Gerakan proklamasi 17 Agustus 1945 lebih digerakkan pada kelompok-
kelompok muda yang radikal dan beraliran kiri (atau memang saat itu
semua gerakan politik adalah aliran kiri?) salah satu pusat kekuatan
itu adalah kelompok Wikana dan kelompok Badio. Kekuatan lain non kiri
hanya kelompok Soebardjo yang malah dekat dengan Wikana dan Kaigun.

Sementara Sarwo Edhie Wibowo, mertua SBY dikenang sejarah sebagai
mesin pembantai kekuatan kiri di Indonesia dalam tataran praksisnya,
dia mesin teror Suharto pada Gestapu 1965. Kemudian juga disingkirkan
oleh Suharto.

SBY menghendaki cucunya lahir pada tanggal 17 Agustus, besannya
nyaris dihadapkan pada terali besi gara-gara kasus BI, dan 17 Agustus
diniatkan sebagai tonggak niat membentuk kesejarahan Indonesia,
sementara sejarah melihat proses 17 Agustus lahir. Dibalik makna-
makna simbol terjadi kejadian, dan seringkali Sejarah hanya
melahirkan Tragedi.

Anton


--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, "Louisa Tuhatu"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Presiden yg satu ini memang penuh dengan seremoni. Buat dia yg
penting adl tampak luar, makanya dia terlihat sangat serba tertata yg
malah tampak artifisial.
>
> Kasihan si calon cucu, masih dlm perut ibunya saja sudah diatur2
sang kakek...
>
> /louisa
>
> /LT

Kirim email ke