Dr Kartono yth,
Terima kasih atas tulisan ttg NAMRU-2 yang obyektif. Sebagai seorang yang 
bekerja di bidang riset saya memang "terganggu" dengan berita2 ttg NAMRU-2 yang 
lebih banyak dibahas dari sisi politik nya daripada segi keilmuannya. Moga2 
tulisan Bpk bisa membuat publik melihat masalah ini dari 2 sisi.
 
 
Salam,
Endang
 


To: [EMAIL PROTECTED]: [EMAIL PROTECTED]: Tue, 29 Apr 2008 03:32:14 
+0000Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Heboh Soal Namru




Oleh Kartono 
Mohamadhttp://www.kompas.com/kompascetak.php/read/xml/2008/04/29/00190847/heboh.soal.namruSejak
 Perang Dunia I, terutama setelah Perang Dunia II, garispertahanan Amerika 
Serikat tidak berada di wilayahnya sendiri, tetapijauh dari daratan AS. Dengan 
demikian, musuh tidak akan dapat menjamahdaratan AS.Caranya dengan membangun 
pangkalan-pangkalan militer dan menempatkankekuatan militernya di 
wilayah-wilayah negara lain, terutama kekuatanlaut dan marinir. Maka, dikenal 
ada Armada I (daerah Panama dulu),Armada VI (di Timur Tengah), dan Armada VII 
di Asia Pasifik. Karenaitu, mars Marinir AS diawali dengan kalimat ”From the 
hall ofMontezuma, to the shore of Tripoli”.Membawa risikoPenempatan kekuatan 
militer di negara-negara lain, terutama daerahtropis, membawa risiko 
tersendiri. Mereka akan terpapar denganberbagai penyakit yang tidak ada di AS, 
yang mungkin dibawa pulang danmenyebar di AS.Untuk itu, mereka mendirikan 
pusat- pusat penelitian kedokteran diwilayah-wilayah itu, diberi nama Naval 
Medical Research Unit (Namru).Kalau tidak salah, pada awalnya ada tiga Namru. 
Tetapi, kini tinggaldua, yaitu Namru 1, berkedudukan di Cairo untuk mempelajari 
berbagaipenyakit di wilayah Afrika dan Timur Tengah, dan Namru 2 terletak 
diJakarta sebagai pusat penelitian mereka mencakup wilayah Indonesia,Filipina, 
Malaysia, Vietnam, Thailand, Kamboja, Laos, bahkan mungkinsampai Sri Lanka atau 
Nepal.Dalam panduan (manual) untuk perwira medis AL-AS (US Navy MedicalOfficer) 
ada bab tentang medical intelligence. Kata intelijen memberikonotasi mata-mata. 
Namun, panduan itu mengatakan, para perwirakesehatan AL harus mengenali 
berbagai penyakit di wilayah pasukanditempatkan. Data-data itulah yang 
dikumpulkan oleh Namru. Jadi, tidakada kaitannya dengan spionase atau 
mata-mata.NaifYang mempunyai unit penelitian kesehatan di militer bukan hanya 
AS.Singapura mempunyai Defence Medical Research Unit, yang melakukanpenelitian 
berbagai penyakit yang dapat ”menyerang” penduduk Singapuraserta menyusun 
strategi penanggulangannya jika penyakit semacam itumasuk ke Singapura.TNI juga 
mempunyai lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) yangdi dalamnya ada 
unit penelitian kesehatan. Dulu litbang kesehatan TNIAL (dulu ALRI) melakukan 
penelitian tentang efek udara tertutup dikapal selam bagi kesehatan awak kapal 
serta mencari suhu optimal untukbekerja di kapal selam.Atas keadaan itu, 
ungkapan Menkes Siti Fadilah yang mengatakan,”penelitian kesehatan, kok, di 
bawah militer” terasa naif. Sebagaipeneliti, ia seharusnya memahami, militer 
pun boleh melakukanpenelitian di bidang kesehatan sesuai dengan kepentingan 
mereka.Mengingat Namru merupakan bagian AL AS, dulu mitra kerjanya yangterdekat 
adalah TNI AL. Penelitian yang dilakukan dalam kerja samadengan TNI antara lain 
penelitian malaria di Papua yang bukan hanyadengan TNI AL (Lantamal V), 
melainkan juga dengan TNI AD, pada awaltahun 1990-an.Dari penelitian itu 
diketahui seberapa besar parasit malaria di Papuayang sudah kebal terhadap 
