Uda Radityo,

YOU GOT IT, BRO!!!!!!

Salah kita sendiri.

Punya sistim yang sangat corrupt, eh nyalahin orang laen.

Wake up brothers. Can you smell coffee, uh?

STOP BLAMING OTHERS. Urusun rumah tangga diatur dulu.

You messed up. You better clean your S _ _ T first.

salam,
sensei deddy mansyur
university of houston
www.uh.edu/shotokan

PS:
Saya bisa memperpanjang SIM saya lewat on line di Texas.
NKRI = Negara KORUPSI Republik Indonesia

----- Original Message ----- 

Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Hak paten di Malaysia vs Indonesia


> Saya baru dengar kabar dari seorang teman di Kuala Lumpur, Malaysia. Di 
> sana para pembuat tempe, tahu, dan juga batik kebanyakan pendatang dari 
> Indonesia, tepatnya dari Pekalongan. Walau berskala UKM (Usaha Kecil 
> Menengah), namun produk mereka ramai dibeli orang Malay, termasuk 
> komunitas Indonesia yang mukim di sana.
>
> Di Malaysia, tiap produk yang dikemas wajib dipatenkan. Dan untuk 
> mendapatkan hak paten tersebut, amatlah mudah dengan birokrasi yang tak 
> berbelit-belit. Semua online. Misal Anda mau mematenkan Tempe Merk "Java", 
> lalu dicek di database ternyata belum ada yang mengklaim, Anda bisa 
> langsung dapat hak paten atas merk tersebut. Tentu saja database tsb tidak 
> bisa me-link data dari Indonesia yang birokrasinya serba tertutup dan 
> amburadul. Mungkin juga data paten belum di-on-line-kan.
>
> Begitu juga kalau Anda punya lagu-lagu, karya cipta seni, film, lukisan, 
> buku dan lain sebagainya, wajib dipatenkan. Pendeknya, Malaysia sudah 
> menerapkan birokrasi yang modern, sedangkan Indonesia masih model barbar 
> karena mau KKN terus.
>
> Bagaimana dengan Indonesia? Jauh panggang dari api.
>
> Kesimpulan: Birokrasi paten mematen harus segera dibenahi. Wajib online, 
> sehingga masyarakat dapat mengaksesnya tanpa harus mondar-mandir ke kantor 
> Dirjen Paten! Kalau tidak, negeri ini akan terus terpuruk....

Reply via email to