Kemarin saya duduk bersama undangan BiNUs mendengarkan CEO HM Sampoerna, Mr.
King.

Setelah pengambil alihan Philips Morris, tahun 2004, telah berhasil
didirikan 12 Pabrik Rokok Baru.

Luar Biasa!

Bandingkan dengan komoditi baru, terutama Penerbitan Buku Pelajaran yang
malahan sedang menuju jurang kematian karena tidak didukung pemerintah.

Sebagaimana Anda ketahui, Pemerintah telah dan akan membeli Copy Right (Hak
Cipta) dari para Penulis Buku Pelajaran.

Naskah yang dibeli hak ciptanya kemudian di digitalkan agar bisa di download
di rumah dan Sekolah yang sudah punya internet & Komputer.

Naskah yang sudah dibeli oleh Pemerintah boleh juga diminta oleh siapa saja
untuk dicetak dan diperjual belikan secara bebas ke sekolah-sekolah termasuk
oleh Guru dan Komite Sekolah.

Sebaliknya, semua produk Penerbit Swasta, termasuk yang sudah lulus
penilaian Mendiknas dilarang diperjual belikan di Sekolah. Silahkan
menghubungi Toko Buku sebagai tempat berjualan.

Akan tetapi Milik pemerintah silahkan di jual di sekolah.

Bayangkan Rokok dikonsumsi 23-24% anak Indonesia (Pojok Kompas 23/02/2008),
tidak dilarang oleh Menteri. Lalu Buku Pelajaran dilarang dijual di Sekolah
untuk menghindari Harga Mahal dan Monopoli. 

 

 

 

  _____  

From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Fuad Baradja
Sent: Monday, February 25, 2008 9:38 PM
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Iklan Rokok Dilawan

 

Sebenarnya saya malas menanggapi treat yang satu ini , karena hanya
marupakan mitos yang selalu dikunyah kunyah oleh pemerintah disini .
Rokok tidak laku , pabrik rokok bangkrut , akan ada PHK dsb itu adalah mitos
yang dihembuskan oleh industri rokok kepada pemerintah yang kurang mengerti
masalah rokok.
di 160 negara yang meratifikasi traktat penanggulangan masalah rokok dunia ,
yang dikenal dengan FCTC , tidak ada satupun pabrik rokok yang bangkrut.
ekonominya fine fine aja . padahal tidak semua negara negara itu kaya .
Contohnya , Laos , Kamboja , Vietnam , Mianmar , Nepal , Bhutan bahkan Timor
Leste , semua sudah meratifikasi FCTC.
Indonesia adalah satu satunya negara di Asia Raya yang tidak
meratifikasinya.
Kalau anda mengatakan , kalau merokok dilarang akan ada PHK , trus gak ada
pertandingan bola , hidup kembali sepi dsb , itu tidak akan terjadi.
Pertama yang harus anda tahu adalah : TIDAK AKAN ADA LARANGAN MEROKOK.
Di seluruh dunia TIDAK ADA LARANGAN MEROKOK .
Jadi jangan takut gak bisa merokok lagi bung.yang dilarang itu kalau
perilaku merokoknya membahayakan orang lain
Liga Indonesia disponsori industri rokok , bukan karena hanya industri rokok
yang mampu , tapi karena yang lain tidak diberi kesempatan . karena industri
rokok sudah berdiri paling depan dengan uang yang sangat banyak , nyaris gak
pakai seri , sehingga sponsor sponsor yang lain gak kebagian .
Buktinya , diseluruh dunia , hanya terjadi di Indonesia event event seperti
itu disponsori oleh industri rokok . karena memang gak nyambung . lha wong
olah raga butuh stamina sementara rokok menghancurkan stamina.
Jadi sekali lagi jangan khawatir bung.
Salam buat teman teman di Papua. 

Reply via email to