Seperti pernah saya infokan beberapa waktu lalu, di UI setidaknya ada aturan yang membolehkan lulusan S1 langsung ambil program S3 tanpa lewat S2. Syaratnya, lulus S1 cum laude (IP di atas 3). Syarat SKS yang mesti diambil memang sedikit lebih banyak, tapi secara keseluruhan dia bisa selesaikan S3 lebih cepat dan lebih lancar (tanpa mesti tulis tesis S2 dulu) daripada yang lewat program S2. ST yang di zaman Akbar Tanjung disebut "Insinyur" itu sama-sama dihargai sebagai gelar S1. Kalo liat ceritanya Akbar, di UGM pun tampaknya ada mekanisme yang membolehkan lulusan S1 langsung ambil S3. Jadi, bukan karena gelarnya Akbar disamakan dengan gelar S2. Tapi, saya bisa saja keliru. Mungkin kawan-kawan dari UGM bisa cerita lebih banyak? manneke
ARVI <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dalam wawancaranya dengan Suara Pembaruan tgl 23 September 2007 hal 2, Akbar Tanjung yang ditanya "Apakah program ini (maksudnya program Doktor by Research yang diraihnya di UGM tgl 1 Sept 2007) memang tidak mempersyaratkan S2, mengingat Anda belum menempuh program S2"?. Akbar Tanjung menjawab "Kalau saya kan dari Tehnik zaman dulu yang lulusannya disejajarkan dengan S2. Waktu saya kuliah kan masih pakai sistem lama (bukan SKS, sistem tingkat, Red). Dulu itu orang kalau selesai sekolah (S1) bisa langsung ambil S3. Itu kalau lihat ijazah saya". Mungkin ada rekan rekan di FPK yang mengetahui apakah memang lulusan Ir (ST) seangkatan Akbar Tanjung memang disamakan dengan S2? Hardjo [Non-text portions of this message have been removed] --------------------------------- Ask a question on any topic and get answers from real people. Go to Yahoo! Answers. [Non-text portions of this message have been removed]