Pak Fransiskus, Wah sayang sekali kalau bapak hanya menyatakan opini akan "cover Tempo" nya saja. Soalnya ISI (berita-berita) dari Tempo edisi tersebut cukup bagus. Dan saya selalu membaca TEMPO setiap minggu. Karena kantor kami berlangganan edisi berbahsa Indonesia dan juga edisi bahasa Inggris. Jadi kami selalu bergantian membacanya. Salam, Yuli
fransiskus pascaries heryoso <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Selamat kepada TEMPO yang telah berhasil menjadikan para ormas Katolik sebagai MARKETING GRATISAN. Yah, jelas. Pasti akan ada banyak orang (yang senang atau sebaliknya, marah) yang bakal beli edisi itu. Buat ormas2 itu, saya usulkan untuk minta duit ke TEMPO sebagai kompensasi, karena telah membantu tim MARKETING TEMPO. Saya katakan ini, karena saya TIDAK YAKIN majalah sekelas Tempo LALAI dalam memperhitungkan dampak lanjutan dari tampilnya cover seperti itu. Justru ini sudah sangat, sangat, sangat diperhitungkan... Saya juga heran, kenapa sih ormas2 itu justru ngurusi hal2 kayak gitu. Meminjam istilah Gus Dur (kalau tidak salah), Tuhan tidak perlu dibela!!! Lebih baik, ormas2 itu mikir bagaimana persoalan bangsa ini !!! Tetapi, saya apresiasi aksi mereka yang tidak disertai kekerasan seperti... hmm, kita semua tahu lah (siapa yang suka pake okol, timbang akal). Note: Saya tidak akan baca TEMPO edisi itu, karena tidak mau terprovokasi TEMPO... hehehe.