Saya mengikuti temu pakar di PU yang membicarakan Tata Ruang nasional tapi banyak disinggung PLTN. Alasan Mantan Pegawai Batan Bapak Budi Sudarsono mengapa harus mengimpor PLTN, karena coal dan gas sudah dikontrak oleh asing, kesalahan pimpinan masa lalu. Jadi kesalahan pimpinan masa lalu dibiarkan saja, lebih baik kita impor PLTN karena kekurangan energi. Alasan sangat sederhana membiarkan pimpinan menjual aset energi negara dan mengimpor energi jenis lain. Apakah masyarakat membiarkan pola pikir seperti ini.
Salam, Iwan Kurniawan ----- Original Message ----- From: reni renata To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 17, 2007 8:51 AM Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Fakta soal Chernobyl yang perlu diketahui Memang masalah bahan baku Uranium ini masih tergantung dari luar karena walaupun punya tambang uranium tapi kalau tidak punya teknologi pengayaan uranium, tetap saja butuh negara lain yang sudah punya teknologi tersebut. Tentunya kita tidak mau mengikuti jejak Iran yang menentang resolusi PBB dengan terus melakukan pengayaan uranium. Mas Rudiyanto, kalau Rusia dan AS boleh menyediakan uranium ready to use kenapa Iran gak Boleh. tentunya Indonesia juga akan dihambat kalau nanti mengembangkan pengayaan Uranium. Padahan untuk mendirikan PLTN sudah jelas harus tersedia bahan uranium yang jumlahnya cukup dan sinambung, kalau kita tidak akan dikendalikan oleh Rusia dan AS. Masalah bahaya dan tidaknya radiasi itu tergantung pada pengamanan proses dan penyimpanan limbah. Kenapa kita tidak konsen ke pengayaan uranium dulu baru berani melangkah ke pendirian PLTN. Kirim beberapa orang dari BPPT yang punya latar belakang nuklir ke Rusia dan AS dan setelah pulang mereka sudah siap untuk menerapkan teknologinya. Jangan semua diserahkan keihak luar. Ini hanya strategi AS dan Rusia saja. Kita dibodohi kok yo manut saja. Salam Bu Reni