Nggak perlu jauh-jauh ke Kashiwazaki Kariwa yang ada di antah berantah itu deh pak, lha wong contoh terdekatnya ada di Yogya. Saat gempa kuat Mw 6,4 mengguncang daratan Yogyakarta pada 27 Mei 2006 silam, Reaktor Kartini tetep utuh tanpa mendapatkan masalah yang berarti, baik kerusakan minor maupun mayor. Sementara reaktor ini hanya berjarak 11 km dari lintasan patahan Opak yang menjadi sumber gempa kuat ini. Dan jika mau dibandingkan, dengan jarak episentral yang sama, bangunan modern macam Plaza Ambarrukmo yang ada di dekat Reaktor Kartini justru begitu porak-poranda.
Salam, Ma'rufin ________________________________ From: Chairul Hudaya <www.nuklir.i...@gmail.com> To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Monday, December 22, 2008 11:46:49 AM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Mendukung PLTN dan Risiko. Saya sering melihat orang mempertanyakan kedisiplinan orang Indonesia dalam kaitan dengan rencana pembangunan PLTN, karena sebenarnya mereka tidak tahu apa itu PLTN atau paling tidak membaca berita miring mengenai PLTN. Tetapi apakah mereka tidak tahu bagaimana perangkat safety dari PLTN itu bekerja sehingga membuat resiko itu menjadi sangat kecil? 1. Kalaupun operator pada sebuah control room PLTN katakanlah membuat kesalahan fatal, akankah PLTN tersebut bocor dan mengeluarkan radiasi? Tidak pak, tidak semudah itu. Reaktor PLTN memiliki sistem keselamatan yang secara otomatis dan natural akan beroperasi jika sistem tidak sesuai dengan defaultnya. Jadi faktor kedisiplinan pegawai PLTN sangat kecil sekali membuat PLTN menjadi berbahaya (in terms of radiation explosure), lagipula mereka yang bekerja pada sebuah PLTN tentu adalah SDM-SDM pilihan dengan salary yang juga cukup baik. "Ancaman" terbesar keluarnya radiasi dari PLTN adalah gempa bumi. Namun gempa bumi yang dahsyat di PLTN Kashiwazaki Kariwa 2007 lalu seolah membuktikan kehandalan sistem safety pada sebuah PLTN. Untuk memahami sistem safety PLTN, silakan bisa dilihat video animasi nya disini : http://nuklir. info/reaktor/ teknologi/ the-passive- safety-features- of-the-esbwr. html. Jepang yang juga termasuk dalam kawasan ring of fire, saat ini mengoperasikan 55 unit PLTNnya dengan selamat. 2. Bekerja pada sebuah PLTN itu sama halnya dengan bekerja pada industri migas atau plant lainnya yang memerlukan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Bahkan di Industri migas kemungkinan terjadinya ledakan sangat mungkin sekali terjadi, tetapi dalam sebuah PLTN sangat kecil (bahkan tidak) akan terjadi. 3. Setiap tahap dalam pembangunan PLTN selalu ada inspeksi, tidak hanya skala nasional, tetapi melibatkan IAEA juga. Kalau owner/kontraktor tidak bisa memenuhinya, maka lisence tidak akan diberikan. Banyak tahapannya, mulai dari site permit, construction permit, operation hingga decommisioning. Salam, Chairul