Media Tidak Independent Beberapa waktu lalu ketika ada permasalahan antara warga dan Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) terkait dengan pembangunan tower miliknya yang mengganggu warga. Sangat terlihat media di yang ada di Surabaya, baik perwakilan maupun kantor utama tidak, tidak independent.
Saya ingat persis waktu kejadian, siang itu, seorang rekan membawa lembar pengaduan warga RT 5 RW 10 Simpang Darmo Permai Selatan tentang pembangunan tower yang mengganggu masyarakat terdekat dengan tower. Kala itu yang menulis Memorandum, Surabaya Pagi dan detiksurabaya.com. Sisanya? nihil. Padahal saat itu terdapat banyak wartawan dari berbagai media tempat tersebut. Tidak ada satupun yang "berani" menulis. Ada kabar burung yang mengatakan bahwa wartawan media itu telah terbeli dengan amplop. Saya prihatin, benar-benar prihatin karena media yang berfungsi sebagai pengayom masyarakat ternyata mulai mrotol. Sehari sesudah tulisan pertama muncul, saya bertemu dengan rekan-rekan yang tidak menulis berita tersebut. Dan apa jawabannya? Tidak diperbolehkan sama redakturnya, takut karena yang di tulisnya merupakan raksasa media. Kemudian yang membuat saya lebih pedih adalah ketika malam hari seorang rekan dari radio satu grup dengan RCTI menyatakan "Aku dapat tugas mengamankan reporter radio, tapi gak ada duitnya". Gawat. Menurut keterangan kawan itu pula, saya mendapatkan informasi kalau wartawan televisi telah dibeli dengan diberikan amplop agar tidak meliput kejadian tower tersebut. Media kita terpuruk, media sudah tidak memihak pada kepentingan masyarakat. Saya sedih. Mungkinkan pers ini dapat kembali ke tempatnya sebagai pilar keempat demokrasi? saya dampakan. tabik steven ____________________________________________________________________________________ Building a website is a piece of cake. Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online. http://smallbusiness.yahoo.com/webhosting