Seperti Kang Noer jelaskan sendiri bahwa orang2 PKS adalah orang2 Golkar yang 
membuat partai baru? brarti kecipratan Orde Baru dong?
PRD lahir ketertindaasan oleh Orde baru. sehingga tidak memiliki modal taktis 
dalam pergerakannya.
Sehingga cenderung kawan-kawan merasa jenuh untuk menunggangi kendaraan yang 
jalannya lambat dan tersilaukan oleh kereta kencana yang lebih mewah.

--- On Mon, 9/15/08, Rudi Hartono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Rudi Hartono <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Tanggapan Buat Nur-rohman: Kenapa PRD tidak 
bisa seperti PKS....?
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Monday, September 15, 2008, 5:36 PM

Partai Rakyat Demokratik (PRD) masih tetap eksis sampai hari ini, dan tak 
sedikitpun menanggalkan politiknya yang berporoskan pada sosialisme demokrasi 
kerakyatan (sosdemkra). PRD terakhir, merupakan organisasi pendukung utama 
pendirian partai elektoral, Papernas, yang diproyeksikan menjadi alternatif 
bagi rakyat dalam pemilu 2009, akan tetapi Partai tersebut gagal menjadi 
kontestan pemilu karena berbagai hambatan politik. manuver politik yang 
dilakukan oleh Papernas untuk berada dibawah bendera PBR tidak 
sekonyong-konyong sebagai tindakan pragmatis--- -ketidaksabaran untuk mengecap 
kekuasaan, kelelahan berjuang, atau kehilangan militansi. Pilihan papernas 
untuk berada dibawah banner PBR berdasarkan kesepakatan programatik untuk 
menciptakan sebuah formasi baru dalam konteks politik 2009. Jadi tak sedikitpun 
kita meninggalkan garis politik, ataupun militansi perjuangan. malahan, dengan 
kombinasi aksi massa dan parlementer, PRD bukan saja melahirkan
 formula
  perjuangan yang baru, tapi menemukan medan pertempuran yang baru, yang jauh 
lebih berat.

 PRD menyadari, bahwa arena politik adalah arena pertengtangan semua 
kepentingan sosial, termasuk politik pemilu 2009. jelas rakyat sudah jenuh 
dengan kepemimpinan politik sekarang; sudah jelas bahwa rakyat tidak puas 
dengan model ekonomi neoliberal yang diprojekkan pemerintahan sekarang; sudah 
jelas bahwa rakyat menghendaki sebuah kepemimpinan politik baru dengan haluan 
ekonomi, politik, dan kebudayaan yang baru. itu tanggung jawab PRD; bahwa 
taktik parlementer akan menjadi medan pertempuran bagi kaum radikal, guna 
mendesakkan proposal kekuasaan alternatif-- -tentunya dengan menyingkirkan 
kekuatan lama.

 Platform utama yang ditawarkan PRD kepada seluruh kekuatan politik progressif, 
termasuk Repdem, adalah kemandirian nasional. Yakni sebuah proposal baru 
tentang sebuah pemerintahan progressif yang berani menegaskan kedaulatan bangsa 
atas sumber daya nasional, melindungi kepentingan industri dalam negeri dan 
kepentingan nasional lainnya dari serbuan imperialisme dan korporasi asing. 
Platform ini yang tak dimiliki oleh PKS.

 PKS adalah pendukung pemerintahan SBY-JK, dan juga merupakan partai pendukung 
kebijakan neoliberalisme di Indonesia. PKS mendukung reformasi ekonomi yang 
mengarah pada praktik liberalisasi, yang justru menguntungkan multinasional dan 
segelintir elit. PKS sukses menjadi partai besar karena tidak ada refresi, 
tidak program politiknya yang mengganggu pemerintah ataupun multinasional. 
Politik PKS adalah politik oportunisme, sebuah politik yang ditenggerkan dimana 
saja, asal memberikan keuntungan material dan kedudukan politik bagi kadernya. 
Sehingga politik PKS bukanlah politik progressif, melainkan politik reaksioner 
yang menipu rakyat.

 Dibanding HTI, maka PKS tidak ada apa-apanya. HTI konsisten mengusung 
politiknya, termasuk mengartikulasikan dukungan massanya, tidak demikian dengan 
PKS, yang justru begitu banyak menjual islam untuk mendapat kedudukan, tetapi 
reaktif ketika berkuasa.

 Beberapa hari sebelum ramadhan, semuanya tentu menyaksikan penggusuruan dan 
penertiban PKL oleh Pemda DKI, dengan cara2 tak manusiawi. semua juga pada 
tahu, bahwa partai dominan di DKI adalah PKS, tapi mana komitmen mereka 
membelah rakyat. Sudah banyak orang berjubah menipu rakyat. Cukup Sudah!

 Respect,

 Rudi Hartono

Reply via email to