[Mudah"an diloloskan di milis, Pak Mod]

Dear FPK-ers..

AFAIK, fokus menkes adalah soal kesehatan.. bukan soal kelaparan/busung
lapar..
Jadi menkes juga harus memikirkan soal kesejahteraan dan pangan
rakyat/publik?
Kemana pejabat/menteri lain (menko kesra, sosial) bahkan presiden kita?

Logikanya gini deh.. berapa sih anggaran menjaga/merawat kesehatan di rumah
tangga
kita? Kemungkinan terbesar anggaran terbesar kita adalah soal makan plus
hutang".. :-)
Penyebutan 'teori konspirasi' sebagai tanggapan atas apa yang menkes
lakukan, rasanya
hanya simplifikasi saja..

CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

02/05/2008 10:41 WIB
Kolom
Protes Seorang Dokter Lugu
Fitraya Ramadhanny - detikcom




*Jakarta* - Serius banget. Begitu yang terasakan dalam jumpa pers di Kedubes
Amerika Serikat (AS) soal Namru. Kali itu podium tidak dipakai. Tidak
seperti biasanya. Duta Besar Amerika, Wakil Duta Besarnya, Direktur Namru
dan ilmuwan Namru menempati meja panel dengan 5 bangku.

Hari itu, para wakil dari negara adidaya AS itu, membantah habis-habisan
soal tudingan intelejen, mandegnya MoU serta berondongan pertanyaan soal
kekebalan diplomatik yang aneh bagi Namru.

Tensi Dubes Cameron Hume sempat naik saat dicecar soal kekebalan diplomatik
ilmuwan laboratorium Namru. Namun, pada akhir minggunya, lebih banyak lagi
dokumen-dokumen yang terungkap mengenai apa dan siapa Namru, yang tentunya
mengagetkan banyak pihak.

Di luar itu, diskursus Namru berkembang melebihi soal flu burungnya sendiri.
Menkes Siti Fadilah Supari mengkritik dominasi perusahaan farmasi kapitalis
di belakang riset flu burung. Bisnis milyaran dollar yang menanti pada detik
pertama vaksin H5N1 terbaru telah siap.

Orang banyak yang bilang itu menteri nggak ada kerjaan, lugu banget, polos,
kaya nggak tahu kapitalis, cari ribut, kaya nggak ada tugas lain, masih
banyak masalah kesehatan lain dan seterusnya.

Terlepas dari gayanya yang ceplas ceplos, saya memahami pikiran Ibu Menkes.
Menkes kita itu seorang dokter. Ayah saya juga dokter. Saya sangat memahami
pikiran mereka. Mereka punya pola pikir sama sebagai individu yang
mendedikasikan diri untuk keselamatan manusia.

Mereka hanya berpikir sederhana, kenapa orang yang paling sakit justru
kesulitan mendapatkan obat? Indonesia dan Vietnam kehilangan ratusan
penduduknya akibat flu burung. Namun vaksin sudah diborong habis
negara-negara besar. Negara berkembang harus membeli sangat-sangat mahal
sebuah vaksin yang virusnya diambil dari dalam rumah mereka sendiri.

Seorang dokter tidak bisa menerima logika seperti itu. Maka dia pasti akan
protes, walaupun dia berhadapan dengan kekuatan kapitalis yang berlindung di
belakang
tekanan politik negara-negara besar.

Menkes dikritik berteori konspiratif. Menurut saya, sangat tidak mungkin
Menkes memakai teori konspiratif. Menkes adalah orang yang pernah menaruh
harapan pada WHO, dan WHO lebih memilih negara-negara maju yang memberi
suntikan dana.

Maju terus Bu Menkes! Rakyat Indonesia bersama anda!


*Keterangan penulis:
Fitraya Ramadhani adalah wartawan detikcom. Tulisan ini merupakan pendapat
pribadi dan tidak menggambarkan sikap/pendapat tempat institusi penulis
bekerja.** ( fay / iy ) *

*Sumber : Detik*


2008/5/1 Natal Hutabarat <[EMAIL PROTECTED]>:

>   Sepakat dengan Pak Wal....
> Omdo menkes kita...
> buktinya banyak yang meninggal karena kelaparan dan busung lapar di
> Indonesia...
> ga usah deh pusing masalah intel dan research penyakit yang tingkat
> kesulitannya tinggi...
> mending liat dulu dan beresin itu masalah kelaparan dan busung lapar..
>
> sok mengurusi yang sulit2... yang mudah ajah ga becus dan ga beres....
>
> aneh memang pemerintah Indonesia ini...
> ngomongnya hebat2 ... tetapi action kenyataannya 0 besar

Reply via email to