kuat ….dan manusia akan ikut.





Salam

Ridwan Fakih



From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com 
[mailto:forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com] On Behalf Of bodo_kerlchen
Sent: Saturday, July 31, 2010 7:40 AM
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: [Koran-Digital] Ahli ITB: Pemerintah Lemas 
Atasi Kemacetan





Rekan2 FPK,
andaikata kita diizinkan untuk merenungkan perumpamaan analogi berikut ini: 
Misalnya separuh dari penduduk Singapore diganti serentak dengan penduduk 
indonesia, apakah kondisi lalulintas nya akan berubah kearah kondisi seperti 
amburadul nya lalulintas kita? Saya kok yakin, jawabannya adalah tidak. Kalau 
tokh kondisinya terganggu, maka dalam hitungan bulan, keadaan nya akan pulih 
kembali, karena pendatang baru itu akan dipaksa serta terpaksa menertibkan 
dirinya. Tetapi, apabila berbarengan dengan itu, separuh dari pemegang wewenang 
di Singapore juga secara serentak diganti dengan pemegang wewenang kita (ie. 
polri, kumham, dishub ect.), maka saya tidak yakin lagi dengan jawaban saya 
yang pertama tadi. Jadi apabila pemegang wewenang negeri ini bisa dipaksa oleh 
rakyatnya untuk mulai melakukan sesuatu dalam mengatasi masalah yang jelas2 
telah menjadi super komplex ini, maka dengan analogie diatas, mudah2an penguasa 
kita dapat mulai meletakkan prioritas tindakannya secara lebih effective, 
misalnya tidak lagi bolak-balik omongin panjang jalan dibandingkan dengan 
jumlah kendaraan, atau mengejar quantitas tertinggi didunia untuk jalur bus 
wae, yang semua itu ujungnya, proyek sebagai sumber kebocoran. A long long way 
.. ?
Salam,
bodo



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke