Perlu Ada Tindakan Keras terhadap Televisi
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0708/30/humaniora/3798723.htm
=======================

Jakarta, Kompas - Stasiun televisi diminta agar menayangkan
acara-acara yang bermutu, terutama selama bulan Ramadhan. Diharapkan
stasiun televisi menayangkan acara-acara yang mendukung atmosfer yang
baik ketika umat Islam memasuki bulan puasa.

"Semua informasi televisi haruslah bermanfaat," kata Menteri
Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh dalam Forum Diskusi Majelis
Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Rabu (29/8).

Menurut M Nuh, televisi hendaknya bisa menayangkan acara yang
disebutnya mengandung unsur 3E1N, yaitu education, enpowerment,
enlightenment, dan nationalism.

Education maksudnya semua informasi yang ditampilkan harus bisa
berfungsi edukasi. Bangsa Indonesia bisa menjadi besar kalau
terus-menerus sadar bagaimana mendidik dirinya. Sementara melalui
unsur enpowerment stasiun televisi harus bisa memberdayakan penonton.
Apalagi tahun depan adalah satu abad Kebangkitan Nasional. Jadi, kata
M Nuh, masyarakat kita harus diberdayakan.

Adapun unsur enlightenment atau pencerahan, menurut M Nuh, adalah
senjata saat menghadapi persoalan rumit karena setiap saat bangsa
Indonesia menghadapi masalah. Dalam konteks ini, pencerahan menjadi
kata kunci.

"Semua itu kemudian dikemas dalam konteks nasionalisme. Kalau ini bisa
kita bangun, fundamental kokoh, bisa dimanfaatkan langsung oleh
masyarakat dan punya visi jauh ke depan, bangsa Indonesia akan lebih
baik," kata M Nuh.

Terkait datangnya bulan suci Ramadhan, Wakil Ketua MUI Din Syamsuddin
berharap insan televisi bisa menjadikannya momentum untuk ikut
membantu pembentukan akhlak bangsa.

"Kami akan berterima kasih sekali pada televisi kita yang telah
menayangkan siaran-siaran televisi dari sahur ke sahur. Tapi, kami
juga berharap program Ramadhan bisa membangun akhlak bangsa," kata Din
Syamsuddin.

Perlu tindakan keras

Masih maraknya tayangan-tayangan yang tidak mendidik juga memancing
reaksi Joko Susilo, anggota Komisi I DPR. Menurut dia, kini sudah
saatnya memberikan tindakan keras atau semacam shock therapy kepada
pengelola stasiun televisi atas tayangan-tayangan mereka yang
merugikan, bahkan membodohi masyarakat.

"Menurut saya sudah harus ada tindakan terhadap televisi karena memang
sudah merusak bangsa. Perlu ada sanksi keras. Sekarang ini sepertinya
pemodal televisi sudah sangat kemaruk," kata Joko Susilo. Ia bahkan
menilai, standar etika sudah tidak ada lagi dalam tayangan televisi di
Indonesia. (lok)



Kirim email ke