iscab:

Sorry, top posting.

Kawan Anton, detektor hantu digital buatan Jepang tersebut
menggunakan sensor respon biometrik pada kulit. Dugaan saya sensor
tersebut mengukur gaya tegang pada kulit ketika bulu kuduk berdiri.
Tapi bulu kuduk berdiri bukan hanya karena hantu, bisa saja karena
demam, sakit perut, dll. Selain itu, berarti alat ini terkontaminasi
dengan respon tubuh pemakai.

Jika dibaca lagi, ada sensor turbulensi elektromagnet, sensor cahaya,
dan sensor panas. Tidak disebutkan sensor panas seperti apa. Apakah
mengukur suhu tubuh pengguna alat atau suhu ruangan. Tidak disebutkan
pula rentang frekuensi pada sensor cahaya dan sensor elektromagnet.
Yang jelas semakin lebar rentang frekeunsinya, seharusnya alat
semakin mahal. Jadi alat tersebut bersifat multisensor.

Untuk menangani alat multisensor tersebut digunakan algoritma
kompleks (menurut penjual). Diduga mengandung algoritma fuzzy
clustering, mengingat orang Jepang senang membuat alat elektronik
yang mengggunakan Fuzzy Logic.

Ada satu pertanyaan lagi. Setiap alat ukur pasti punya ketelitian.
Nah informasi mengenai seberapa presisi alat tersebut seharusnya juga
ditampilkan. Kalau tidak, alat ukur tersebut pasti tidak lolos
standar.

Idenya menarik, tetapi banyak metode yang bisa dipertanyakan secara
ilmiah.

Sebetulnya di Indonesia juga ada hal-hal menarik tentang hantu yang
bisa diteliti secara ilmiah.
Aku teringat Dunia Lain (Trans TV) menggunakan kamera infra merah
untuk memperoleh gambar penampakan. Apakah itu hantu atau bukan kita
tidak tahu. Ilmuwan cuma tahu kalau itu hanyalah penampakan.
Aku juga teringat Ekspedisi Alam Gaib (waktu itu masih TV7)
menggunakan Digital Image Processing, terutama image enhancement,
untuk memperoleh gambar penampakan yang lebih baik.

Sebagai sarjana sastra listrik, semua hal yang bisa dihubungkan
dengan gelombang elektromagnetik, pasti bisa diteliti dan diolah.


Condro



--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, "anton_djakarta"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Otak Jepang emang luar biasa, tapi masih kalah sama otak Jawa....
>
> Kakek buyut saya punya pedang kecil (kira-kira setengah meter) yang
> kalo ada setan, maka pedangnya akan bergetar walau di dalam sarung
> sekalipun, dulu waktu kecil pedang itu disimpan di lemari sama
Bapak
> saya, saya sering dengar di dalam lemari yang menyimpan pedang itu
> bersuara gaduh.
>
> Sebenarnya nggak usah pake Baketan juga bisa, pake aja alat natural
> namanya bulu kuduk, kalau tiba-tiba bulu kuduk kita berdiri dan
kita
> sedang tidak berpikir seram atau membicarakan hantu, maka
dipastikan
> ada hantu lewat, apalagi kalau udah bau melati. Dan jangan salah
> kalau ini bisa saja terjadi di tempat yang ramai.
>
> ANTON

Kirim email ke