obat-obat antimalaria yang konvensional.Kalau tidak salah, hasil penelitian ini 
juga dilakukan bersamaLitbangkes dan P2MPLP Depkes yang menghasilkan perubahan 
kebijakanobat antimalaria Depkes dan diagnosis cepat untuk malaria (Rapid 
Test).Maka, juga amat naif jika dikatakan, Namru 2 tidak bekerja sama 
denganlembaga Pemerintah RI. Yang juga disayangkan adalah mengapa parapejabat 
Depkes yang terlibat kegiatan Namru, seperti Litbangkes danP2MPLP, tak memberi 
masukan kepada Menkes sehingga beliau tidakmengambil kesimpulan terlalu cepat. 
Sebab, banyak kegiatan Namrulainnya yang dilakukan bersama Depkes, selain 
dengan berbagaiperguruan tinggi.SpionaseCerita tentang spionase ini menarik dan 
penuh thrill. Bahwa Namru bisadijadikan tameng kegiatan spionase, bisa-bisa 
saja. Yang aneh adalahbeberapa pejabat yang dulu berkuasa di bidang intelijen 
baru sekarangmelemparkan tuduhan atau dugaan, padahal Namru 2 sudah lebih dari 
20tahun ada di Indonesia.Menjadi pertanyaan mengapa saat mereka menjabat tidak 
melakukantindakan jika memang menemukan bukti bahwa Namru 2 melakukan 
kegiatanspionase.Kegiatan spionase negara asing terhadap tuan rumah bukan hal 
baru dandilakukan melalui berbagai cara. Tidak hanya dengan menggunakanlembaga 
resmi. Jepang dulu menggunakan tukang potret, penjual mainan,dan pedagang kecil 
untuk memata-matai Belanda di Indonesia. Bahkan,kini menggunakan teknologi 
canggih, seperti satelit dan lainnya. Bukantidak mungkin Israel mempunyai spion 
di Indonesia. Pejabat intelijenIndonesia tentu mafhum dengan berbagai cara 
spionase itu. Menjaditugas lembaga kontra spionase Indonesia untuk melakukan 
tindakan jikadiketahui ada spion asing memata-matai Indonesia. Bukan 
hanyaberbicara setelah lepas dari jabatan itu.Mungkin ada baiknya, secara 
terbuka para pejabat tinggi negaraberkomunikasi dengan Namru 2, menanyakan 
hasil penelitiannya, apa yangsudah mereka sumbangkan untuk Indonesia. Ada 
baiknya juga ditanyakankepada peneliti Indonesia yang bekerja, atau pernah 
bekerja sama, ataudibantu Namru. Jangan lupa, Namru adalah lembaga penelitian, 
bukanpenindakan. Jadi, jika saat KLB Demam Berdarah, yang ditanyakan 
kepadaNamru adalah sumbangan apa yang mereka berikan kepada Depkes 
dalammendeteksi atau mengantisipasinya. Sementara penindakan ataupencegahan KLB 
menjadi tanggung jawab Depkes. Jangan sampai ucapanpejabat tinggi itu bak 
menepuk air di dulang tepercik muka sendiri.Sebelum mengambil keputusan tentang 
Namru, ada baiknya dibuat neracaplus- minus bagi dunia kesehatan dan kedokteran 
Indonesia tanpadiselimuti kebencian atau memanfaatkan demi popularitas. 
Kebencianterhadap AS, terutama pemerintahan di bawah Bush, dapat 
dipahami.Namun, kebencian jangan berlebihan karena bertentangan dengan 
ajaranagama.Kartono Mohamad Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter 
Indonesia 






_________________________________________________________________
Help Splitzo Sally Before It’s Too Late! 
http://www.thegirlwhosplitinto5.com/

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

=====================================================
Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS :

1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM)
3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota
4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED]

KOMPAS LINTAS GENERASI
=====================================================
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to