He, he he, Nampaknya Dik Haaniwar lagi "sebel". Revolusi menurut guru saya yang . bernama Bung Karno adalah "penjebolan" dan "pembangunan" dalam waktu yang berlangsung terus . Harus dilakukan dengan cepat dan perubahannya bersifat fundamental. Memang revolusi tidak harus berdarah-darah. Pengeroyokan oleh massa , atau bentraok antar pendukung calon dalam Pilkada bisa berdarah darah dan jatuh korban tewas. Tetapi itu bukan revolusi. Ada peluang berevolusi yang hampir pasti tidak menumpahkan darah yaitu "Meninggalkan kebiasaan/"budaya" korupsi. Kalau semua lapisan bangsa Indonesia ini mau. Bayangkan saja kalau sejak besok pagi dan seterusnya setiap orang yang mengaku bangsa dan atau warganegara Indonesia memutuskan dan ditindak lanjuti dengan sikap dan perbuatan tidak melakukan korupsi dalam bentuk apapun. Itu adalah sebuah "Revolusi Besar"!. Tidak ada darah yang mengalir setetespun tetapi hasilnya akan merupakan "anugrah raksasa" bahi bangsa ini. Masalahnya apa mereka yang terbiasa hidup dengan lebih baik dari yang semestinya mau mengorbankan "privelege" nya. Biar perjuangan penyadaran bangsa ini sangat berat dan muskil tetapi semangat tukang kompor tidak boleh padam. Salam perjuangan Tjuk Kasturi Sukiadi
arti revolusi itu perubahan dgn cepat.... nggak harus berdarah darah banyak ... kalau dikit kan nggak papa.. lha tiap hari juga ada darah mengalir.. ada revolusi hijau ada revolusi dibidang IT.. yg nggak berdarah darah.. kalau perubahan lambat namanya evolusi misal dr kera sampai jd orang bgt kata Darwin.. soal banyak korban atau tidak.. atau berapa banyak korban.. tidak harus berhubungan langsung dgn kata revolusi// kita ini alon alon asal kelakon.. yang lain jalan lebih cepat akhirnya ketinggalanterlalu jauh.. Salam Haniwar