Pak Haniwar, saya ikut nambahi yaaa.... ....... - di masyarakat (agamis) resah dan terjadi tarik ulur bahwa pemimpin itu harus lelaki atau perempuan - kemudian negeri kita benar-benar menjadi terkenal ajang operasi intelejen luar-dalam, karena konspirasi bomb-bom-an sampai yang terdahsyat BOMB BALI - para turis lokal maupun asing diberi warning, hingga kemudian pemasukkan devisa sektor pariwisata merosot tajam, bodon saja mestinya nilai tukar dolar atas rupiah melonjak tajam (saya yang di LN merasakan sekali), bursa efek bergejolak... - Indosat dimiliki Singapore, sehingga hak kebebasan rakyat mudah dipelototin dan kedaulatannya megap-megap kembang kempis...
Akhirnya memang apa boleh buat, karena memang nasionalisme di negeri kita diarahkan menjadi sekuler...sejak dari bapak beliau...yach...akhirnya pasrah "nrimo" dibelenggu...., tapi masih besar harapan koq..., bangsa taguh.....!!! hehe...(maaf antiparadoks...) kcn,- -------------------- Haniwar Syarif <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Nambahi lg ah... iseng.. jika mau bandingkan sby dgn mega harus dgn waktu yang sama.. ( mega cuma kuasa 3 tahun, termasuk 1 tahun sibuk pemilu , netto 2 tahun, SBY sdh lebih drai 2 tahun) ). kalo lihat dua tahun pertamanya SBY, wah inflasi tinggi, SBI tinggi, kemiskinan bertambah .. Mega pintar cari pembantu , makanya kabinet nya nggak ganti ganti.. termasuk orang pintar yg dia pilih adalah SBY dan JK. SBY terpaksa gonta ganti krn yg dipilih banyak yg jelek, seperti Aburizal gagal jd menko ekuin, belum lg menperin nya, stabilitas ekonomi hancur, baru setelah dipasang orang eks mega lagi, Budiono jadi lumayan lagi. Sesungguhnya pengadilan thd orang parlemen di mulai di jaman Mega, degan diadilinya orang dprd di Sumatra Barat. Gubernur yg mulai diadili adalah Gubernur Aceh yg mulai diproses di jaman Mega.. Sesungguhnya di jaman Mega sdh ada pejabat tinggi yg diadili dan dijatuhi hukaman yaitu Akbar Tanjung, bhw kemudian MA membebaskan itu memang karena salahnya MA, yg dari awal Mega sebenarnya nggak setuju dgn ketua MA yg terpilih itu. KPK di bentuk di jaman Mega, shg sebenarnya penegakan hukum sudah dimulai di jaman Mega, sayangnya dijaman skrg terlihat yg diadili Menteri Agama dan Menteri Periikanan yg sebenarnya kesalahan dalam dana non budgeter bukan saja salah dari dulu bahkan masih ada sekarang, tapi yg bukan eks pemerintahan Mega dilindungi.. Kalau seandainya Mega kemarin terpilih lagi.. pastilah keadaan lebih baik dari sekarang... ( yang ini susah di buktikan sekaligus susah di bantah smile,,) Yang jelas ... stabilitas makro itu kuno.. dan sudah tercapai di jaman Mega.. , Kestabilan di Aceh, krn GAM sdh hampir habis ditumpas Ryamizard, shg mau berunding damai. dan para perunding itu memang melanjutkan tugas dr Mega kpd menko kesra saat itu Yusuf Kalla. Jangan jangan sekarang pada kaget ,barutahu, bhw di jaman Mega ternyata inflasi rendah,. nilai dolar yg 9 ribuan, jumlah orang miskin turun, harga saham yg lompat lebih dari 2 kali lipat juga telah terjadi dijaman Mega.. Soalnya Mega nggak gemar tebar pesona.. Yang mau tahu harus cari tahu sendiri.. Bukan spt sekarang baru ada hasil dikit .. lalu tepuk dada.. eh salah lagi datanya... itu data jaman Mega. Yang paling menggelikan ketika kemarin ada yang teriak.. Penemuan kotak Adam Air adalah hasil membanggakan bangsa Indonesia....!!! Nanti ada lagi yang akan teriak.. kita sudah bisa pakai PLTN lebih dulu dari tetangga kita... Wooww. Salam Haniwar