--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, stephanus Mulyadi 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>Yang menjadi topik kita adalah "Fakultas Pertanian Sepi Peminat, 
sehingga
dikhawatirkan di masa depan Indonesia kekurangan ahli pertanian". 
Dan ini
menjadi keprihatinan dan kekhawatiran para mahasiswa Fak.Pertanian 
dan Menteri
Pertanian, sampai-sampai menemui Presiden.
--------------------
minat yg sepi itu biasa, sesuai dgn mekanisme pasar, yaitu jika 
banyak permintaan, gaji tinggi orang2 berbondong2 masuk jurusan tsb 
entah itu pertanian, akuntan, komputer.  
jika permintaan tenaga itu sepi, maka fakultas nya pun sepi.  
itu hal yg biasa nggak perlu dikuatirkan. 
yah kalau mau fakultasnya ramai, bagaimana meninggikan permintaan 
akan alumni, itu saja.
jangan tanya sama saya bagaimana caranya.  
-----------------------
>Pertanyaannya adalah: mengapa fakultas pertanian sepi peminat?
Kalau Indonesia terkenal dengan sebutan negara Agraris, mengapa 
justru bidang
pertanian di Indonesia tidak begitu banyak diminati oleh anak-anak 
muda?
--------------
kan udah dibilang kalau mau rame, yah kalau ada perusahan yg mau 
menggaji sarjana pertanian 10 juta pasti ramai itu fakultas.  
nggak ada hubungan mau  agraris kek  mau negara industri kek. 
walau negara agraris kalau sarjana nya digaji kecil  mau ngomong 
apa. 
------------------------------
>Mengapa sarjana pertanian di Indonesia sampai nganggur (kalau ada), 
sehingga
perlu beralih ke bidang lain yang bukan keahliannya?
Mengapa sektor pertanian di Indonesia tidak maju-maju?
dll.Inilah beberapa pertanyaan orang yang belum mengerti seperti 
saya, yang perlu
dicerahkan oleh para pakar, antara lain oleh orang seperti pak Sohib.
Mohon pencerahannya.
Salam
Mulyadi
--------------------------------------------------------
wah itu tugas pakar di departemen pertanian,departemen tenaga 
kerja,  dan juga katanya  ipb.  
mereka2 itu kan udah digaji oleh rakyat yah biarlah mereka 
menjalankan tugasnya mencari sebab mengapa pertanian kagak maju2.  
entar mereka kalau diberi tahu, mereka keenakan, makan gaji buta. 
sebetulnya saya hanyalah pakar singkatan pandai kelakar (pandai 
guyon) 
kepala orang di deptan, fao, undp sampe pada botak2 juga kagak bisa 
memajukan pertanian di indonesia, apalagi saya. 

Kirim email ke